Malam kian larut. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul dua belas malam dan itu artinya sudah beberapa jam Vanesha tertidur di kamar yang sebelumnya dihuni oleh Richard. Vanesha bahkan masih belum menyadari jika ia seorang diri di kamar itu. Richard sudah meninggalkannya begitu saja setelah melepaskan seluruh lahar hangatnya ke dalam rahim Vanesha. Setelah pria itu menghantamnya secara membabi buta, meninggalkan banyak bekas luka lalu membiarkan Vanesha tergeletak begitu saja. Wanita itu tiba-tiba terjaga, merasakan linu di sekujur tubuhnya. Tidak hanya linu, tapi beberapa bagian tubuhnya terasa sedikit perih. “Ri ... Kamu di mana?” lirih Vanesha mencoba memerhatikan sekitar. Wanita itu masih saja berbaring dengan posisi telentang. “Ri, Richard ....” Vanesha terus memanggil Richard, nam