Ami menghempaskan tasnya dengan kasar ke atas ranjang. kepalanya mendidih dan hatinya begitu panas. Perlakuan Jonas terhadapnya membuat Ami begitu berang. “Jonas sudah keterlaluan, Pi. Kalau saja aku tahu ia akan membangkang seperti itu, lebih baik aku biarkan saja anak itu mati ketika di rumah sakit dulunya.” “Mi, kamu tidak boleh bicara seperti itu. Jonas bukan anak kecil lagi yang bisa kita atur sesuka hati. Ia sudah dewasa dan ia berhak menentukan pilihan hidupnya.” Ami mengangkat kepalanya. Ia menatap tajam wajah suaminya yang sudah menatapnya sedari tadi. Jeremy yang saat ini duduk di kursi kayu jati asli di samping ranjang. “Papi, apa yang papi katakan? Apa mami tidak salah dengar? Sekarang papi malah membela Jonas dan keluarga miskin itu?” “Papi tidak membela siapa-siapa, Mi.