Sesampainya di Kantor, seperti biasa Ben di Sibukkan dengan banyakNya dokumen yang Telah tersusun Rapi di Mejanya, memeriksanya setelah itu Menandatangani Nya.
Di detik kemudian Sekretarisnya Jenny Mengetuk Pintu Ruangan bosnya lalu masuk.
"Tuan, Ada yang ingin bertemu dengan anda"
"Siapa?"
"Tuan Jhonson" Ucap Jenny.
Wajah Ben berubah menjadi ketidaksukaan dengan datangnya Orang itu, Siapa lagi Jika Bukan Thomas Jhonson.
"Persilahkan dia masuk" Ucap Ben walaupun sangat malas meladeni Saudara tirinya itu.
Tak lama kemudian Thomas masuk dan Duduk di Sofa depan Meja kerja Ben.
"Ada perlu apa kau kemari?" Tanya Ben tanpa basa basi.
"Apa kau tak menyapa Saudaramu dulu?" Goda Thomas.
Ben terkekeh Pelan
"Apa? Saudara? Apa aku Tak salah dengar?" Ben memicingkan mata dan masih sibuk dengan Dokumen dokumen di depannya.
"Bukankah kita Saudara tak sedarah?"
"Kita bukan Saudara dan Tak sedarah pula, jadi tak usah Basa basi, Katakan saja Apa yang kau Inginkan, Masih banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan, Tak seperti dirimu yang hanya Mondar mandir tak jelas" Ucap Ben sengaja menyindir Thomas agar sadar akan Posisinya.
Thomas sangat geram itu Terlihat dari raut wajahnya yang memerah karena menahan amarah.
"Aku kemari hanya Ingin mengatakan jika aku Ikut Dalam Pengajuan proposal pada Perusahaan Di New York, Perusahaanku juga Akan menjadi Investor Terbesar, di bandingkan Perusahaanmu" Ucap Thomas yang berbalik Menyindir Ben.
Ben Menyeringai Meremehkan.
"Perusahaanmu? Apa aku tak salah dengar? Ayahku masih hidup, selama ayahku dan aku masih Hidup, Itu Bukan Perusahaan siapa siapa apalagi orang seperti dirimu yang sangat Terlihat Tak baik" Ucap Ben.
"Mau menjadi Investor Perusahaan Yang Bergelut dengan Bisnis Raksasa? Silahkan, Aku tak pernah memotong jalanmu, Bersainglah secara sehat" Ucap Ben lagi yang Menyeringai Meremehkan Perkataan Thomas.
"Perusahaan Asing itu membutuhkan Investor yang dapat di ajak kerja sama bukan Personal yang hanya akan Mengambil Untung demi Mengutamakan posisinya serta namanya di Depan Seseorang yang berkuasa" Sambung Ben, Kali ini Thomas lebih banyak diam dan Mendengarkan Perkataan Ben, Dia hanya Tersenyum dan Menyeringai Menyeramkan, wajahnya merah, sangat Merah karena Emosi yang ia tahan begitu Menyesakkan.
"Aku berikan satu Tips buat kamu, Jika kamu Ingin menang melawanku, Bersainglah secara benar dan buat Proposalmu sebaik Mungkin" Ucap Ben lagi.
"Aku tak perduli dengan perkataanmu, Aku Permisi" Ucap Thomas sembari meninggalkan ruangan Ben yang Berukuran besar itu dan pergi dengan Wajah Memerah, Rasanya ia ingin menonjok wajah Ben agar Emosinya bisa Di lampiaskan, Tapi Tidak- Thomas tak Melupakan Niatnya Untuk mengalahkan Ben.
Benar benar tak tau diri, sebenarnya apa niatnya Sampai Ikut campur Urusan Bisnis Daddy. Gerutu Ben.
"Ada apa Ben? Kenapa pagi pagi kau sangat Kesal? Apa Skyla Membuatmu Stress lagi?" Tanya Herry yang Baru saja masuk ke Ruangan Bersamaan dengan asisten Ben.
"Kamu Her? Ada apa kamu kemari?" Tanya Ben tanpa melihat ke arah Herry Juga Asistennya karena masih sibuk dengan Pemeriksaan Dokumen.
"Tuan, Apa anda memanggil saya?" Tanya Jimmy Asisten Ben yang sudah lama bekerja sama dengan Ben
"Pergilah Mencari seseorang yang bisa Di gunakan untuk menyelidiki seseorang" Ucap Ben.
Jimmy lalu menundukkan kepala dan Berjalan Menuju Pintu Dan Bersiap melakukan apa yang di perintahkan Ben padanya.
"Siapa yang akan kamu selidiki, kawan?" Tanya Herry yang sudah duduk di Sofa.
"Siapa lagi, kalau bukan Thomas Jhonson" Ucap Ben.
"Thomas? apalagi yang akan dia gunakan Melawanmu? Bukankah dia Terlihat sangat Berani dalam mengambil Keputusan di suasana Tersulit sekalipun?"
"Itulah yang ku sukai, Menjadi lawan dari Seorang Pemberani, Aku tak akan membiarkannya saMpai memiliki sepersenpun, Pria itu jahat, Mengalahi Monster, Aku harus berhati hati"
"Seperti yang Kukatakan Minggu lalu, Jika Thomas sedang Mempersiapkan Proyek barunya Dan anehnya dia selalu saja melibatkan kamu di Dalamnya" Ucap Herry secara Bersamaan Suara ketukan pintu Terdengar dan terbuka, Jenny Sekretaris Ben membawakan 2 cangkir Kopi hangat lalu membawa ke Meja Ben lalu membawanya ke Herry yang sedang duduk di Sofa.
Setelah Jenny pergi, Ben kembali Membahas apa yang telah di Katakan Herry barusan.
"Aku hanya merasa jika Thomas sedang berusaha mengalahkanku, Aku tau ini perusahaan daddy tapi Perusahaan ini sudah berada di Bawa Kepemimpinanku, Jadi dia tak berhak keluar masuk seenaknya di Kantor ini" Ucap Ben Kesal.
"Dia benar benar musuh yang tak bisa di Tebak" Ucap Herry.
"Kamu ada perlu apa kemari?" Tanya Ben lagi.
"Aku akan menginap di Apartemenmu selama Beberapa hari, Amira harus ke Canada melakukan pemotretan"
"Kenapa harus di Apartemenku? kamu kan pUnya apartemen juga, Memiliki Mansions Keluarga"
"Aku sedang bad mood jika harus pulang ke Mansions, Di apartemen pun aku sendirian, Di Apartemenmu kan, Kita Punya Skyla yang bisa menghibur, Celotehnya Bikin aku Terhibur" Ucap Herry sembari Meneguk Secangkir Kopi yang sudah ada di Hadapannya.
"Kau mau tinggal di apartemen karena ada Wanita aneh itu? Lebih baik kau bawa saja Wanita aneh itu pergi, Aku malah bersyukur jika kau mau Membawanya bersamamu" Ucap Ben Gerutu, Sekilas mengingat Skyla yang kini di Apartemen sendirian.
"Jadi kau Mengizinkanku membawa Skyla pergi? Baiklah, Aku akan menyuruhnya tinggal di Apartemenmu selama Amira tak ada, Jika Amira sudah Pulang aku tinggal Membawa Skyla di Mansions keluargaku"
Sejenak Ben Terdiam, Memikirkan Perkataan Herry barusan.
"Diam kau Herry Albison" ucap Ben Sesekali menahan nafas kesalnya.
"Baiklah, aku akan pulang mengajaK Skyla pergi bersamaku" Ucap Herry yang sengaja membuat Ben kesal.
"Jika kau membawanya, apa kau Tak Stress karena sikap menyebalkannya, apalagi Wanita aneh itu Suka dengan makan" Tanya Ben mencoba Menetralisir suasana.
"Itulah Skyla kawan, dia Menawan ketika dia menyebalkan, Wajah pemarahnya seakan Memiliki Aliran listrik yang kuat, Sesekali aku menatapnya karena lucu, sejenak aku Berpikir sembari Tersenyum, adakah Di dunia ini wanita yang sepolos dia?"
Ben memutar Bola matanya kesal.
"Kau tak perlu membawanya pergi, Aku akan menyelesaikan Apartemen yang sudah ia rusak Passwordnya, aku takut saja Jika nanti Kau makin Stress melihat Tingkah laku wanita aneh itu" Ucap Ben menyalahi semua perkataan Herry.
Herry Tersenyum.
"Apa kah kau juga merasa terhibur, jika Skyla itu Lucu dan Menyenangkan?" Tanya Herry.
"Menyenangkan? Lucu? Hhahahaha, aku seperti ingin Ketawa lepas mendengarnya" Ucap Ben.
Herry menyeringai karena sikap Ben.
"Atau jangan sampai Kau sudaH mulai Luluh karena sikap Menyenangkannya" Sambung Herry.
"Hahaha....Jangan Mulai Membuatku tertawa herry, Aku sudah Gila jika Aku menyukai wanita aneh dan serakus dia" Ben Mencoba Mengalihkan Pembicaraan.
Lagi lagi Herry Tersenyum melihat Tingkah Laku Ben.
"Siapa yang mengatakan jika kau menyukainya? Aku tak mengatakan itu barusan, kau sepertinya Salah menanggapi Ucapanku, kawan" Ucap Herry Dengan Tawa pelannya.
"Aish....Apa kau tak ada kerjaan? Pergilah, banyak yang harus ku kerjakan" Ucap Ben Menyalahi Ucapan Ben, lalu memulai menandatangani Dokumen yang masih di periksanya.
"Oke, aku Pergi" Ucap Herry beranjak dari duduknya dan Melangkah meninggalkan Ben yang masih sibuk dengan Aktifitasnya.
#
Setelah membereskan semuanya, Skyla duduk di ruang keluarga dengan helaan nafas yang sangat panjang karena begitu lelah merapikan segala isi yang ada di Apartemen seluas ini, Bayangkan Semuanya hanya di kerjakan sendiri, Ia pun harus memasak untuk Tuan Bastard yang menyebalkan itu.
Di detik Kemudian secara bersamaan Terdengar suara Bel Pintu, Skyla melihat di Layar, seorang Wanita Setengah baya dan Wanita yang begitu anggung dengan setelan baju yang benar benar Mahal.
Skyla membuka Pintu apartemen lalu Wanita itu masuk.
"Ben tak ada di Tempat Nyonya" Ucap Skyla dengan santun.
"Aku kesini bukan untuk menemui Ben, Tapi menemui dirimu sayang" Ucap Wanita itu dengan tersenyum.
"Kenalkan, Aku Consina Xie Leandro. Ibunya Ben" Ucap Consina dengan menyodorkan Tangannya.
Skyla Meraih tangan itu dengan Santun.
"Saya Skyla, nyonya" Ucap Skyla.
"Jangan Panggil Nyonya, Panggil saja Mommy" Ucap Consina dengan Membelai Dagu Panjang Skyla.
"Tapi__"
"Tak perlu menolak, Tetap Panggil Mommy" ucap Consina Menekankan Kata Mommy pada Skyla.
"Iya Mommy" Ucap Skyla Lantang, Rasanya seperti bertemu dengan Ibunya, Kasih sayang yang di Tunjukkan Consina padanya membuatnya Tersenyum Haru.
#
Setelah memasak untuk makan malam, Skyla lalu menemani Consina yang begitu menyayanginya, sebenarnya Skyla tak tega harus membohongi Consina tentang Hubungannya dengan Ben, Yang sebenarnya Hanya sebatas kesepatakan saja.
"Kenapa kamu harus memasak Sky?" Tanya Consina.
"Ini sudah Tugasku Mom"
"Jangan Terlalu Bekerja, Jika nanti kamu menikah dengan Ben, kamu harus membiasakan diri untuk tak Mengerjakan apapun, Biarkan semua tugas itu di kerjakan oleh Maid" ucap Consina.
Deg. Rasanya Jantung Skyla Terhenti ketika Consina Mengatakan tentang Sebuah pernikahan, apakah Semua ini tak terlalu berlebihan? Menjadi Istri Bastard itu? Menjadi kekasih Pura puranya saja ia sudah sangat Muak dan Bosan, apalagi menjalani sebuah pernikahan tanpa perasaan bagaikan Minum air Tanpa Gelas. Apakah Harus Membohongi semua orang dengan Hubungan yang hanya Berdasarkan kesepakatan ini? Apakah Skyla harus Jujur? Tapi bagaimana dengan Consina yang sudah terlanjur Mencap hal itu.
"Kamu menantuku, jadi Mommy akan Memanjakanmu" Ucap consina lagi.
Satu hal yang membuatnya penasaran.
"Ada yang Ingin saya tanyakan mom" Ucap Skyla Ragu.
"Tanyakan saja sayang"
"Beberapa hari yang lalu, seorang wanita Juga datang ke Apartemen sebelah, Mengaku Jika wanita itu adalah Ibunya Ben, Tapi yang membingungkan, Anda dan Nyonya itu__ Maafkan saya" Ucap Skyla.
"Haha, maksudmu Miranda?" Tanya Consina dengan senyum, menampakkan wajah yang sangat susah di Tebak Skyla.
Skyla mengangguk.
"Kamu jangan meminta maaf, bagus jika kamu menanyakan hal itu, Agar Mommy dapat menjelaskannya, Suatu saat nanti kamu juga akan menjadi Bagian dari Keluarga Leandro"
"Wanita yang datang itu bukan Ibunya Ben, wanita itu adalah istri Kedua suamiku"
Skyla membelalak kaget.
"Kamu pasti terkejut, kan? Iya, Itulah keluarga Leandro, Tak sesempurna yang di beritakan di Media, Tapi sekarang Kesedihan Mommy sudah Hilang bersamaan Hadirnya kamu di sisi Ben, Rasanya Mommy bisa melewatinya" Ucap Consina Dengan Kesedihan yang selama ini ia Tahan.
Skyla bersedih, di Balik Kedinginan sikap Ben, Kekerasan, ketegasan, kesempurnaan, ternyata memiliki Masalah keluarga yang sedikit Rumit dengan hadirnya Orang ketiga di Dalam rumah tangga ayah Ibunya.
"Itulah alasan kenapa Ben meninggalkan Mansions dan Memilih tinggal di Apartemen ini, sedangkan Ben tak suka dengan kesendirian, Karena Berpikir ayahnya Mencari Pengganti Ibunya, di situlah Timbul ketidak percayaan Ben pada ayahnya, Ben tak akan pernah Pulang jika Mommy Memintanya Pulang walaupun dengan seribu cara, hanya karena dengan alasan tak mau bertemu ayahnya" Ucap Consina yang telah berterus terang dengan Kondisi keluarganya.
"Di Mansions Mommy sangatlah kesepian, Ben dan Bianca sudah pergi" Sambung Consina.
"Bianca?"
"Bianca Adalah Kakak Ben, sekarang memilih Menjadi Designer di Sidney walaupun dia menginginkan untuk bekerja disini, Dulu nya Mansion begitu Ramai, Hanya ada canda tawa, Tapi sekarang. mansions Bagai Tempat yang asing buat Mommy"
"Mommy Harap Kamu bisa mengembalikan semuanya Sayang, menikahlah dengan ben, Buatlah semuanya Menjadi Normal seperti dulu lagi, Hanya itu Yang Mommy harapkan" Ucap Consina dengan Menyeka air matanya yang berhasil Lolos walaupun sudah sekuat tenaga Ia tahan.