BAB 4

1183 Kata
Ketika Lucas sedang meNgamati Laporan bisnis di Tab kesayangannya, Consina lalu naik ke ranjang dan rebahan lalu mwnutupi Tubuhnya Dengan Cover Bed Rasanya Consina sangat bahagia ketika suaminya Memilih tidur di kamarnya di Bandingkan Bersama Pelakornya. Pelakor? Hahaha nama yang sangat Bagus dan cocok. Sudah sangat lama baginya ketika melihat Suaminya terakhir kali Tidur bersamanya. "Apakah kamu tak akan beristirahat?" Tanya Consina. "Sebentar lagi sayang, Aku sedang mengamati Proposal Yang di berikan Thomas untuk Perusahaan di New York" Ucap Lucas. Sangat berbeda dengan Sikap dan Cara bicaranya pada Miranda, Lucas selalu menyebut Consina dengan sebutan sayang, sedangkan miranda tak pernah sekalipun ia Sebut sayang. Hal itu yang membuat Miranda begitu Kesal Pada Consina. "Hmm, apa Aku perlu menemanimu bekerja?" Tanya Consina. "Tak perlu, kamu beristirahat saja" Ucap Lucas Sembari membelai Rambut Istrinya. Sebenarnya Lucas sangat Mencintai Istrinya, Ia pun tak tega harus menduakannya tapi Ada satu alasan yang membuat Lucas harus menikahi Miranda, Bukan karena Consina sudah tua , jelek atau sudah tak bisa kemana mana. Jangan salah, Consina adalah Pemenang Miss A word di Tahun 70an, Bukan hanya kecantikan yang telah di Miliki Consina sejak lahir tapi Karena Prestasi Yang ia Miliki juga, Keramahan terhadap semua orang , karena Itu ia melahirkan Putra Putri yang begitu cantik dan Menawan Juga Tampan dan Berprestasi. Apalagi Lucas dan Consina sama sama masih sangat Muda. Entah, Alasan apa yang membuat Lucas menikahi Miranda. Di setiap pertemuan Lucas dengan Klien Kliennya yang dari Luar negeri, Lucas selalu bersama Istri Nya Consina, Lebih senang jika di Temani Istrinya. "Sayang, Aku sangat Merindukan putri kita, aku benar benar tak bersemangat dia tak ada di sini" Ucap Consina "Dia sedang mengejar mimpinya sayang, dia akan kembali ketika mendapatkan apa yang sudah di Mimpikannya" Ucap Lucas mencoba memberi semangat pada Istrinya. "Emm" Ucap Consina. *** Di Apartemen Akhirnya dengan berat hati Ben mengizinkan Skyla, Herry juga Amira untuk menginap di apartemen nya mereka berbagi kamar, Herry dan Amira Tidur di Kamar sebelah, sedangkan Skyla Tidur di Ruang Tamu sendirian dan Ben Tidur di Kasur yang Luas di kamarnya sendiri. Dasar menyebalkan Kenapa dia tak tidur dengan Herry saja? Dan aku tidur bersama Amira? Kenapa juga aku yang harus tidur di Luar? Apa sebagai Pria tak ada Rasa kasihan sedikit pun? Anggap saja Aku ini adalah Orang Hilang, Yang tak tau keluarganya dimana, setidaknya sikapnya bisa lebih baik, Tapi dia benar benar Otoriter dan Arogan. Gerutu Skyla sendirian sembari menikmati Cemilan yang sudah ia ambil dari Kulkas, Minuman serta beberapa Macam Snack. Makanan ini Cukup menghibur dirinya. Entah Hobby makan ini, Skyla ambil dari mana. Tapi satu hal yang sanGat PaSti Skyla sangat suka dengan makan. Skyla hanya bisa mendengus kesal ketika mendengar tawa dan pekikan Amira. Mereka lagi Bikin apa sampai Memekik begitu, Dasar!! Gerutu Skyla. "Apa yang sedang kau Lakukan? Menghabiskan Isi Kulkasku?" Tanya Suara Bariton seorang pria yang tentu saja adalah Ben. "Aishh.. Kau mengejutkanku, bukan kah Kata Herry kau tak akan bangkrut hanya dengan Makanan ini?" Gerutu Skyla. "Walaupun seperti itu, Tapi kau Tak boleh Makan di Rumah Orang lain" Ucap Ben lalu melangkah menuju Dapur. "Dasar pelit!" Gumam Skyla. "Aku mendengarnya" "Biar saja kamu mendengarnya" Skyla melanjutkan Ngemilnya dengan menonton TV. "Apa kau memang serakus ini?" Tanya Ben lagi walaupun nada bicaranya sedikit menyinggung tapi Skyla tak akan pernah tersinggung. "Mungkin, aku tak pernah tau seperti apa aku yang dulu, mungkin saja aku kaya, Besar kemungkinan Aku Miskin, Tapi yang membuatku aneh tak ada berita yang Mengatakan Aku hilang" Ucap Skyla mengangguk. Ben tertawa Pelan agar Skyla tak mendengarnya. Setelah mengambil Sebuah Minuman kaleng Dari kulkas Ben lalu duduk di Sofa yang berukuran 1 orang, Anggap saja Sofa itu adalah Sofa kebesarannya. Dan di hadapannya Skyla sedang menikmati setiap Cemilan yang Ia Punya sembari menonton TV. "Kau Pikir kau itu Seorang Selebriti? Sampai harus ada Berita yang menyatakan kau Hilang" Ben menggeleng tak percaya ada seorang wanita Senaif ini. "Siapatau saja aku anak orang Kaya" "Jangan Mimpi" Ucap Ben. "Terserah padaku" "Jadi kamu berharap Kau itu anak Orang Kaya?" "Bisa di Bilang Sebagian besar Keinginanku Itu" Ucap Skyla Tersenyum sembari memasukkan kacang kedalam Mulutnya. "Haha, Mana ada anak Orang kaya Serakus Dirimu" Ucap Ben menyalahi Perkataan Skyla. Skyla mengangkat kedua Bahunya. "Kenapa kau belum Tidur?" Tanya Ben lagi. "Aku lapar" "Jika aku tak salah, kau barusan makan, terus kau merasa lapar lagi secepat itu?" "Iya, Entah, aku tak tau ada apa dengan Perutku" "Dasar" "Dasar wanita aneh maksudmu?" "Dasar Wanita Rakus" Sambung Ben. "Biarkan saja Aku rakus itu tak akan membuatku Gendut" Ben menggeleng gelengkan kepalanya. "Tapi Ngomong-ngomong, kenapa kau membiarkan Herry Juga kekasihnya menginap di sini?" "Memangnya kenapa?" "Mereka sangat berisik dari tadi" Gerutu Skyla. "Pantas saja kau mendengar mereka ribut, Pintu mereka Terbuka sedikit, Aku heran kenapa Mereka sangat berisik, sedangkan kamar itu Kedap Suara" "Sombong" # Di Esok hari Skyla masih Tertidur Di sofa, sedangkan Ben Telah berusaha membangunkannya sejak tadi, Ben sudah bersiap Ke Kantor, sedangkan Herry dan Amira masih Di kamar. "Apa kau tak akan bangun?" Tanya Ben nelihat wajah Polos Skyla yang sedang Tertidur. "Emmm" "Bangunlah Pemalas" Skyla bangun dari Tidurnya dalam Keadaan masih setengah Mengantuk, lalu mengucek ngucek matanya dan Melihat Ben sudah berdiri tegap di Hadapannya. "Kenapa kau membangunkanku sepagi ini?" Tanya Skyla kesal. "Pagi? Ini sudah sangat Pagi Nona Skyla, Ingat tugasmu, Jangan malas" "Iya iya, aku Ingat, Dasarr!" gerutu Skyla Kesal Lalu beranjak dari duduknya menuju Kamar Mandi. Ben lalu duduk di Sofa kebesarannya Dan mulai Membuka Koran pagi. Tak lama kemudian Getar Ponselnya terdengar Menderu, Ben melirik Nomor yang tak di Kenalnya. "Hallo?" "...." Ben lalu merubah Ekspresi wajahnya. "Salah sambung" "...." Ben tak menunggu kalimat seseorang yang di seberang telfon karena hanya menyakiti Hatinya ketika suara itu tak merasa bersalah sama sekali. Siapa lagi yang Ben benci kalau Bukan Mantan kekasihnya Jedar. "Apa kau mau sarapan?" tanya Suara Skyla. "Tak Perlu" "Kenapa?" "Untuk apa Makan masakanmu? Nanti kau meracuniku" "Walau aku Galak tapi aku tak sejahat itu sampai Mau membunuhmu, untuk apa Mengotori tanganku?" "APA??? Dasarrr" Skyla Menjulurkan Lidahnya dari arah dapur untuk mengejek Ben yang sudah Emosi. "Ada apa dengan Kalian? Masih pagi, kalian sudah Ribut" Ucap Suara Serak Herry yang baru saja keluar dari kamar. "Masih pagi pagi, Wanita ini sangat menyebalkan" Ucap Ben dengan memicingkan mata. "Kau juga sangat menyebalkan" Bela Skyla. "Kau lebih menyebalkan aneh" "Kalian apa apaan sih? Kenapa setiap waktu hanya Bertengkar?" "Karena Pria ini sangat menyebalkan" "Kau Pikir dirimu tak menyebalkan?" Sambung Ben tak mau kalah. "Kau__" "Lebih baik aku ke Kantor" Ucap Ben sembari beranjak dari duduknya dan melangkah keluar dari Apartemen meninggalkan Skyla yang masih ingin Meng ganggu Ben. "Bagaimana dengan Password Apartemen Sebelah Her?" Tanya Skyla yang sudah Ingin keluar dari Apartemen ini dan kembali Ke sebelah agar Hidupnya lebih tenang. "Melupakan Password rumah itu sebenarnya agak rumit Sky, Jadi butuh beberapa hari, berbeda dengan Kunci Biasa" "Jadi, aku harus tetap ada disini?" "Tenang saja, aku ada kok Sky, aku Juga akan Menginap disini beberapa hari, Karena Amira ada jadwal Pemotretan di Canada selama beberapa hari" "Syukurlah, aku jadi tak hanya berdua dengan Bastard itu" "Bastard? Jadi kamu menamai Ben Bastard?" Herry tertawa Pelan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN