BAB 9

1551 Kata
Beberapa Jam kemudian, Herry melihat Ben menunggunya di Barclub, Ben Duduk sembari menikmati gelas demi Gelas Minuman keras yang kini sedang di Hadapannya. "Ada apa kawan? Kenapa kau menyuruhku kemari selarut ini?" Tanya Herry lalu duduk di Hadapan Ben. "Aku sedang bingung Her" "Bingung kenapa? Tapi ngomong ngomong kau tak membawa Skyla bersamamu?" "Dia di Apartemen" "Ada apa? Kau bisa cerita" "Apa aku sudah Gila?" Herry mengangkat sebelah alisnya karena heran dengan Perkataan Ben yang mulai membingungkannya. Ben lalu menceritakan Bagaimana rasa khawatirnya jika Skyla Tau tentang kehidupannya dan tadi mereka Bertemu dengan Seseorang yang mengenal Skyla. "Jadi ceritanya begitu? Bukan,kah kau senang jika Skyla mengingat semuanya dan pergi? Kau sering mengatakan itu Kawan, apa kau Lupa?" Herry mencoba mengingatkan Tentang PerkataaN Ben. "Itulah yang membuatku bingung, Di satu sisi Aku Menginginkan Skyla mengingat segalanya dan pergi, Tapi di sisi lain aku seperti takut jika dia tau siapa dia" "Bukankah sudah jelas jawabannya? Jika kau menyukai Skyla?" Ben menatap Herry. "Menyukainya? Tak Mungkin" "Perasaanmu terbagi sob, tapi Ketakutan itu lebih besar di bandingkan keinginanmu agar Skyla pergi, Jadi tanya pada hatimu sendiri dan bayangkan jika Skyla pergi meninggalkanmu, Skyla telah berhasil mengubek Perasaanmu, jadi terima itu" "Aku tak yakin" "Jika tak yakin, Yakinkan dirimu, Menyukai Dan mencintai Wanita yang sedang Lupa Ingatan, bukankah sama halnya Mencintai Tapi tak di Cintai?" Ujar Herry. "Maksudnya?" "Saat ini mungkin kalian akan bersama jika kamu mengatakan perasaanmu, tapi ketakutanmu jika Skyla mengingat segalanya Sebagian besar akan Terjadi Ben, kau Juga harus siap Kehilangan dirinya, karena apa? Karena dia tak akan ingat pada kita lagi, Jika Kehidupannya kembali" Ucap Herry sembari meneguk Segelas minuman yang di siapkan Waiter. Ben terdiam. "Jawabannya memang Sudah jelas jika kau Menyukai Skyla, tapi ingat jangan menyakiti dirimu Untuk kedua kalinya Lagi Ben, tak ada salahnya mengatakan bagaimana perasaanmu, Tapi ingat, Skyla yang sekarang Bukanlah Skyla di masa yang akan datang nanti, Dia akan melupakanmu Dan kau masih sangat jelas akan selalu Mengingatnya, Jadi bersiaplah untuk itu" Sambung Herry. "Aku sudah nengatakannya padamu, jangan Terlalu membencinya, Dan pada akhirnya pun kau Menyukainya" Ben meneguk Minumannya. "Aku sudah gila jika menyukai Wanita itu" Ucap Ben untuk melawan bagaimana perasaannya. Herry menggeleng karena Ben tak mau mengakui bagaimana perasaannya. # Setelah bertemu Herry, Ben kembali ke apartemen, Ben mengingat jika Ia menyuruh Skyla untuk menunggunya. Skyla mendengar suara Beep, Ia sudah tau jika itu adalah Ben, Skyla menghela nafas panjang, karena Ia harus membuat perhitungan pada Ben karena sudah mengatainya Jalang. Sejak tadi Amarahnya sudah menggebu gebu, Ia sekarang sudah tak perduli, Jika Ben mengusirnya Ia Bisa Ke apartemen Herry Juga Amira. "Aku pikir kau sudah Tidur" Ucap Ben. Skyla beranjak dari duduknya dan melihat Ben dengan penampilan Acak acakkan. "Kau minum?" Tanya Skyla. "Hmm, Sedikit" Ucap Ben. Skyla membantu Ben untuk duduk di atas sofa, kemarahan yang sudah ia simpan, Ia pendam dulu untuk membuat Ben sadar. "Sky, aku Minta maaf" Ucap Ben. Skyla mengangkat sebelah alisnya karena ini pertama kalinya Ben meminta maaf padanya dengan Tulus dalam keadaan setengah sadar. "Aku akan mengantarmu Pulang" Ben melihat wajah Skyla yang begitu dekat dengannya lalu turun Melihat Bibir Skyla Sekilas, Lalu kembali melihat Wajah Skyla, Tatapannya bergantian, melihat wajah dan Bibir Skyla. Tak perlu waktu lama, Bibir Ben sudah menempel pada Bibir Ranum Skyla, Skyla Membelalak, Ben lalu menggerakkan Bibirnya Pelan, Skyla tak membalas Ciuman itu, Di detik kemudian, Ben melepas ciumannya Untuk menghirup Udara, Lalu kembali Mencium Bibir Skyla, Skyla pun menggerakkan Bibirnya Pelan, Tapi tak membalas Ciuman Ben, Skyla bergerak gelisah, Entah kenapa Jantungnya Deg seakan berhenti memerima Ciuman dari pria yang di anggapnya Menyebalkan, Jantungnya berdebar dan Nafasnya menjadi labil, Nafas Ben pun memburu. Deg. Ben tak kunjung Menghentikan Ciumannya, Ciuman yang tak mendapatkan Ujungnya, Di dalam hati Skyla bertanya tanya apakah arti dari Ciuman ini, Skyla merasakan Manis Bibir Ben karena habis MeminuM Miras. Skyla tak bisa bergerak, Ia tak bisa mendorong atau Melepaskan ciumannya karena tangannya seperti melarangnya melakukannya, Dia hanya bisa menikmatinya, Menikmati Ciuman yang Kini semakin Liar, Ben lalu turun mencium Leher Skyla, Ketika Puas menciumnya, Ben menatap Skyla. Ben hendak membuka Kancing baju Skyla yang kini Menutupi sebagian Dadanya. Tapi Skyla Memegang kedua tangannya untuk menghentikannya. "Aku harap kau tak melakukannya sejauh ini" Ucap Skyla. Nada suaranya seakan Penuh harap. Ben lalu melepaskan tangannya dan Menatap Skyla, Untung saja dia Bisa menahan Nafsu yang sudah sampai di kepalanya "Aku Pulang dulu" Ucap Ben lalu beranjak dan melangkah menuju Pintu keluar. Skyla menghela nafas yang sangat Panjang karena jantungnya tak bisa di ajak Kompromi, Nafasnya memburu, Sembari ia memegang dadanya, Perasaannya bercampur aduk, Entah Apa arti ciuman yang di berikan Ben. Suara Bel pintu terdengar, Ben baru saja selesai mandi, Setelah mandi Ia Merasa sedikit segar, Ia membayangkan Ciumannya dengan Skyla, jantungnya pun memburu hebat, Dadanya terasa sesak karena Ciuman itu membuat Nafsunya bangkit, Ben tersenyum bahagia karena berhasil mencium Wanita yang Ia anggap Menyebalkan, Ben menyentuh Bibirnya lagi lagi mengingat Ciuman itu. Ben baru sadar sejak tadi Seseorang sedang Membunyikan Bel, karena membayangkan Ciumannya dengan Skyla ia sampai Lupa. "Siapa___" Ben terkejut mendapati Jedar di depan Pintu apartemennya. Senyum Jedar mengembang. Ben begitu Salah, Sampai ia tak memperhatikan Layar dekat Pintunya. Ciuman itu membuatnya Berpikir tak karuan. "Apa aku bisa masuk?" Tanya Jedar seakan akan Ben mau mengizinkannya. Ben sejenak terdiam. "Masuklah" Ucap Ben. Jedar masuk kedalam Apartemen secara bersamaan Skyla melihat Jedar masuk kedalam apartemen Ben, Skyla keheranan Setaunya Ben dan Jedar tak akur daN Ben sangat membenci Jedar, Membiarkan Jedar masuk itu adalah hal yang aneh yang benar benar membuatnya Bingung. Apa Ben dan Jedar kembali? Terus ciuman itu? "Katakan saja langsung, apa yang ingin kau katakan dan Kau perlu apa kemari?" Tanya Ben. "Aku ingin Mengatakan sesuatu" "Katakan saja" "Aku masih sangat mencintaimu Ben" Ben menggeleng tak percaya. "Apa kau tak mengerti juga? Simpan cintamu, karena perasaanku sudah tak sama seperti dulu lagi" "Aku tau benar kau tak semudah itu melupakanku setelah sekian lama Menjalin sebuah hubungan bersama dalam suka maupun duka" "Suka maupun duka? Bukankah Ketika duka kau meninggalkanku? Dan ketika suka kau bersamaku? Bukankah hal itu aneh? Apa kau tak sadar juga? Kesalahanmu benar benar Fatal" "Ben___" "Dan kau bilang aku tak bisa melupakanmu karena hubungan yang lama, Kita Berpacaran Hampir 2 tahun dan kau meninggalkanku lebih dari 2 tahun, jadi ku anggap semuanya Impas" "Aku sangat yakin kau tak bisa melupakanku, Aku memiliki alasan kuat kenapa aku pergi meninggalkanmu" "Aku tak butuh alasan apapun, Kau bisa pergi dari sini, aku Mau beristirahat" UCap Ben. "Ayo Ben kita mulai dari awal lagi, Aku Janji tak akan pernah meninggalkanmu lagi" "Silahkan kamu Pergi" Ucap Ben kesal. Tak ada Pilihan Lain Jedar keluar dari Apartemen Ben, sebelum Ben Menyeretnya keluar, Jedar tak menyangka dengan sikap Ben yang benar benar berubah Seratus Persen. Jedar melihat Skyla di Ujung Pintu Apartemen Ben. Jedar memiliki Ide. Ia mengambil Lipstik miliknya dan Menghamburkannya di Bibir, jadi Bisa kelihatan jika dia di Cium Ben, juga Roknya Ia berpura Pura melepas Res Roknya lalu berjalan agar Skyla melihatnya. Skyla Memicingkan mata melihat Keadaan Jedar, Lipstik di Bibirnya berantakan, Rok yang tadinya rapi agak Kusut. "Skyla?" Jedar dengan senyum Jahatnya. Skyla masih menatap Jedar dari atas sampai bawah, Jedar Menyeringai. "Upzz Sorry, Aku berantakan ya" Ucap Jedar dengan Memperbaiki Rambutnya, Ia menghapus Lipstik yang ia kenakan dengan Tissue, lalu menaikkan Res Roknya. Benar benar Ide yang bagus. Skyla sadar dari Tatapannya. "Dokter dari dalam?" Tanya Skyla Pura pura. "Hmm, aku dari Dalam, Ben terlalu buru buru Sky, Jadi Aku hanya bisa menghela nafas panjang dan keluar dari apartemennya tanpa Pamit" Ucap Jedar menyeringai, Tentu saja hal itu membuat Jantung Skyla Seakan terhenti. Tuhan, Ben benar benar mempermaikan Skyla, Bukan hanya menciumnya, tapi Juga menghancurKan haraPannya. Benar benar Gila. "Ada apa Sky? Kau tak apa apa?" Tanya Jedar. "Hmm? Aku ga apa-apa dok" Ucap Skyla bohong. Secara bersamaan Pun Pintu apartemen Ben Terbuka, Ben mengernyit Melihat Skyla dan Jedar sedang Mengobrol. "Ayo masuk Sky" Ajak Ben dengan menggenggam tangan Skyla. "Kenapa kamu masih disini?" Tanya Ben yang masih menggenggam tangan Skyla, Tatapan itu membuat Jedar Menatap Tangan Ben dan Tangan Skyla menyatu. Apa Perkataannya tadi tak membuat Skyla Cemburu? "Aku pergi, selamat Tinggal sayang, See u" Ucap Jedar. Ben bergidik ngeri. "Ayo Masuk Sky" Ben Menarik Skyla hendak masuk kedalam Apartemennya, tapi Skyla Menghempaskan tangan Ben dengan kasar. "Ada apa Sky?" Tanya Ben. "Kau apakan anak orang?" Tanya skyla. "Anak orang? Siapa?" "Siapa lagi yang baru keluar dari Apartemenmu?" "Jedar? Aku tak apa apakan dia, Pertanyaanmu itu Aneh" "Kau menciumnya setelah menciumku? Kau mencumbunya setelah hampir Membuka kancing bajuku? Apa aku salah telah percaya padamu? Aku Benar benar gila karena percaya padamu, Aku bingung kenapa kau menciumku? Sedangkan kita tak memiliki hubungan apa-apa" Ucap Skyla dengan menitihkan air mata. "Apa kau tak mengerti juga, kenapa aku menciummu? Apa kurang jelas jawabannya? Apa kau tak merasakan Perasaan aneh sepertiku Ketika Bibir kita menempel?" Tanya Ben serius lalu membayangkan Perkataan Herry. "Jangan mempermainkanku Ben! Kau itu Lelaki yang sulit untuk Move On, kamu hanya menggunakanku untuk pelampiasanmu saja" "Dan betapa bodohnya aku telah berharap pada laki laki seperti KAMU" Ia menghapus air matanya ketika melihat seseorang hendak melintasi mereka, Skyla menatap Dalam Pria yang kini Mendekat, Ia melihat Sesuatu yang di Genggam Pria Bertopi itu. "Aku___" Ben belum menyelesaikan kalimatnya, ketika Skyla menariknya. "Pria menyebalkan" Ucap Skyla dengan berlari masuk kedalam Apartemennya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN