BAB 8

1506 Kata
Esok paginya Ben menemani Skyla di Rumah sakit, tapi tanpa mengatakan apapun, ia hanya sibuk dengan urusannya sendiri, Skyla sudah sadar Sore nanti dia bisa Pulang, Detik kemudian Consina datang dan langsung masuk kedalam ruangan di Mana Skyla di Rawat. "Bagaimana keadaanmu sayang?" Tanya Consina sembari membelai Rambut Skyla lembut. "Aku baik Mom" Ucap Skyla. Ben hanya membaca koran di Dekat jendela tanpa memperdulikan Ibunya yang baru Tiba. "Demammu bagaimana?" Tanya Consina lagi. "Sudah menurun" "Baiklah, Pulang dari Rumah sakit, Mommy akan membawa kamu ke Mansions, mommy akan merawatmu disana" "Tak perlu mom, benar benar Tak perlu, Aku baik baik saja" "Benar?" "Iya mom, aku bisa tinggal Di Apartemen Ben" "Tinggal bersamanya?" "Tinggal di Samping Apartemen nya" "Jika itu mau Mu, mommy tak bisa memaksamu" Ucap Consina. Skyla mengangguk. Samar samar ia bisa mengingat masa lalunya, tapi belum terlalu jelas, itu kadang kadang menyakiti Kepalanya. *** Skyla memilih untuk tinggal sendiri di Apartemen sebelah, Ia tak boleh manja dan Selalu merepotkan Ben juga Herry. Ia bisa melakukan semuanya sendiri. "Kau baik baik saja?" Tanya Ben. "Aku baik baik saja, kau bisa pergi" "Jangan begini Skyla" "Terus? Aku harus bagaimana? Membiarkanmu untuk menyiksaku lagi?" Skyla dengan tatapan marahnya, selama ini ia tak pernah marah sekalipun Ben menghinanya atau Mengganggunya. "Pada waktu itu aku hanya sedang marah" "Marah? Terus membiarkanku sendirian? Apa kamu tak merasa bersalah? Tapi tak ada kata maaf, Hatimu Berhati Batu, Arogan, Otoriter" Ucap Skyla kesal, Ia sudah menahan amarahnya di rumah sakit, hanya saja ia tak mau memperlihatkannya pada Consina yang sudah sangat baik Padanya. "Kau pergi saja, aku mau sendiri" Ucap Skyla. "Aku sudah menemanimu selama di rumah sakit itu sebagai penebus kesalahanku, kenapa kau Tak mengerti? Kondisi keluargaku tak sesempurna yang di bicarakan di Media dan tak sesempurna pemikiranmu, aku hanya__" Ucapan Ben terhenti. "Ya sudah, Aku Minta maaf, Pakai ini, Aku sudah menyetel Nomor Ponselku di Nomor 1, kamu bisa menelfonku jika kamu membutuhkan sesuatu, Selamat beristirahat" Ben lalu melangkah menuju Pintu keluar dengan meninggalkan Skyla yang masih duduk di atas sofa. Skyla lalu melihat Ponsel yang sudah di Simpan Ben di atas meja dan mengamatinya, Ben menyimpan nomor ponselnya di nomor 1 agar Skyla gampang memanggilnya. Kenapa sih dia selalu saja melakukan semuanya seenaknya, membuat Skyla stress lama lama. Skyla lalu masuk kedalam kamar, dan merebahkan tubuhnya di atas Ranjang Berukuran King Size milik Ben. Skyla lalu memejamkan matanya mencoba mengingat Tentang kehidupannya yang sebenarnya, Dia ingin sekali mengingat siapa dirinya, siapa Orangtuanya dan bagaimana kehidupannya. Ya tuhan, aku ingin mengingat semua Kehidupanku. Suara ponsel yang di berikan Ben terdengar.. "Kamu membutuhkan sesuatu?" Tanya suara seorang pria di seberang telfon. Skyla melihat Nama di layar Ponselnya, Ia pun tersenyum pelan. "Kita kan baru bertemu, aku tak membutuhkan apa apa, jangan menelfonku jika tak ada yang penting" Ucap Skyla Pura pura kesal. "Apa kau mau berolahraga besok bersamaku?" "Kemana? Kau mau menurunkanku lagi?" Skyla sengaja memperpanjang Pembicaraannya. "Jangan Memulai Sky, aku lagi Tak ingin bertengkar" Ucap Ben dengan menyebut nama Skyla begitu Tulus. "Baiklah, aku akan melihat apa aku bisa Berolahraga dengan pria Kejam dan Arogan sepertimu" "Jangan begitu Sky" "Terus, aku harus bagaimana?" "Aku tak akan bertanya, Aku akan kesitu besok" Ucap Ben. "Hmmm" "Apa kau tak lapar?" Tanya Ben lagi. "Kamu mau mentraktirku?" "Bersiaplah, kita akan makan malam" ucap Ben Mengakhiri telfon. Skyla tersenyum Senang. Di menit kemudian Suara bel Pintu terdengar, Skyla tau itu sudah pasti Ben, Skyla pun langsung membuka Pintu apartemen dengan Seulas senyum dengan pakaian yang benar benar cocok di tubuhnya dress bunga berwarna hitam cocok untuk Kulit putihnya. "Ayo" Ajak Ben sesekali tersenyum melihat Skyla yang benar benar cantik dan Menawan. Skyla lalu mengikuti langkah kaki Ben dengan tersenyum, Ben terlihat seperti Seorang Pria menjaga pasangannya. *** Sampailah mereka di sebuah restoran di Ujung Jalan Ambier, Skyla sejak tadi hanya mengikuti langkah kaki Pria yang kini sedang berjalan di Hadapannya memasuki sebuah restoran bergaya Itali. Ben lalu mempersilahkan Skyla untuk duduk. Suara seseorang membuyarkan lamunan mereka yang sedang menunggu Waiter untuk Menulis pesanan mereka. "Carissa?" Beberapa kali nama itu di sebutkan tapi Skyla tak tau. "Kau Carissa, kan?" Akhirnya wanita itu menghampiri Skyla. "Carissa? Anda siapa?" Tanya Skyla heran. "Ya ampun Carissa, aku Olif Teman Kuliah kamu di London" Ucap Wanita itu lagi. "Maaf , tapi__" "Mungkin anda salah Orang" Ucap Ben. "Carissa? Kamu tau aku?" Tanya Skyla lagi "Jangan Becanda Car, aku Olif teman kuliahmu, masa kamu Lupa, kita sama Sama berjuang Di London" Ucap Olif. Sejenak Skyla terdiam. Carissa? Apa benar itu namanya? "Car, aku duluan ya! Teman temanku menungguku di ujung sana" Ucap Olif melangkah Meninggalkan Ben dan Skyla. Skyla mengangguk. Tak lama kemudian seorang Waiter membawa pesanan makanan Ben juga Skyla, Tapi Skyla melihat Olif di Ujung sana yang sedang duduk sedikit lebih jauh dari Meja nya sekarang, Sesuatu mengganggu Pikirannya ketika melihat Seorang Pria dengan Postur tubuh yang mirip dengan seorang model, Mendekati Olif dengan Mengecup Bibir Olif mesra. Seorang Pria yang kini berada dekat dengan Olif, benar benar mesra, Skyla Seperti tak asing mengenal Pria itu. "Apa yang kau Lihat Sky?" Tanya Ben. Sky. Skyla... Skyla lalu Melihat Ben yang kini sedang menatapnya heran. "Maafkan aku" Ucap Skyla. "Apa sesuatu menganggumu?" "Aku hanya penasaran pada Wanita yang tadi menyapaku" Ucap Skyla. "Jangan di Pikirkan Sky, jika kau memaksa untuk mengingatnya, kau akan Kesakitan lagi" Ucap Ben. Skyla mengangguk. "Kalau begitu makanlah" Skyla lalu menyendok makanannya masuk ke dalam mulutnya. "Tapi aku mau tanya kenapa kau jadi perhatian begini? Kau tak akan berbuat baik karena akan membunuhku, kan?" Tanya Skyla dengan mata menyelidik. "Jangan memulainya lagi, aku sudah bilang tak ingin bertengkar" Ucap Ben. "Okay" Skyla mengangguk. "Enak?" Tanya Ben. "Enak..." Jawab Skyla dengan mengangguk nganggukkan Kepalanya. "Habiskan makanmu" "Aku juga baru makan, bagaimana menghabiskannya?" "Makan saja Skyla" "Karena itu jangan menyuruhku Cepat cepat menghabiskannya" "Apa aku tadi mengatakan itu? Aku tak mengatakan itu, Aku hanya mengatakan agar habiskan makananmu, bukan cepat menghabiskannya, kau mendengar pakai telinga atau Matamu? Dasarr!!" Ucap Ben kesal menjelaskan dengan helaan nafas panjang, karena tak mengerti dengan jalan pikiran Skyla. Ben sudah mencoba tak marah dan menahan segalanya karena Hal yang menimpa Skyla membuatnya sedikIt membuka pikirannya. Jika sikapnya yang dulu Skyla pasti akan ia tinggalkan disini sendirian. "Siapa tau saja kau tak ingin lama lama bersamaku disini" "Jangan selalu berpikiran negatif tentangku" "Kan kau yang selalu membuat masalah, wajar donk jika aku Hati hati terhadap dirimu" Ucap Skyla hati hati, ia tak mau membuat Ben marah, Apalagi pria itu benar benar Emosian. Entah, hatinya batu atau bagaimana. "Terserah kamu saja bagaimana menilaiku" Ucap Ben malas meladeni Skyla. Skyla sesekali melirik ke arah Olif juga Samuel dan teman temannya. . . . "Hallo Tuan" Ucap seseorang yang sedang memata matai Ben juga Skyla. "....." "Aku sedang di Resto Ujung Ambier. "....." "Dia bersama seorang wanita, aku sudah melihat Latar belakang wanita itu, tapi tak satupun ku dapatkan, Tapi yang jelas mereka tinggal bersama" Ucap Pria pada pria di seberang telfon. "....." "Siap Bos, aku akan terus menyelidiki mereka" "....." "Aku harus membunuhnya?" "....." "Baiklah" . . . Pria itu menatap ke arah Ben juga Skyla yang sedang menikmati makan malam mereka dengan Seulas senyum. "Aku ke kamar kecil sebentar" Ucap Ben. "Jangan lama lama" "Apa kau mau aku Buang Air disini?" "Ih apaan sih" Skyla Memekik. Ben Tersenyum lalu beranjak dari duduknya dan Melangkah menuju Kamar Kecil, Di Menit kemudian Ben Keluar dari kamar kecil tapi Seorang Pria mencegahnya Melangkah, Siapa lagi Jika bukan Samuell. Beberapa menit kemudian Ben kembali. "Aku sudah selesai" Ucap Skyla ketika Ben kembali duduk di Hadapannya. "Tapi, ada apa dengan wajahmu? Sepertinya kau kesal" Tanya Skyla. "Aku tak apa-apa, Apa kau sudah selesai? Kita bisa pulang, kan?" Tanya Ben. Skyla mengangguk Penasaran. Ketika mereka hendak keluar dari Restoran, Suara seorang pria Membuat mereka Berbalik. "Carissa" panggil Pria itu. Skyla berbalik. "Kau siapa?" Tanya Skyla. "Jangan pura pura tak mengenaliku Carissa" Ujar pria itu dengan menggenggam tangan Skyla. "Hei kau siapa? Lepaskan dia" Ujar Ben dengan menghempas tangan Pria itu. "Pergi sana, Jika kau tak mau menyesal" Ujar Ben dengan menekan kata katanya. Pria itu pun pergi. "Apa kau Jalang?" Tanya Ben, Sontak Skyla Terkejut, "Ada apa denganmu? Aku hanya mau memastikan Namaku pada Pria itu, Tapi kau mengatakan aku jalang? Bukankah kau senang aku Bisa pergi dari Hidupmu? Jika aku Tau siapa Diriku?" "Kau terlalu Percaya pada seorang Pria, Jika bukan Jalang, aku bisa menyebutmu apa? Ya. Aku senang Jika kau bisa mengingat siapa dirimu, tapi Ingat kau Jangan pergi Tanpa Izinku" Ucap Ben dengan Wajah kesalnya, Wajahnya memerah, Skyla begitu takut jika terjadi apa apa Pada dirinya. Skyla menitihkan air mata mendengar Hinaan Ben pada dirinya, Ia merasa harga dirinya saat ini telah Di Injak sedangkan Ben sudah bersikap sangat baik dan perhatian padanya. # Sampai lah mereka di Apartemen. Skyla Hendak keluar dari Mobil. "Tunggu aku di Apartemen, Aku akan kembali" Ucap Ben yang mengerti situasi jika Skyla sedang marah padanya. Skyla Lalu membuka Pintu mobil dan keluar. Ben lalu melaju pergi meninggalkan Skyla yang masih diam Tergugu, pandangannya seakan Kosong, Berjalan Pun Sepertinya Ia tak sanggup.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN