Part 17

1954 Kata

Adam melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Kemudian mendesah pelan sambil mencengkram erat setir mobil yang sedang dikemudikannya dengan laju seperti siput, menuju rumah sakit. Pagi ini ibukota benar-benar macet lagi seperti pagi kemarin. Entah apa yang terjadi di depan sana, hingga menyebabkan puluhan mobil dan pengendara motor tak dapat bergerak cepat menuju tempat tujuan mereka masing-masing. Tidak hanya Adam, pengemudi lain juga nampak gusar dan kesal karena perjalanan mereka yang tadinya harus tiba duapuluh menit, menjadi tiga puluh menit bahkan lebih. Tangan lembut penuh kasih sayang terulur mengusap bahu Adam. Wanita itu berada di samping kiri Adam, tengah menyunggingkan senyum dan binar mata itu selalu mampu menenangkan seorang pria keras kepala seperti Adam. Pa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN