Pagi datang. Aini bangun dan ke kamar mandi. Dia sudah mulai terbiasa dengan aktivitasnya yang dikurung oleh Shen Mujin di dalam vila ini. Orang - orang di dalam vila ini terlihat begitu ramah bagi dia, namun tetap saja, ramahnya mereka itu bukan ramah alami. Itu hanyalah ramah yang dibuat - buat. Aini mandi dan memakai pakaian. Hari ini berbeda dari hari kemarin. Dres hari ini peach polos dengan panjang tangan sampai siku dan panjang sampai di betis. Tidak buruk, rupanya celana dalam sudah tidak celana dalam berenda lagi. Tok Tok Tok Ketika Aini sedang menyisir rambut di depan kaca rias, bunyi ketukan terdengar. "Masuk." Seorang pelayan masuk, dia adalah Jingmi. "Nona, mari sarapan pagi." Aini mengangguk. "Baik," sahut Aini. Gadis 20 tahun itu meletakan sisir setelah dia me