Chapter 16

1174 Kata
Pagi datang. Aini sudah bersiap melakukan tugasnya seperti yang sudah satu bulan ini dia lakukan, menjadi relawan. Dia kali ini akan ke tenda koki, membantu membawakan bahan makanan mentah untuk dimasak oleh juru masak, lalu dia dan relawan lainnya akan membungkus makanan itu dalam kotak dan mendistribusikan atau membagikannya kepada para korban.   Shen Mujin bangun dari tidur, ponselnya berdering.  Tertulis 'Ibu memanggil' 'Halo, Bu." Shen Mujin mengangkat panggilan. "Sepupu." Suara gadis terdengar agak panik. "Shan Shi?" Shen Mujin mengerutkan keningnya. "Ada apa?" "Bibi Liu Niu masuk rumah sakit," jawab gadis di seberang. "Aku akan segera kembali ke Beijing." "Aku menunggu, maksudku Bibi Liu Niu menunggu." Klik Panggilan diakhiri oleh Shen Mujin. Pria 30 tahun itu tanpa membuang waktu langsung bersiap kembali ke Beijing. °°° "Bos, apakah tidak memberitahu pada nona Aini bahwa Anda kembali ke Beijing?" tanya Lu Yang. "Tidak perlu. Ibu sedang sakit," jawab Shen Mujin. "Ah, Nyonya besar Shen sedang sakit. Sebaiknya kita cepat," timpal Lu Yang. Kepergian Shen Mujin kali ini tak diberitahu kepada Aini. Mobil hitam itu melaju menuju bandara terdekat. Di waktu yang sama, Aini sedang sibuk. Dia membagikan makanan agar sama rata lalu menutup kotak makanan, hal itu dia lakukan seterusnya sampai makanan selesai dibuat.  Saat makan siang tiba, Aini duduk bersama dengan rekan sesama tim relawan. "Aini." Panggil seorang wanita berparas Arab menggunakan bahasa Inggris. "Ya?" Aini menyahut sambil makanan nasi daging. "Aku lihat Tuan Shen pergi lagi dengan asistennya," ujar wanita itu. "Sudah biasa. Dia akan sehari saja di sini. Orang penting, datang ke sini untuk melihat pada korban sekaligus memantau laporan pekerjaan yang ada, ini dimaksudkan bahwa tidak ada penyelewengan keuangan atau penggelapan uang dari hasil donasi nya," balas Aini santai. "Ah, begitu rupanya." Wanita itu manggut - manggut mengerti. Aini dan tekanan sesama relawan makan makanan mereka, lalu mereka melanjutkan pekerjaannya mereka lagi.  °°° Peking University International Hospital. Shen Mujin berjalan menuju ruang rawat sang ibu – Nyonya besar Shen. "Sepupu." Suara panggilan dari sepupu perempuan Shen Mujin – Xue Shan Shi. Dari arah Xue Shan Shi ada dua orang prajurit laki - laki memakai seragam lengkap militer China. Shen Mujin berjalan mendekat, dia masuk ke dalam ruang rawat sang ibu. Ketika sampai di dalam, ada seorang pria berusia sekitar akhir 50 - an memakai seragam lengkap militer, bintang empat duduk menempel di pundak pria itu. Shen Mujin memberi hormat pada salah satu tetua. "Paman besar Xue." Paman besar Xue mengangguk. "Kamu sudah datang. Ibumu pingsan ketika sedang beribadah di kuil," ujar paman besar Xue. Xue Liu Nih menoleh perlahan ke arah anaknya, dia tersenyum lembut, "Jinjin, Ibu tak apa. Hanya sedikit pusing. Mungkin karena kurang istirahat," ujar perempuan 55 tahun itu. Wajah paman besar Xue menggeleng tegas. "Adik, jangan berbohong, kamu selalu berpikir mengenai masa depan Jinjin, ini yang membuatmu stres." Paman besar Xue menoleh ke arah Shen Mujin, "Karena kamu belum juga menikah, ibumu setiap hari berdoa ke kuil meminta Buddha agar segera memberimu istri. Jinjin, jangan selalu membuat ibumu khawatir akan kamu belum menikah. Segera cari calon istri dan menikahlah. Paman Besar Xue akan membantu mencari, di barak tentara ada banyak kapten dan prajurit yang berdedikasi untuk menjadi istri darimu." Ketika mendengar ucapan paman besar Xue, Xue Shan Shi cepat - cepat memeluk kakak kandung dari sang ayah. "Paman besar Xue, jangan marah pada sepupu Jinjin." Paman besar Xue menoleh ke arah Xue Shan Shi, "Shishi, kamu selalu berpihak pada sepupumu Jinjin, kapan kamu tidak akan berpihak padanya?" paman besar Xue melotot ke arah anak dari adik lelakinya.  Xue Shan Shi tersenyum manis, "Sepupu Jinjin pasti akan menikah, pasti." Lalu dia melihat ke arah Xue Liu Niu, "Bibi Liu Liu, sepupu Jinjin pasti akan menikah," ujarnya manis. Xue Liu Nih tersenyum lembut, "Ya, aku dengarkan Shi shi saja, Jinjin pasti menikah, tapi dengan siapa Jinjin akan menikah? Bibi Liu Liu tak pernah tahu wajah gadis yang dekat dengan Jinjin." Blush Ketika mendengar ucapan Xue Liu Niu, wajah putih Xue Shan Shi yang bagai porselen itu memerah tersipu malu. "Bibi Liu Liu, pasti ada yang disukai sepupu Jinjin," ujar Xue Shan Shi. Xue Liu Niu melirik ke arah wajah Shen Mujin, "Jinjin." "Ya, Ibu." Shen Mujin menyahut. "Ibu dengar, kamu sering pergi ke Zhaotong untuk memantau korban gempa, di sana Ibu tidak sengaja dengar dari Asisten Lu bahwa ada seorang gadis yang dekat denganmu? Siapa dia, Jinjin?" tanya Xue Liu Niu penasaran. "Hum, siapa dia?" Paman besar Xue menyipitkan mata ke arah Shen Mujin. Kening Xue Shan Shi berkerut, dia melirik ke arah sang sepupu, raut wajahnya agak berubah, namun dia mempertahankan raut wajah sebelumnya. "Ah, benarkah? Sepupu Jinjin dekat dengan seorang gadis di Zhaotong? Apakah dia adalah korban gempa?" tanya Xue Shan Shi antusias. Xue Liu Niu dan paman besar Xue melihat serius ke arah Shen Mujin. "Dia hanya relawan biasa," jawab Shen Mujin seadanya. Xue Liu Niu dan paman besar Shen saling melirik, "Ah, benarkah?" Xue Niu menaikan sebelah alisnya. Shen Mujin mengangguk, "Ya. Hanya relawan biasa, tidak ada hubungan apa - apa,  dia bekerja sama sebagai perwakilan untuk Shen dalam kampanye aksi kemanusiaan di Zhaotong. Shen memilih dia karena dia adalah seorang YouTuber dengan pengikut yang cukup banyak, untuk strategi perusahaan Shen." Wajah Xue Liu Niu terlihat agak kecewa,  namun dia berusaha untuk menerima kenyataan. Dia berpikir bahwa putranya dekat secara intim dengan seorang gadis, dia sangat senang, namun nyatanya gadis itu hanya terlibat pekerjaan relawan. Paman besar Shen terlihat mengangguk mengerti, sedangkan wajah Xue Shan Shi terlihat bahagia.  "Ah, apakah dia adalah youtuber yang sebulan lalu diwawancarai denganmu di Zhaotong setelah sepupu Jinjin tiba di sana?"  Shen Mujin mengangguk membenarkan, "Ya." Xue Shan Shi tersenyum manis, "Aku melihatnya, ternyata dia seorang YouTuber, pantas saja Shen memilihnya menjadi wakil relawan dari Shen. Aku pikir Shen akan memilih Wang Rui untuk menjadi perwakilan Shen, namun tidak." "Ah, baiklah." Xue Liu Niu memalingkan wajahnya dari Shen Mujin. "Aku akan mati tanpa melihat menantuku, Kak." "Adik Liu Liu, jangan seperti ini." Wajah paman besar Xue terlihat khawatir ketika melihat wajah sang adik. Shen Mujin tak dapat menjanjikan kata - kata manis untuk sang ibu, sebab dia tak pernah menjanjikan sesuatu pada orang. Termasuk mengatakan bahwa dia akan segera menikah. Menikah merupakan bukan tujuan hidupnya. Dia melajang hingga usia yang sudah 30 tahun ini, tak pernah keberatan atau terganggu. Ada alasan masa lalu yang membuatmu tidak ingin menikah. "Adik Liu Liu, aku akan memerintahkan ajudanku untuk kencan dengan Jinjin, dia adalah kapten, cantik dan manis. Kau tenang saja," ujar Paman besar Xue. "Paman Besar Xue, bagaimana kabar Anda di ketentaraan?" tanya Shen Mujin, dia mengalihkan pembicaraan.  "Dua hari lagi paman akan melakukan inspeksi di perbatasan laut China Selatan. Banyak pelanggaran internasional yang terjadi, kami akan melakukan inspeksi bersama dengan angkatan laut Tiongkok," jawab paman besar Xue. Shen Mujin mengangguk mengerti. "Bagaimana kabar Bibi besar Xue?" "Baik, kami akan melakukan inspeksi bersama, hahahaha!" paman besar Xue terbahak. "Bibi besarmu Xue sangat ganas ketika menunjukan taringnya di depan kapal perang milik Amerika. Dia bahkan tidak takut dengan mereka." Shen Mujin mengangguk, tentu saja dia tahu. Istri dari paman besarnya ini merupakan laksamana dari angkatan laut militer Tiongkok. "Bibi besar Xue sangat kuat." "Ya. Itulah sebabnya aku memilih menikah dengannya. Dia wanita yang kuat, mampu berenang sejauh empat kilometer di laut lepas tanpa pelampung." Paman besar Xue sangat bangga dengan istrinya. Pengalihan pembicaraan berhasil. Shen Mujin tahu itu, sebab sang paman nya ini tak akan menghindar untuk memuji istrinya yang merupakan laksamana penuh dari angkatan laut Tiongkok. Satu macan darat, satu macan laut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN