Aku yakin, kamu melihatnya tadi…”Ucap Rangga dengan bisikan pelannya, dan Rangga menahan nafasnya kuat, mendapat anggukan dari kekasihnya, Kiara. “Ya, aku melihatnya…”Ucap Kiara dengan kepala menunduk dalam, tapi hanya dua detik, karena di detik ke tiga, Kiara saat ini sudah menatap dengan tatapan tegar wajah kekasihnya, Rangga. “Apanya yang kamu cium…” “pucuk hidungnya…”Ucap Rangga dengan bisikan yang sangat pelan, tidak mau. Inara yang tertidur di tengah jalan yang duduk di belakang bangku kemudi terbangun. Dan tidak ada yang Rangga sembunyikan, Rangga memang mengecup pucuk hidung Inara tadi. “Aku cemburu… “Ucap Kiara pelan. “Andai hanya membopong dan memeluknya, aku tidak cemburu, tapi melihat kamu yang menunduk…” “Aku sayang, Inara juga…” “Sayang sebagai adikku, kamu tenang s