Belum sempat b****g Ava menyentuh pinggiran ranjang untuk duduk, suara tepukan tangan yang sangat meriah, menyambut indera pendengar Ava dan jelas, Ava sontak menatap keasal suara, dan melihat orang yang bertepuk tangan di depan sana, di ambang pintunya yang entah kapan di buka, tubuh Ava menegang kaku. “Pintu ku kunci, kenapa… kenapa kakak bisa…” “Hal yang mudah Ava, sayang. Semua kunci cadangan kamar dan ruangan yang ada di rumah ini, kakak punya…”Ucap Ale dengan suara datar di depan sana. Ale yang berdiri dengan raut wajah angkuh dengan bersandarkan ujung pintu kamar Ava yang setengah terbuka. dan sadar, akan kebenaran ucapan kakaknya, tubuh Ava kembali rileks, dan Ava sontak menunduk dalam. Jangan bilang, kakaknya melihat, semuanya… ia yang nangis, ia yang bermonolg sendiri, dan