3 - Menantang Langit

1181 Kata
(Aula Utama Klan Xiao) Sage Agung Serigala Putih, segera dipersilakan duduk pada kursi tamu terhormat begitu memasuki aula utama. Beberapa pelayan, tampak dengan sedikit tergesa, menyiapkan jamuan untuk sang Sage. Sampai kemudian, tepat ketika jamuan telah hampir siap, Xiao Song, Patriarch dari Klan Xiao, berjalan dengan langkah lebar memasuki aula utama. Telah memakai pakaian terbaik. Berwarna dominan biru langit. Warna khas dari Klan Xiao. "Salam pada Sage Agung Serigala Putih!" Ucap Xiao Song. Sedikit menundukkan kepala sembari membuat gerakan menangkup tangan pada d**a. Sebuah tradisi sapaan salam hormat. Disisi lain, Sage Agung Serigala Putih yang melihat kedatangan Xiao Song, segera menanggapi dengan berdiri. "Salam Patriarch Xiao! Mohon maaf karena datang dengan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu!" Ucap Sage Agung Serigala Putih. Memberi salam tangan yang sama pada Xiao Song. Meskipun tatapan mata sang Sage masih tampak penuh ketajaman dan sangat mendominasi, dimana bahkan Xiao Song sebagai tuan rumah tak bisa untuk menatap terlalu lama, Sage Agung Serigala Putih, masih tetap menunjukkan kesopanan serta penghargaan dengan membalas salam hangat Xiao Song sebagai tuan rumah. Walaupun jelas kedudukan keduanya secara sosial, terpaut sangat jauh. Xiao Song hanyalah pemimpin dari salah satu kelompok Knight besar. Sementara Sage Agung Serigala Putih, adalah salah satu sosok terpenting bagi seluruh umat manusia di atas realm utama ini. Satu dari hanya beberapa gelintir manusia yang telah berhasil naik pada tingkat kultivasi tertinggi jalan seorang Knight. Menjadi Sage Agung. Namun begitu, dengan kedudukannya yang sangat tinggi, jelas sekali bahwa Sage Agung Serigala Putih, merupakan sosok yang tak terlalu memandang serius sebuah status sosial. Ia masih memberi penghargaan serta sopan santun umum bagi orang seperti Xiao Song. Satu sikap yang saat ini di balas oleh Xiao Song, dengan pandangan penuh haru dan penyembahan pada sosok Sage Agung Serigala Putih yang sedang berdiri di hadapannya. "Sage Agung! Tolong jangan terlalu sungkan! Silahkan kembali duduk!" Ucap Xiao Song. Dengan nada dibuat sesopan mungkin. Masih dengan wajah sedikit tertunduk. Aura penuh d******i yang terus terpancar secara alami dari sorot mata Sage Agung Serigala Putih, membuat Sang Patriarch Klan Xiao, mendapat dorongan untuk terus menundukkan kepala. "Sebagai tuan rumah, kau juga tak perlu terlalu berlebihan! Silakan duduk terlebih dahulu! Aku jelas tak akan bersikap begitu kurang sopan dengan mendahului!" Tanggap Sage Agung Serigala Putih. Sembari kemudian, mulai memasang senyum ramah. "Ahhh... Baik!" Jawab Xiao Song. Meskipun memang merasa tak enak hati, Xiao Song tak berani menolak permintaan Sang Sage Agung. Ia segera melangkah untuk mengambil posisi duduk pada kursi yang telah disiapkan menghadap meja jamuan. Saling berhadapan dengan Sage Agung Serigala Putih pada sisi lain meja. Bersama Xiao Song mengambil posisi duduk. Sage Agung Serigala Putih, mengikuti. Situasi kemudian berkembang menjadi hening ketika tak ada yang mengambil inisiatif untuk membuka obrolan. Atas nama kesopanan, Sage Agung Serigala Putih, menunggu Xiao Song untuk membuka terlebih dahulu. Sementara Xiao Song sendiri, jelas tak bisa menentukan topik pembuka obrolan yang tepat. Karena bagaimanapun juga, ia masih belum tahu apa maksud kedatangan Sage Agung Serigala Putih ke Klan-nya saat ini. Sampai kemudian, setelah bertahan hening untuk beberapa waktu, itu adalah Sage Agung Serigala Putih yang akhirnya memilih untuk memecah keheningan canggung yang terjadi. "Patriarch, maksud kedatanganku yang tiba-tiba, sebenarnya karena ada satu hal khusus yang ingin kutawarkan pada Klan Xiao!" Ucap Sage Agung Serigala Putih. "Penawaran?" Mendengar kalimat pembuka dari Sang Sage, Xiao Song segera bergumam heran sembari mulai mengerutkan kening. "Yah, sebuah penawaran!" Balas Sage Agung Serigala Putih. Mengulang maksud tujuannya. "Sage Agung! Penawaran apa yang ingin anda berikan pada Klan Xiao kami yang tak seberapa ini?" Tanya Xiao Song. Memberanikan diri. "Sebelum aku menawarkan, aku ingin bertanya satu hal!" Ucap Sage Agung Serigala Putih. "Apakah dalam beberapa jam terakhir, ada seorang anggota keluarga Klan mu yang baru saja melahirkan?" Tanya Sage Agung Serigala Putih. Pertanyaan yang segera disambut oleh Xiao Song dengan semakin menambah kerutan di dahi-nya. Bagaimanapun juga, itu adalah istrinya sendiri yang baru saja melahirkan. Xiao Song, baru saja merayakan kelahiran putra pertamanya. Xiao Song, tampak memasang raut wajah ragu untuk beberapa saat. Sampai kemudian, akhirnya memilih untuk menjawab jujur. Meskipun tak tahu apa yang diinginkan oleh Sang Sage Agung dengan menanyakan hal tersebut, Xiao Song jelas tak berani untuk berbohong di hadapan Sage Agung Serigala Putih. "Sage Agung, sejujurnya, itu adalah istriku yang baru saja melahirkan satu jam yang lalu! Aku diberkahi seorang putra!" Jawab Xiao Song. "Wahhh... Selamat! Aku turut berbahagia! Jika berkenan, apakah kau bersedia untuk aku melihat langsung putramu ini?" Tanya Sage Agung Serigala Putih. "Tentu saja!" Jawab Xiao Song singkat. Merasa lega hatinya saat melihat raut wajah ramah masih bertahan pada muka Sage Agung Serigala Putih. Bahkan cenderung tampak sangat antusias. "Tetua Pertama! Tolong bawa Tuan Muda kesini!" Ucap Xiao Song kemudian. Memberi intruksi pada Tetua Pertama Klan Xiao yang sedari awal berdiri diam dalam sikap hormat pada salah satu sisi aula utama. "Baik!" Jawab Tetua Pertama. Seraya segera meninggalkan tempat. Tak berapa lama kemudian, sang Tetua kembali dengan menggendong secara hati-hati bayi Tuan Muda Pertama Klan Xiao. Melihat kedatangan sang Tetua, Sage Agung Serigala Putih, secara tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya. Menatap antusias pada bayi yang ada di gendongan Tetua Pertama Klan Xiao. "Bolehkah?" Tanya Sage Agung Serigala Putih. Memberi isyarat untuk menggendong sang bayi. "Tentu! Silahkan! Sebuah kehormatan bagi putraku!" Jawab Xiao Song. Tanpa ragu sama sekali. Memasang senyum lebar. Xiao Song, segera mengambil putranya dari gendongan Tetua Pertama, sebelum kemudian, menyerahkan pada Sage Agung Serigala Putih. "Hahahhaha...! Ini sungguh luar biasa! Aku sudah menunggu momen ini selama ribuan tahun!" Ucap Sage Agung Serigala Putih. Tertawa lantang penuh kebahagiaan seperti layaknya sedang menggendong cucunya sendiri. Sebuah ekspresi yang jelas disambut heran oleh setiap orang di dalam aula utama. "Patriarch Xiao! Mengenai tawaran yang sebelumnya kusebut, itu berhubungan langsung dengan putramu ini!" Ucap Sage Agung Serigala Putih. "Apakah kau bersedia untuk aku menjadi Master dari Tuan muda pertama Klan Xiao?" Tanya Sage Agung Serigala Putih. Sebuah pertanyaan, yang segera disambut oleh Xiao Song berubah tertegun raut wajahnya. Bukan hanya Xiao Song. Bahkan seluruh Tetua yang hadir, juga memasang raut wajah yang sama. *Buggg....!!! Detik berikutnya, Xiao Song, jatuh berlutut. Memasang raut wajah memerah karena begitu bahagia. Ia bahkan mulai menangis. Tindakan, yang diikuti oleh seluruh Tetua Klan Xiao. "Sage Agung! Tentu saja saya bersedia! Itu adalah kehormatan besar bagi Klan Xiao! Anugerah tertinggi dari surga bagi putraku!" Jawab Xiao Song. Sembari bersujud. Bagaimanapun juga, Sage Agung Serigala Putih, adalah seorang Sage yang belum pernah mengangkat murid resmi sama sekali sepanjang hidupnya. Selalu menolak saat ada yang memohon untuk menjadi murid. Seberbakat apapun orang tersebut, Sage Agung Serigala Putih, tetap akan menolak. Kini mendengar Sang Sage entah kenapa justru yang menjadi pertama menawarkan untuk mengangkat anaknya sebagai murid, Xiao Song, menjadi sangat bahagia. "Kau boleh berdiri! Jangan terlalu berlebihan!" Ucap Sage Agung Serigala Putih. Memasang wajah tak enak hati. Mendengar intruksi tersebut, Xiao Song bersama seluruh Tetua, segera berdiri kembali. "Siapa nama putramu ini?" Tanya Sage Agung Serigala Putih. "Sage Agung, aku belum sempat memberi nama! Jika berkenan, tolong anugrahkan sebuah nama!" Jawab Xiao Song. Sage Agung Serigala Putih, tersenyum tipis. Sebelum mulai membuka mulut. "Menantang Langit! Kita akan memanggilnya sebagai penantang langit!" "Xiao Tiankong!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN