13 - Macan Kumbang Api

1265 Kata
"Sial…! Sial…! Ini berkembang menjadi semakin merepotkan!" Ucap Xiao Dong. Saat melihat Tiankong berakhir mendapat luka parah dari Spirit Beast Macan Kumbang Api. Dimana sebelumnya secara tiba-tiba datang menerjang dari arah salah satu sudut rerimbunan semak belukar hutan. Raut wajah Xiao Dong berubah menjadi sangat buruk, terus menatap bergantian pada Macan Kumbang Api serta Tiankong disisi berlawanan. Sampai kemudian, saat Xiao Dong melihat bahwa Tiankong yang telah mendapat luka parah, kini justru menjadi tegas raut wajahnya, dengan sorot mata penuh ketajamam, ia menatap balik Macan Kumbang Api yang sedang memandangnya dengan tatapan liar, seraya kemudian tiba-tiba mengeluarkan sebuah pisau dari balik lengan baju, Xiao Dong, akhirnya ikut mengeluarkan sebuah pisau dari lengan bajunya. Bocah ini memutuskan untuk bertahan di lokasi. Ia jelas tak bisa meninggalkan Tiankong dalam situasi tersebut. *Tappp…!!! Xiao Dong yang menggenggam pisau dengan tangan bergetar, masih ragu dengan langkah apa yang harus ia ambil. Sampai tiba-tiba, tatapan ragunya berganti terkejut saat melihat Tiankong ternyata menjadi pihak pertama yang menerjang maju untuk menyerang Macan Kumbang Api. Masih mempertahankan tatapan penuh ketajamam yang tak memiliki riak ketakutan sama sekali, Tiankong melakukan gerakan menghunus pisau. Tampak menargetkan kepala pihak lawan. Sang Spirit Beast liar Macan Kumbang Api. "Tuan Muda! Kau sialan! Sungguh merepotkan!" Bentak Xiao Dong. Tampak sangat kesal raut wajahnya. *Tapp…!!! Hanya saja, meskipun bocah tersebut meneriakkan makian dan mengutuk Tiankong, ia tetap ikut melakukan hal yang sama dengan Tuan Mudanya tersebut. Mengeraskan genggaman pada pisau dengan dua tangan untuk beberapa detik, sebelum maju menerjang. "ROOOAARR….!!!" *Woooshhhh…!!! Sementara disisi lain, Macan Kumbang Api yang melihat Tiankong bergerak mendekat dalam posisi lurus menerjang tepat di depan wajahnya, segera meraung liar. Sebelum melakukan terjangan balik. Dengan tangan kanan menggenggam pisau, Tiankong terlihat sama sekali tak berniat melakukan langkah menghindar. Ia mengangkat tinggi-tinggi tangan kanannya. Jelas berniat mendaratkan satu serangan menghujam pada batok kepala Macan Kumbang Api dengan pisaunya tersebut. *Slaaaassshhh…!!! Hanya saja, Macan Kumbang Api yang memiliki pergerakan lebih lincah dan cepat, tentu menjadi pihak pertama yang melancarkan serangan. Cakar-cakar tajam pada kaki depan sebelah kiri, melaju cepat terarah pada lengan kanan Tiankong yang terangkat tinggi memegang pisau. Bagaimanapun juga, Macan Kumbang Api adalah seekor Spirit Beast, jenis makhluk yang jauh berbeda dengan hewan. Para Spirit Beast, terkenal memiliki kecerdasan lebih tinggi dari hewan normal. Bahkan Macan Kumbang Api yang merupakan Spirit Beast kelas rendah, masih akan memiliki insting yang jauh lebih bagus dari hewan normal. Keunggulan intsing yang kini menjadi landasan bagi Macan Kumbang Api, untuk mengarahkan target cakar-cakarannya pada lengan kanan Tiankong yang memegang pisau. Insting Macan Kumbang Api, merasa bahwa pisau milik Tiankong, adalah satu-satunya ancaman yang dapat di beri oleh pihak lawan. Digerakkan oleh intsing, Macan Kumbang Api berniat melenyapkan ancaman terlebih dahulu, sebelum kemudian bermain-main dengan mangsa yang tak lagi bisa memberikan ancaman apapun padanya. *Slaaaassshhh…!!! Cakar-cakar sang Spirit Beast, dengan lancar sampai pada targetnya, lengan kanan Tiankong mendapat luka sayatan parah. Mengucurkan darah segar cukup banyak. Luka yang menyebabkan genggaman Tiankong pada pisau, akhirnya melemah. Pisau terjatuh….. Namun, tepat ketika pisau mulai jatuh, dimana Macan Kumbang Api juga telah bersiap melanjutkan serangan dengan menggunakan cakar pada tangan kanan, Tiankong yang baru kehilangan senjata dan mendapat luka tambahan, kini justru malah memasang satu seringai lebar di wajahnya. Tangan kiri Tiankong yang masih bebas, dimana kini berada pada posisi di depan perut, ternyata dari tadi sudah terbuka lebar, menunggu pisau yang baru saja ia jatuhkan, untuk mendarat pada genggaman tangan kirinya tersebut. *Tapp…!!! Pisau mendarat pada tangan kiri… *Woooshhhh…!!! *Jleeepp….!!! Bersamaan dengan itu, Tiankong dengan gerakan gesit dan tampak sangat terstruktur, tanpa berkedip sama sekali, menghujamkan pisau pada d**a Macan Kumbang Api. Serangan menyelinap Tiankong, sukses mendarat telak menembus area d**a Macan Kumbang Api. "Bagaimanapun juga, kau hanya Spirit Beast kelas rendahan! Jadi, jangan coba mengadu kecerdasan atau insting denganku!" Gumam Tiankong. Semakin melebarkan seringainya. Menatap mata Macan Kumbang Api pada jarak sangat dekat, seraya mengeraskan genggaman pada pisau. Berusaha menambah kedalaman tusukan pada d**a pihak lawan. "ROOOAARR….!!!" Macan Kumbang Api yang merasa sakit pada lukanya, segera berteriak liar. Tampak menjadi sangat marah. "Hmmm…???" Melihat itu, Tiankong segera bergumam, sebelum raut wajahnya berubah buruk. *Woooshhhh…!!! Dengan gerakan liar, Macan Kumbang Api yang kini menjadi sangat marah, menghujamkan serangan keras menggunakan kaki kiri. *Bammmmm….!!! Tiankong refleks mengangkat tangan kanan untuk mencoba melindungi kepala yang menjadi target serangan pihak lawan. Hanya saja, meskipun sukses melindungi kepala, namun serangan Macan Kumbang Api, memiliki bobot yang tak mampu di tahan tubuh fisiknya. *Woooshhhh….!!! *Baaammmm….!!! Tubuh mungil Tiankong, terhempas cepat cukup jauh. Hanya terhenti ketika menghujam keras sebuah pohon besar yang kebetulan berada pada arah laju terjangan tubuhnya. "Gooaaahhh…!!!" Tiankong muntah darah segar tepat ketika tubuhnya mendarat keras. Rasa sakit teramat sangat, kini mendera seluruh tubuhnya. Paling parah pada luka sayatan lengan kanan yang mendapat hujaman kedua Macan Kumbang Api. Juga pada luka sayat pada punggung yang semakin parah akibat pendaratan keras yang baru saja ia terima. "ROAAARR….!!!" *Woooshhhh….!!! Macan Kumbang Api yang telah mendapatkan momentum, kembali berteriak liar kesetanan. Menerjang kedepan untuk kembali menyerang Tiankong. "Sial! Kau hanya beruntung karena memiliki ketahanan tubuh dan bobot serangan lebih besar!" Maki Tiankong kesal. Tak cukup berpengalaman untuk dapat menduga bahwa setelah mendapat serangan pada titik vital, ternyata Macan Kumbang Api, masih mampu bertahan. Bagaimanapun juga, ini adalah pengalaman pertama bagi Tiankong berduel langsung dengan seekor Spirit Beast. Dalam gerakan sebelumnya, Tiankong yang sempat mempelajari lokasi-lokasi titik vital para Spirit Beast, berniat menyelesaikan pertarungan dengan cepat. Berbekal pengetahuannya tersebut yang ia dapat dari menghabiskan banyak waktu luang di perpustakaan Klan, ia merencanakan aksi gerakan pengalih pada tangan kanan, untuk kemudian melancarkan serangan menyelinap menggunakan tangan kiri pada titik buta. Gerakan mengangkat tangan kanan tinggi-tinggi yang dilakukan Tiankong dimana tampak menjadikan batok kepala sebagai target, hanyalah pengecoh. Target sebenarnya adalah area d**a Macan Kumbang Api. Rencana yang sebenarnya cukup brilian dan efisien, hanya saja tak di dukung oleh tenaga yang sesuai. Bagaimanapun juga, Tiankong masihlah seorang bocah yang belum genap berusia 10 tahun. Hujaman pada d**a Macan Kumbang Api yang berhasil ia daratkan, nyatanya belum mampu memberi luka cukup dalam. Tak bisa menyentuh titik vital sebenarnya dari Macan Kumbang Api. "Xiao Dong! Apalagi yang kau tunggu? Ingin melihat aku mati?" Seru Tiankong. Tepat ketika Macan Kumbang Api yang bergerak menerjang dengan kemarahan liar, sudah akan sampai pada posisinya. *Woooshhhh….!!! Bersama seruan Tiankong, Xiao Dong yang sebelumnya sudah sempat menerjang namun terhenti oleh aksi tak terduga Tiankong, kini bergerak untuk melakukan hujaman pada sisi tubuh Macan Kumbang Api. Macan Kumbang Api yang dibawah situasi penuh amarah, terperangkap lengah, terlalu fokus untuk berusaha menerkam Tiankong sampai tak menyadari kedatangan Xiao Dong. Sampai akhirnya…. *Bammmmm….!!! Xiao Dong berhasil menghujam keras sisi tubuh Macan Kumbang Api, menyebabkan pergerakan sang Spirit Beast terhenti, aksi Xiao Dong, diakhiri dengan ia menusuk keras sisi tubuh pihak lawan dengan pisau yang ia genggam menggunakan dua tangan. Macan Kumbang Api, kembali menerima luka. "Berhasil!" Gumam Xiao Dong. Mulai memasang raut wajah puas. Hanya saja…. "ROOOAARR….!!!" Wajah puas Xiao Dong, segera berubah buruk saat Macan Kumbang Api, kembali berteriak liar. Kini menatap kearahnya dengan sorot mata penuh kemarahan. "Sial…! Matilah aku!" Gumam Xiao Dong. *Booooommmm….!!! Tubuh mungil Xiao Dong, terhempas keras saat Macan Kumbang Api, dalam kemarahan melempar tubuhnya untuk dihujamkan pada d**a bocah tersebut. "Goooahhh….!!!" Xiao Dong bahkan sudah memuntahkan banyak darah segar saat tubuhnya terlempar. Mulai gelap pandangan matanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN