Romeo berlari menuju Saphira yang terduduk di lantai. Dia dengan segera meraih tubuhnya dan memeluknya. Wajahnya terlihat sangat cemas. Dia tidak mengira, apa yang dibicarakan oleh Tuannya bersama dengan Saphira bisa membuatnya menjadi syok.
“Kamu tidak apa-apa?” Romeo menakupkan tangan pada kedua pipi Saphira. saphira hanya bisa mengangguk tanpa mengeluarkan satu patah kata pun.
Romeo membopongnya agar dia bisa berdiri. Dengan sangat perlahan dia menuntun Saphira untuk masuk ke dalam mobil. Setelah masuk ke dalam mobil Saphira langsung menangis dengan histeris.
Romeo mengerutkan dahinya, ada apa dengannya? Romeo meliriknya dari spion tengah. Saphira masih terus menangis dan terisak-isak. Dia seolah sedang merasakan hal yang sangat menyakitkan. Tanpa banyak bertanya, Romeo segera mengendarai mobil dan keluar dari rumah Kaisar. Cukup lama Saphira menangis. Isakannya kini sudah mulai sedikit terdengar. Tidak lagi berteriak dan memaki tentang hal-hal yang pernah dia lalui. Romeo pada akhirnya mengerti, apa yang membuat dia menangis histeris seperti itu.
“Orang tuamu tidak akan tahu, kamu tenang saja.” Romeo meliriknya dari kaca spion. Saphira tidak menjawab. Dia mendengkus dan memalingkan wajahnya. Rasanya dia ingin memaki, tapi dia tidak berani.
“Kamu akan ke salon hari ini. tapi, tidak denganku. Aku akan mengantarkan kamu pulang. Pergilah bersama dengan supir di sana.”
Saphira masih diam tidak menjawab ucapan dari Romeo. Dia masih kepikiran tentang kenyataan bahwa ada orang yang mengabadikan momen itu. Dia tidak pernah menyangka, hal itu akan berbuntut panjang. Dia berpikir dengan dia menandatangi surat perjanjian itu. Maka dia tidak akan diingatkan tentang masalah itu. Atau bahkan masalah serumit yang sedang dia hadapi sekarang.
Mereka sudah sampai, Romeo bergegas turun dan membukakan pintu untuk Saphira. dia kemudian menunduk dan langsung pergi. tanpa berpamitan atau pun mengatakan hal lain. Karena menurutnya tugasnya sudah selesai. Dia harus segera pergi dari sana. Jika tidak, bisa saja ada orang yang sedang membuntutinya dan mengabadikan momen itu. Itu bisa menjadi buruk bagi Kaisar dan perusahannya.
Saphira berlari masuk ke dalam rumah. Air matanya kembali menetes. Dia tidak bisa lagi membendungnya. Padahal tadi dia sudah cukup tenang dan bisa mengusir rasa sakit hatinya. Dia membanting pintu kamarnya dengan cukup keras. Membuat Velyn mengelus dadanya dengan perlahan.
Velyn mengetuk pintu kamar Saphira dengan pelan. kemudian dia membuka pintu dan masuk ke sana. Dia menundukkan kepalanya sebentar. Kemudian dia berkata.
“Nona, supir sudah menunggu Anda di bawah. Saya mendapatkan tugas untuk menemani Nona pergi hari ini. Mari kita bersiap.” Velyn memang selalu bisa menempatkan dirinya dengan baik. Mendengar ucapan Velyn yang akan menemaninya, dia menjadi lebih tenang.
“Baiklah, tunggu aku di bawah. Aku akan turun dalam sepuluh menit.” Saphira berdiri. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh wajahnya. Dia mengeringkannya dengan handuk dan memoles wajahnya dengan make up yang sangat tipis.
“Saphira, kamu harus kuat! Jika kamu ingin mengejar impianmu. Maka kamu harus bisa melewati semua ini dengan kuat!” dia menatap pantulan dirinya di cermin. Kemudian dia pun kelar dari kamr dan menuju mobil yang sudah disiapkan. Velyn juga sudah menunggu di dalam. Mereka pun meluncur pergi.
Sebuah salon besar dan mewah. Saphira mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia tidak percaya dengan apa yang sedang dia lihat. Dia masuk ke dalam salon besar dan mewah? Apa ini mimpi?
“Selamat datang Nona, ada yang bisa saya bantu?” seorang gadis yang menghampirinya mengucapkan itu dengan sangat sopan.
“Saya sudah menlpon tadi. Bisakah kamu mengantarkan kami menemui Dona?” ucap Velyn. Dia mengeluarkan sebuah kartu dan menunjukkannya pada gadis tersebut. kemudian gadis itu pun mengangguk dan mulai mengantarkan mereka untuk bertemu dengan Dona.
Dona Cristix, pebisnis tersohor. Dia mempunyai banyak butik dan salon kecantikan di seluruh negeri. Dia adalah orang yang sibuk. Jika bukan orang konglomerat, atau pejabat, dia tidak akan mau bertemu. Apa lagi hanya seorang Saphira. Dia tidak akan mungkin mau menemuinya, jika bukan Kaisar yang memintanya secara khusus untuk merubah penampilannya. Dia penasaran, siapa wanita yang membuat Kaisar sampai repot-repot menelponnya.
Gadis itu mengetuk pintu ruang kerja Dona.
“Masuk!” jawab Dona dari dalam ruangannya.
Gadis itu membukakan ppintu untuk mereka. Kemudian dia pun pamit keluar untuk malayani tamu selanjutnya.
Velyn tersenyum dan menunduk pada Dona. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengannya. Dona terperangah saat melihat Velyn datang dengan seorang gadis. Awalnya dia mengira Velyn adalah gadis yang di maksud oleh Kaisar. Nyatanya bukan, dia hanya mengantarnya untuk bertemu dengan Dona.
“Velyn kau yang-?” Dona menutup mulutnya karena tidak percaya.
“Tidak. Dia yang dimaksud Tuan, kamu akan merubahnya. Bukan aku, aku akan meninggalkan kalian berdua. Jadi selamat bekerja.”
Kemudian Velyn mendekat ke arah Dina, dan dia berbisik kepadanya.
“Jangan berpikiran yang tidak-tidak, lakukan saja tugasmu. Dan diamlah, jangan mengatakan apa pun.” Kemudian dia menepuk pundak Dona perlahan.
“Nona, saya permisi. Silakan masuk dan jalani perawatan Anda,” ucap Velyn dengan sopan. Kemudian dia menunduk sebentar dan berjalan keluar dari ruangan. Sekarang dia mempunyai kesempatan untuk pergi ke suatu tempat. Ini adalah waktu yang tepat. dia bisa keluar tanpa pengawasan dari Kaisar mau pun orang kepercayaannya-Romeo.
Sementara itu, Dona mengajak Saphira untuk masuk ke dalam ruangan VIP (Very Important Person). Ruangan itu tidak terlalu besar, namun cukup untuk menjamu tiga atau empat orang. Ruangan itu berwarna putih dengan nuansa biru muda. Ruangan itu memiliki perabot yang lebih bagus dibandingkan dengan perabot yang ada di salon depan. Hanya orang-orang tertentu yang dapat masuk ke dalam sana. Hanya orang dengan kekayaan yang melimpah yang bisa merasaan perawatan langsung dari Dona. Sekarang adalah giliran Saphira yang akan merasakannya. Perawatan ini adalah pengalamannya yang pertama. Dan menjadi pengalaman paling berharga baginya. Walau pun dia melakukan itu karena dia harus menyembunyikan identitasnya.
Dona menarik kursi dan mempersilakan Saphira untuk duduk. Dia memperhatikan setiap sudut wajah Saphira. gadis itu mempunyai kecantikan yang sempurna, apa lagi yang harus dirubah? Dan kenapa Kaisar menginginkan dia merubah penampilannya? Sebenarnya ada apa dibalik semua perintah yang tiba-tiba itu? Dona menjadi memikirkan banyak hal. Apa lagi Velyn mengatakan padanya agar tetap diam dan tidak membahas tentangnya. Pasti ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh mereka. Dan Dona harus mengetahuinya. Dia harus mengetahui rahasia itu agar dia bisa membalas dendam.