“Darimana kamu tahu?” ulang Alfonzo penasaran. Delon mencibir pamannya. “Paman pikir hanya Paman yang memiliki otak pintar? Pertama, dia bukan Menik ... karena dia tak mengenalku sama sekali. Kedua lidahnya sering terpeleset menyebut dirinya Inul. Jadi aku yakin yang di dalam sana adalah Inul, bukan Menik. Berhubung Paman sedang menyelidiki dunia klenik, aku bisa menarik kesimpulan mungkin ini ada hubungannya dengan keanehan dalam diri Menik. Sepertinya kesimpulanku benar.” Keponakannya memang lihai. Alfonzo terpaksa mengakuinya. Dia terjebak perkataannya sendiri. “Boy, daripada memikirkan orang dewasa ... lebih baik kamu mengurus masalahmu sendiri,” sindir Alfonzo. “Apa Paman tak salah mengatakan itu? Aku belum dewasa? Lalu bagaimana dengan Menik yang berusia lebih muda dariku? Belum