Delapan

2830 Kata
Amour Restourant.   “Kamu pesen apa?” tanya Dimas. “Apa aja deh bebas,” “Oke biar aku pesenin makanan paling enak di sini,” ujar Dimas. “Boleh. Oh ya. Udah makan aku boleh kan ke rumah kamu?” Kening Dimas berkerut aneh “Mau ngapain?” “Mau pacaran masa ga boleh? Hhee” Michelle nyengir kuda. “Boleh-bole aja sih,” “Mumpung aku off,” “Off? maksudnya?” Dimas bingung. “Oh iya aku belum cerita sama kamu. Kalo aku kerja di caffe. Jadi waiters, kamu pasti malu. Punya pacar seorang pelayan,”  jelasnya. “Oh gitu. Engga kok. Malah aku bangga sama kamu. Kamu itu mandiri. Maaf Chell. Aku boleh nanya ga? Tapi kalo kamu ga mau jawab juga ga apa-apa,” tanya Dimas hati-hati. “Pasti mau nanya tentang papah aku kan?” Dimas mengangguk. “Kalo kamu ga mau cerita ga apa-apa kok,” Dimas jadi merasa tak enak pada Michelle, karena menanyakan hal itu. Mungkin itu hal yang sensitif bagi sebagian orang. “Papah memang korupsi. Mama meninggal karena serangan jantung. Papah selingkuh sama janda kaya. Terus pergi entah kemana. Semenjak itu aku anggap papah udah meninggal bersama mama,” ceritanya. Mata michelle mulai penuh dengan air mata. Tak lama terjatuh dan membasahi pipinya. “Ya ampun sorry. Kamu jadi nangis gituh,” sesal Dimas. Michelle menghapus air matanya. Dimas juga membantu menghapus air mata Michelle. Mereka berpandangan cukup lama.   Ya ampun rasa apa ini? Kok aku dek dekan gini. Ga ga mungkin aku suka sama Dimas. Belum tentu Dimas bener-bener suka sama aku. Michelle jangan terlalu serius. Ingat kamu cuma nolongin dia, batin Michelle.   “Udah ya Chell. Aku ngerti kok,” Dimas memegang tangan Michelle. “Makasih, sekarang kamu dong cerita,” giliran Michelle yang ingin tahu story about Dimas dari mulutnya langsung. “Apa yang harus di ceritain?” “Tentang ayah kamu atau ibu kamu misalnya,” penasaran juga sih sama kisah playboy yang gelarnya King Of Master Vegasus ini. “Nyokap udah lama meninggal. Sepuluh tahun yang lalu. Dan bokap sibuk sama kerjaannya. Apa yang harus aku ceritain?” jawabnya sedikit ketus. “Eummhh.. kalo boleh tahu. Apa bener kamu nyari sosok ibu kamu dalam diri cewek-cewek yang pernah kamu pacarin?” Michelle sedikit berhati-hati menanyakan hal itu. Dimas tampak berpikir. Sepertinya Dimas tak mau mengungkit masalah itu. “Aku salah ngomong ya? Maaf,” “Ga kok. Kamu engga salah ngomong. Emang iya, aku mencari sosok mama. Dan aku yakin sosok itu ada di diri kamu,” Dimas tersenyum manis pada Michelle. “Aku tetep Michelle Dim, ga akan pernah bisa jadi ibu kamu. Harusnya kamu bisa lebih lapang d**a merelakan ibu kamu. Dan nerima apa adanya pasangan kamu,” benar kata Michelle. Mencintai seseorang itu harus apa adanya. Jangan ada apanya. Juga bukan berlandaskan ia mirip siapa. Tapi cinta itu, menerima apapun sikap yang pasangan kita punya. Buruk bagusnya dan semuanya. Karena cinta tak memandang itu semua. Tidak ada cinta sempurna. Namun kelebihan dan kekurangan masing-masing, jika kita mampu memahami dan saling mengerti sama lain. Itu akan menjadi sempurna. “Iya sayang. Aku beruntung punya kamu,”   Ya ampun.. Pura-pura romantis, manis dan baik. Pegel gue kaya gini. Bukan gue banget. Saaabaarr Dimas cuma tiga bulan kok. Lo harus bisa menang taruhan, gumamnya dalam hati.  Setelah itu makananpun datang. Michelle dan Dimas makan bersama.   ********   Rumah Dimas.               Halaman yang terhampar luas membuat kesan rumah terlihat mewah. Di sekelilingnya terdapat pepohonan yang rindang, membuat teduh dan sejuk.  Di tengahnya ada rumah tertengger gagah. Rumah mewah bernuansa putih ini terlihat sangat artistik. Dari luar rumah saja sudah sangat memukau. Apa lagi dari dalam, mungkin akan lebih memanjakan mata lagi. Michelle dan Dimas mulai masuk ke dalam rumah mewah itu.   “Gede juga rumah kamu,” ujarnya saat memasuki istana megahnya Dimas. “Percuma gede juga, kalo tanpa kasih sayang Chell,” kali ini ucapan itu jujur dari hati Dimas. Dimas memang sangat merindukan kasih sayang dan keharmonisan di rumah ini. “Kamu bakalan dapetin itu kok. Coba deh kamu belajar menghargai orang,” saran Michelle. “Maksudnya?” “Membuat orang-orang di sekitar kita bahagia. Kita pasti punya ke puasan tersendiri. Coba deh kamu lakuin,” jelasnya. “Masa sih? contohnya kaya gimana?” Dimas masih belum faham dengan yang maksud Michelle. “Misalnya kamu tolongin deh orang yang lagi kesusahan. Misalnya, kaya pengemis contohnya. Kamu bisa sisihin uang jajan kamu sebagian buat mereka. Itu akan membuat mereka senang. Walapun paling sedikit kita cuma ngasih seribu rupiah aja. Tapi mereka udah seneng banget kok, Dim.  Di bandingin sekarang dengan rokok kamu. Harga rokok aku ambil garis bersar sepuluh ribu. Dan itupun kebuang sia-sia. Bukannya sehat, malah kamu sakit jantung kan? Bukan cuma penyakit paru-paru aja yang kamu pernah sebut waktu itu. Ini dampak buruknya Dimas,” Dimas nampak berpikir.   Bener juga kata-kata Michelle. Gue udah nyia-nyiain apa yang gue punya. Padahal di luar sana banyak banget yang lebih membutuhkan. Hebat banget ni cewek. Walaupun di sekolah sering di caci sebagai anak koruptor, tapi dia punya jiwa baja. Semangat menuntut ilmunya juga tinggi. Apalagi jiwa sosilanya. Ya ampun Dimas. Michelle itu cuma pacar status palsu lo. Gue ga boleh sampe cinta beneran sama Michelle, batin Dimas.   ********   Mencari jejak seorang pangeran hati. Pangeran berkuda putih yang akan menjemput sang putri. Membuat sang putri menari nari bahagia. Bahagia di singgasana sang pangeran.   Sang pangeran akan mengeluarkan sang putri dari kesedihan. Dan kesediahan akan berubah jadi kebahagiaan abadi. Menuntun hidup lebih berwarna. Menjalani hari dengan penuh kejutan. Merajut cinta dan menanam kasih sayang.   Hingga pada akhirnya akan hidup bahagia selamanya di surga. Bersama putri cantik dan pangeran impian.   -Michelle Octorina Andara-   “Cie yang lagi jatuh cinta,” goda Rini. “Kakak apaan sih kak Rini,” Michelle tersipu malu. “Ga kamu jelasin juga, kakak tahu kok sayang,” “Kak aku mau nanya, kalo seandainya ada orang hidupnya tinggal tiga bulan lagi. Dan dia ngeharepin cinta dari aku. Hal yang pertama aku harus lakuin apa kak?” Michelle sangat hati-hati menanyakan hal itu semoga Rini tidak curiga. “Loh kok kamu ngomongnya kaya gitu? Emang siapa yang umurnya tinggal tiga bulan lagi?” tuh kan Rini sedikit curiga. “Ga ada kok kak.  Kan Ichell bilang seandainya kak,” Rini duduk di samping Michelle sambil mengelus-ngelus rambut adiknya. “Hal yang pertama harus kamu lakuin adalah mengubah dia lebih baik. Membuat dia lupa akan rasa sakit yang ia rasakan. Lupa kalo umur dia tinggal tiga bulan. Kalau dia dulunya jahat dan sering nyakitin orang. Buat dia jadi baik. Dan kalo perlu suruh dia minta maaf sama orang-orang yang pernah dia sakitin,” jelas Rini. “Eummhh gituh ya kak. Emang cinta mampu membuat orang bertahan hidup?” “Denger ya sayang. Kamu lihat kan sekarang kita ga berlimpah harta. Tapi kita sekarang bisa tersenyum. Karena kita punya cinta. Saling melengkapi dan saling mengisi kekurangan kita. Cinta itu bisanya bisa membuat orang kuat, kalo orang yang di vonis mati. Dia akan termotivasi untuk berjuang hidup demi orang yang di cintainya. Cinta itu kekuatan sayang. Sanagat ajaib. Seperti cintanya Allah pada kita. Meski keluarga kita telah hancur. Tapi kakak masih bersyukur, Allah masih kasih kita kasih sayang dan cinta. Kakak sangat berterimakasih karena masih mempunyai adik-adik yang luar biasa kaya kalian. Yang mencintai kakak dengan kondisi seperti ini. Itulah cinta Michelle, ” pertuah Rini panjang lebar. “Gitu ya kak. Makasih ya kak atas nasihatnya,” “Kamu beneran pacaran sama Dimas?” Michelle terkejut dengan pertanyaan Rini. Kok Rini bisa tahu hubungan Michelle sama Dimas. “Kakak tahu dari mana?” “Irma sama Rahmi kan di Vegasus juga sayang. Meskipun mereka sekolahnya di Junior High Schoolnya, tapi kabarnya sampai kesana loh,” Masa sampai seheboh itu sih? Berasa pacaran sama artis saja. “Ohh iya aku lupa,” “Kakak denger Dimas suka mainin cewek. Kok kamu mau sih sama dia?” Rini mulai serius.   DEG!   Michelle paling males kalau di tanya kenapa dia pacaran sama Dimas. Karena hal itu akan menjadi rahasia antara Dimas dan Michelle saja. Sebetulnya sih karena rasa kasihan lebih tepatnya.   Apa aku harus mengakui ke kak Rini kalo Dimas sakit? Tapi itu sama aja aku bocorin rahasia Dimas dong. Meskipun Dimas ga tahu tapi Allah tahu. Ya ampun seraba salah, batin Michelle.   “Sayang, kalo emang kamu cinta sama dia. Kakak ga apa-apa kok. Tapi inget. Cowok macem Dimas jangan terlalu banyak kamu harapin. Syukur-syukur dia tobat dari gelar King Of Master Vegasusnya,” Rini penuh harap. “Hah?  Kakak sampai tahu juga soal itu sih?” Michelle heran. “Chell, Irma tuh sering cerita sama kakak. Bahkan dia bilang, kalo dia sempet suka sama Dimas. Cuma Irma ga berani bilang ke kamu, karena tahu kamu sekelas sama Dimas. Pas tahu kamu jadian sama Dimas. Irma malah seneng, ngedukung kamu. Aneh kan,” terang Rini. “Ya ampun jadi Irma suka juga sama Dimas?” heran apa sih yang di sukai dari cowok tengil kaya Dimas? “Sukanya karena kagum. Ya kata Irma sih Dimas itu pinter banget. Ya ga?” “Iya kak. Kelihatannya emang jarang belajar. Tapi kalo di suruh ngerjain soal atau ulangan. Jawabannya selalu bener. Nilainya selalu tertinggi. Padahal dia ga nyontek. Emang bener smart kak,” Michelle membenarkan pernyataan Rini. “Oh ya bagus dong. Oh iya, apa bener  Dimas yang sakit?” tebak Rini. “Hah? Engga!” “Kamu kenapa sih dari tadi kakak soal itu selalu aja kaget?” Rini mulai curiga. “Kaget gimana? biasa aja kak, hhehe”   Apapun yang terjadi semoga Michelle mendapatkan yang terbaik. Semoga Dimas bisa jadi imam Michelle nantinya. Apapun yang terbaik untuk Michelle, aku akan mendukungnya. Sekarang aku memang ibu kedua Michelle. Michelle harus bahagia, batin Rini.   ********   Vegasus International High School.   Gank Merkurius sedang berkumpul. Di sana hanya ada Ivha, Chanes, Putri dan Michelle. Kayanya Liana tidak masuk sekolah.   “Kayanya udah seminggu lewat lo sama Dimas pacaran. Udah sejauh mana Chell?” Chanes kepo. “Apaan sih kalian. Ya hubungan kita baik-baik aja. Tepatnya sekarang kita udah dua minggu. Dia sweet kok,” Michelle memang tak berbohong. Dimas mulai mau menuruti perkataan Michelle sedikit demi sedikit. Dia juga sedikit romantis. ”Gimana ga sweet, pas nembak aja sweet banget. Ya ampun Chell, kamu beruntung banget dapetin cinta Dimas yang sesungguhnya. Cuma aku kasian aja sama mantan-mantan dia yang udah dia mainin,” ujar Putri. “Tenang aja, aku bakalan nyuruh Dimas buat minta maaf sama mantan-mantan yang dia udah mainin gituh aja. Sama orang-orang di Vegasus yang udah dia sakitin,” terang Michelle bersemangat. “Bagus deh kalo kaya gitu! Gue dukung, kalo lo bisa ngubah dia buat jadi lebih baik,” dukung Ivha. “Thank’s  ya Ivha,” “Aku juga. Moga kalian berjodoh ya,” ucap bersemangat Putri. “Amin,”   Ya Allah meskipun aku belum yakin Dimas beneran sayang sama aku. Tapi perasaan ini sangat kuat. Semoga Dimas bener-bener sayang sama aku. Dan satu lagi aku bakalan selidikin apa dia beneran sakit atau engga, batin Michelle.   ********   Dua Hari kemudian.   Heart Care Hospital.   “Sebentar ya mbak, sebentar lagi dokternya datang. Di tunggu aja,” ucap seorang suster yang berada di balik meja pendaftaran. “Baik sus, saya tunggu,” Michelle sedikit tegang menunggu dokter yang dia akan tanyakan soal penyakit Dimas. Kali ini bukan dokter Leo. Tapi dokter ahli jantung lainnya.   Sepuluh menit kemudian.   “Nona Michelle Octorina Andara,” Panggil perawat. “Ya saya sus,” “Silahkan masuk ke ruang dokter Miko,” Michelle masuk ke ruangan dokter.   Ruang Dokter Miko   “Sudah berapa lama anda mengalami sakit ini? Kenapa anda tidak ke dokter yang biasa menangani anda,” ucap dokter Miko. “Itu bukan punya saya dok. Itu punya kakak saya,” bohong Michelle. “Lalu kenapa kakak anda tidak ikut ke sini?” “Kebetulan. Dia lagi kuliah. Gimana kondisi kakak saya?” Lagi-lagi Michelle harus berbohong demi kebenaran yang harus ia ketahui. “Jantungnya sudah parah. Harus segera mencari pendonor jantung. Kalo tidak usianya hanya bertahan tiga bulan lagi. Dan obat ini suada dosis tinggi. Tanpa obat ini pasti kakak kamu akan kambuh. Minimal dua minggu sekali harus cuci darah,” jelas dokter Miko. “Jadi kakak aku beneran sakit dok?” mata Michelle mulai berkaca-kaca. “Ya benar. Kamu kira ini permainan? Sakit jantung itu bukan penyakit ringan. Sewaktu-waktu jantung kakak anda bisa berhenti. Jadi kalo bisa anda jaga emosi kakak anda. Jangan sampe ada kabar mengejutan atau sedih berkepanjangan,” Michelle langsung menangis saat itu juga. Shock banget menedengarkan kenyataan sesungguhnya. Teranyata Dimas bener-bener sakit. Bahkan semua ucapan dokter Miko sama persis dengan apa yang di ucapkan dokter Leo.  Sudah tiga dokter yang ia datangi tetap menyatakan, kalau hasil yang ada di tangan Michelle adalah benar adanya. Dimas memang sakit parah. Dan usianya tinggal tiga bulan lagi.   Maafin aku Dimas. Maaf karena ga percaya kalo kamu sakit. Maaf juga aku ga percaya akan cintamu yang sesungguhnya. Aku janji Dimas. Aku bakalan bantu kamu buat sembuh. Aku akan bantu buat depetin cinta yang sesungguhnya. Hari ini aku resmi jatuh cinta sama kamu Dimas, batin Michelle.   ********   Michelle masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Seakan masih mimpi. Tapi Michelle sadar. Dia memang telah jatuh cinta pada Dimas. Bukan karena penyakitnya. Tapi sikapnya selama dua minggu ini yang membuatnya yakin, kalo Dimas bener-benar sayang padanya.   “Lagi apa kamu di sini?” “Dimas!” Michelle terkejut, sekarang Dimas sudah ada di hadapannya. “Lagi apa kamu di sini?” Michelle bingung harus jawab apa. Sambil menangis Michelle memeluk Dimas. Merasakan setiap detak jantung pacarnya ini. Michelle ingin sekali membuat Dimas lupa akan rasa sakitnya.   Kenapa sih nih cewek aneh banget. Pake peluk-peluk gue lagi. Pake acara nangis segala lagi. Duh please gue paling engga bisa lihat cewek nangis kaya gini. Aduh sabar sabar Dimas. Cuma tiga bulan inget, batin Dimas.   Selang bebrapa menit Michelle mulai berhenti menangis. Dimas menghapus air mata Michelle dan mengajaknya duduk. “Udah ya. Sekarang cerita. Kamu kenapa?” “Maaf.. Maafin aku Dim. Aku ga percaya kamu sakit. Makannya aku selidikin ke dokter lain. Maaf sayang. Maaf juga udah ngeraguin cinta kamu ke aku. Maaf..” Michelle sangat menyesal atas keraguannya selama ini pada Dimas. “Ohh soal itu. Jadi kamu cek semua hasil cek up aku, ke dokter lain?” “Iya. Maaf sayang,”   Yes! Masuk perangkap lagi. Dokter Leo bener-bener profesional. Ngasih hasil tes dan hasil USG yang beneran. Untung aja gue ganti obat yang di bawa Michelle sama obat penyakit jantung beneran. Hufftt.. Maaf  Chell. Gue ga maksud buat boongin lo kaya gini. Gue cuma mau bertahan sama lo hanya tiga bulan. Supaya gue menang taruhan. Setelah itu bye! Gumam Dimas dalam hati.   “Maaf Dim maaf. Aku sekarang bener-bener yakin, kalo kamu sakit. Aku juga yakin sama cinta kamu sekarang,” air mata Michelle menetes lagi. “Denger sayang, Kalo kamu merasa ragu itu wajar, karena aku dulunya sering mainin cewek. Kalo sekarang kamu percaya sama kondisi dan cinta aku. Itu anugrah bagi aku. Dan asal kamu tahu. Akupun baru merasakan cinta yang seperti ini sayang. Cinta sesungguhnya. Cinta putih yang tulus seperti yang kamu bilang sama aku,” Dimas langsung mencium kening Michelle. Kemudian mereka saling berpelukan.   Aku janji akan buat kamu lupa akan rasa sakit itu, Dim. Cintaku akan membuat kamu bertahan hidup Dimas. Aku ga mau kalo harus kamu pergi secepat itu, batin Michelle.   ********   Malam Hari.   Heart Care Hospital   “Kerja bagus dok! Nanti kalo perempuan itu cek lagi. Lo bilang gue sakit beneran ya! Ga lo, ga dokter Miko dan dokter-dokter lainnya yang lo ajak kerja sama. Bener-bener profesional. Bisa bekerja sama dengan baik,” Dimas tertawa puas. “Ya iya lah. Miko kan masih sodara saya. Dan dokter-dokter yang Michelle datangi itu sudah saya kasih tahu sebelummnya. Besok dokter Miko baru pindah dinas ke luar kota. Jadi dokter kamu tetap saya,” jelas dokter Leo. “Ini cek yang gue janjiin. Kalo kurang lo bilang aja ke gue!” Dimas memberikan cek dengan nominal yang cukup menggiurkan mata. “Tenang aja bos. Seneng kerja sama sama anda. Oh ya biar dia semakin yakin kamu bawa saja Michelle ke sini. Dan lihat langsung USG jantung kamu,” saran dokter Leo. “Jadi maksud lo, gue di USG jantung?” “Iya. Kamu tenang aja. Yang di layar monitor USG itu bukan jantung kamu. Tapi jantung orang lain yang sakitnya udah parah. Kamu cukup berbaring saja. Dan melakukan pemerikasaan seperti aslinya,” Dokter Leo memang cerdik jahatnya, yang kaya gini saja mau di buat seperti aslinya,, ini kan kebohongan besar namanya. “Waaahhh boleh juga tuh biar si Michelle makin yakin gue sakit jantung,” Dimas tersenyum sinis. “Oke kamu besok minta temenin dia aja buat pemeriksaan,” “Oke gue pulang dulu. Lo siapin aja buat besok,”   Kejam banget Dimas sampai harus berbohong seperti ini. Lalu bagaimana dengan rasa cinta Michelle pada Dimas? Apa rencana Dimas berikutnya? Apakah Dimas akan jatuh cinta pada Michelle juga?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN