PASRAH

1183 Kata
Tatiana mulai terbiasa dengan keadaannya sekarang. Ia merasa tak ada gunanya menolak atau melawan segala perintah ayahnya. Di depan ibu dan kedua adiknya, Tatiana berusaha bersikap normal dan biasa saja. Dia berpura-pura tidak tau darimana ayahnya mendapatkan pundi- pundi uang. Wajah Tatiana yang memang sangat cantik, memiliki daya jual sendiri. Ditambah lagi, dia masih sangat muda. Tarifnya tidak pernah kurang dari 20jt rupiah. Tentu saja, hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Valentina dan Darmawan. Dalam seminggu, Tatiana bisa 3 atau 4 kali melayani para bos besar hidung belang yang mencari gadis- gadis belia seperti dirinya. Kesehatan Ibunya berangsur-angsur membaik setelah operasi pengangkatan pa*dara dan beberapa kali kemoterapi. Bahkan Ibunya mulai menjalani terapi. Sehingga ia bisa kembali berjalan, dan bicara. Aura kecantikannya pun mulai terlihat kembali. Bahkan, ayah mereka mempekerjakan asisten rumah tangga sehingga mereka tidak perlu lagi bergantian mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Tentu saja hal ini di sambut gembira oleh kedua adik Tatiana. Mereka begitu memuja ayah mereka. Di mata mereka ayah mereka adalah sosok yang begitu gigih dan ulet sehingga perlahan bisa bangkit kembali dari kebangkrutan yang mereka alami. Ya, mereka sama sekali tidak tau, bagaimana cara Darmawan untuk memperbaikinya ekonomi mereka. Mereka tidak tau, bahwa Darmawan memperoleh semua itu dengan mengorbankan sesuatu yang berharga. Bahkan seharusnya lebih berharga dari harta. Sekarang, Oktavius dan Cecilia tidak perlu malu lagi, karena kini mereka bisa menikmati kembali fasilitas seperti handphone yang bagus, laptop baru,dan semua yang mereka minta. Biasanya Darmawan akan membuat list , lalu memberikan seminggu kemudian. Dengan dalih mencari rezeki terlebih dahulu. Tatiana berusaha untuk lebih menyibukkan diri untuk melupakan segala sakit hati yang ia rasakan. Ia belajar lebih giat dari biasanya. Berada di perpustakaan lebih lama dari biasa, membaca buku lebih banyak dari biasa. Berada di sekolah lebih lama dari biasanya. Semua itu ia lakukan untuk melupakan segala derita yang ia rasakan. Semua uang tips pemberian para lelaki hidung belang itu, Tatiana simpan ke dalam rekening tabungan pribadinya. Tanpa sepengetahuan ayahnya. Ya, selama ini, Tatia tidak pernah memberitahu bahwa ia selalu mendapatkan uang tips yang tidak sedikit dari oara lelaki hidung belang itu. Dan, selama beberapa bulan terakhir, Hans, lelaki yang sudah mengambil kesuciannya, selalu menemui Tatiana di sekolah, dan ia sering mentransfer sejumlah uang ke rekening Tatiana. Meskipun mereka tidak berhubungan di dalam kamar. Tatiana tidak pernah meminta, namun Hans yang memberinya dengan sukarela. Setiap bulan, Hans memang akan memintanya datang ke hotel melalui Mami Valentina. Dan seperti biasa bayaran untuk Tatiana akan dia berikan kepada Darmawan. Tapi, tetap saja di luar itu Hans selalu memberikan lebih. Dan, Tatiana tidak menolak. Tatiana berpikir barangkali,jika uangnya sudah lebih dari cukup dan ayahnya sudah mampu membangun kembali kerajaan bisnisnya, Tatiana akan pergi sejauh mungkin, dan ia memiliki simpanan. Siang itu, Darmawan sudah mondar mandir menunggu Tatiana pulang sekolah. "Dari mana saja kamu ini?!" Hardik Darmawan kesal. "Ada pelajaran tambahan, Ayah." "Ayahmu sudah menunggumu sejak tadi, Tatia. Apakah sekolahmu sering memberikan kelas tambahan seperti ini?" Tanya Paramitha. Tatiana tersenyum pada ibunya dan mengangguk. "Aku kan sudah kelas 3, Bu. Sebentar lagi kelulusan. Dan aku harus mendapatkan nilai yang baik supaya aku bisa meneruskan kuliah di tempat yang bagus nantinya," jawab Tatiana. "Ganti pakaianmu dan ikut ayah sekarang," kata Darmawan, memutus obrolan Ibu dan anak itu. Tanpa menjawab, Tatiana pun bergegas ke kamarnya untuk mengganti oakaiannya. "Sebenarnya, kenapa kau selalu membawa Tatiana bertemu dengan klien- klienmu Mas?" Tanya Paramitha. Darmawan tersenyum lembut. Sejak sang istri sehat kembali, ia semakin berambisi untuk membuat kehidupan mereka seperti dulu lagi. "Aku ingin,Tatiana mempelajari bisnisku. Aku tidak ingin tertipu lagi di lain hari. Karena itu, aku ingin membangun kembali usaha kita dengan bantuan orang-orang yang bisa di percaya." "Tapi, dia masih sekolah kan, Mas. Apa tidak sebaiknya nanti setelah dia mulai kuliah saja?" "Lebih cepat lebih baik kan, sayang." Paramitha hanya tersenyum. Sedikitpun ia tidak merasa curiga kepada suaminya. Bahkan dengan wajah ceria Paramitha mengantarkan kepergian Darmawan dan Tatiana. "Hans, seperti biasa menunggumu. Dan dia sudah mentransfer 80jt ke rekening Ayah. Besok pagi, baru ayah akan menjemputmu. Jika Ibumu atau adik- adikmu bertanya, seperti biasa kau katakan jika kau menginap di rumah Mikhaila untuk belajar, mengerti?!" "Mengerti, Ayah." Jawab Tatiana lirih. Dan, seperti biasa, Darmawan mengantarkan Tatiana sampai ke depan pintu kamar. Setelah Tatiana masuk, ia akan menunggu di lobby. Namun, kali ini karena Hans meminta Tatiana menemanimya sampai pagi, Darmawan pun kembali pulang. Namun,siang itu Tatiana melihat Hans nampak berbeda. Biasanya ia akan langsung menggarap Tatiana tanpa basa basi. Bahkan selalu berkali- kali. Namun, siang ini Hans tampak lebih tenang dan jauh lebih tenang dari biasanya. "Duduklah Tatia,om ingin bicara denganmu," ujar Hans. Tatiana menuruti permintaan Hans, ia pun duduk di sofa yang ada di kamar itu. Dan menatap Hans gelisah, oa merasa sedikit cemas. "Jangan takut, Tatia. Hari ini,om hanya ingin bicara denganmu dari hati ke hati. Jangan takut." "Tapi, bukankah om sudah mentransfer uang ke rekening ayah?" "Iya, betul tapi, ada beberapa hal yang om ingin sampaikan padamu. Begini, Tatia, selama beberapa bulan ini,om sudah mencari tahu tentang ayahmu dan juga dirimu. Rupanya ayahmu adalah Darmawan Adhitama seorang pebisnis besar yang bangkrut karena dikhianati anak buahnya sendiri? Betul begitu?" "Setelah sekian lama, mengapa om baru mengetahui sekarang?" "Aku tidak pernah tau siapa ayahmu, Tatia. Dan, kemarin secara tidak sengaja Valentina bercerita tentang ayahmu. Dan, yaa om cukup kaget. Karena ternyata beberapa kali perusahaan om terlibat kerjasama dengan perusahaan ayahmu. Hanya saja, kami tidak pernah bertemu secara langsung. Anak buah ayahmu atau wakil ayahmu yang selalu mewakili. Awalnya om memang sempat curiga, tapi om pikir mungkin hanya kebetulan memilili nama yang sama. Lagipula, yang om tau, Darmawan sangat mencintai keluarganya. Jadi, ya om mana percaya jika yaaaa......." Hans tidak meneruskan ucapannya. "Lalu, setelah om tau? Apakah om ingin meminta kembali uang yang om berikan selama ini,atau.....?" Hans tertawa renyah lalu menggelengkan kepalanya. "Om minta maaf, Tatia. Jika om sudah menghancurkan masa depanmu. Om tidak memiliki anak Tatia. Istri om tidak bisa memberikan keturunan kepada om. Begini,jika ayahmu mau, om akan membantu ayahmu untuk membangun bisnisnya kembali. Tapi, dengan syarat kamu menikah dengan saya nantinya setelah kamu selesai sekolah nanti. Dan, kamu harus berhenti untuk menerima tamu lagi. Kamu fokus pada sekolahmu. Bukankah kamu sekarang sudah kelas 3?" "Saya nggak bisa bilang apa-apa Om. Nasib saya ada di tangan ayah saat ini." "Baiklah, kalau begitu, om akan langsung minta kontak ayahmu pada mami Valentina dan Om akan langsung memintamu pada Ayahmu." "Kenapa om berniat untuk menikahi saya? Lalu bagaimana dengan istri om?" Hans kembali tertawa terbahak- bahak. "Tatia Tatia ,kamu ini polos sekali. Kamu pikir istriku tidak tau kalau aku sering berhubungan dengan wanita-wanita muda? Justru dia sendiri yang menyuruh untukku menikah lagi, supaya aku tidak perlu jajan lagi, tapi tetap bisa menikmati wanita muda. Dan juga supaya aku bisa memilih wanita mana yang cocok menjadi istri keduaku Lagipula aku merasa bertanggung jawab karena aku yang sudah mengambil kesucianmu." "Terserah bagaimana ayah saja nanti, om." Ucap Tatiana. Ya, Tatiana merasa saat ini hidupnya memang bukan miliknya. Semua sudah di atur sedemikian rupa oleh ayahnya. Dan, ia tidak dapat menolak. Seandainya nanti ayahnya menerima tawaran Hans, Tatiana bisa apa? Pasrah memang hanya satu- satunya yang bisa Tatiana lakukan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN