Rhea 21

1831 Kata
Rhea tidak tau sama sekali apa yang membuatnya harus bicara dengan Om Drian selarut ini. Siapa Manda dan sepenting apa wanita itu. Begitu Om Drian mulai bicara, Rhea menjadi terlalu mengerti. Remaja satu itu berada pada titik tidak peduli pada Om Drian dan hubungannya dengan Manda karena itu bukan urusannya sekalipun beliau mengatakan bahwa Rhea adalah istrinya. Kenapa? Karena Rhea mengetahui bahwa dirinya bukan istri siapa-siapa dan tidak pernah dinikahi oleh siapapun sampai detik ini. Karena Rhea tidak pernah kehilangan akalnya walau sesaat sampai tidak menyadari apa yang terjadi pada hidupnya. Kecuali fakta bahwa dirinya benar-benar terlempar ke masa depan. Namun tubuhnya masih sama bukan? Masih tubuh seorang siswi SMA, bukan tubuh istri seorang pria. Tapi ketika Om Drian mencoba memberikan pembelaan diri, lalu menyebutkan bahwa Manda adalah pacar pertamanya dan begitupun sebaliknya, Om Drian adalah pacar pertama Manda. Bahwa Manda adalah satu-satunya yang Om Drian janjikan selamanya kepadanya. Ditambah lagi rincian lengkap mengenai apa yang sedang dihadapi Manda dan Om Drian yang tiba-tiba menambahkan Rhea ke dalam cerita tersebut, sekali lagi Rhea tegaskan bahwa dirinya mengerti. Dan Rhea menjadi tidak bisa untuk tidak peduli. Om Zaki, Om Drian dan Manda adalah tiga orang yang teman lama yang hubungan ketiganya menjadi renggang karena dua orang yang awalnya menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih berakhir tidak menyenangkan. Disinilah peran Rhea. Dirinya lah yang ternyata menciptakan akhir tidak menyenangkan untuk Manda dan Om Drian. Kemudian Om Drian meminta Rhea untuk mencoba mengerti karena selamanya justru diberikan Om Drian padanya. “Om nikahin aja.” “Hah?!” Acuh tak acuh Rhea mengedikkan bahunya. “Iya, nikahin aja. Istri Om udah ga ada di dunia ini dan mantan pacar Om terancam mau dipotong dan dibuang dadaanya. Kelihatannya Om ga terlalu peduli apa perempuan punya dadaa atau engga, ‘kan? Om sendiri yang bilang mantan pacar Om lagi sakit keras. Dan yang paling penting Om bisa memperbaiki hubungan kalian.” “Rhea, kamu benar-benar terdengar seperti istriku yang sedang cemburu.” “Ih, amit-amit,” ucap Rhea kemudian membawa kepalan tangannya ke jidat untuk kemudian dipukulkan ke permukaan meja. Remaja itu mengulangi gerakan tersebut beberapa kali sebelum melompat turun dari meja dan mengabaikan Om Drian begitu saja. “Nikah aja lagi.. kalau misalkan Ale punya adik, dia bisa minum susuu formula. Tuh liat Ale, masih idup aja, ‘kan, dia meskipun tanpa ASI dari Mamanya yang udah hilang ditelan bumi?” “Rhea!” ucap Drian menahan geramannya. Pria itu benar-benar merasa emosi karena melihat seberapa tidak pedulinya sang istri. Bukan pada kondisi kesehatan Manda tapi pada Drian sendiri. Ini barusan Drian disuruh nikah loh, sama istrinya sendiri. Seolah-olah Drian bukan orang penting dalam hidupnya. “Pikirin aja matang-matang, Om. Bukannya tadi Om juga ngaku kalo Om sadar dengan semua yang udah atau pun hampir Om lakuin? Oh iya, dua bulan lagi BTS konser. Aku mau nonton konser, pliss..” Rhea yang sudah berjalan cukup jauh meninggalkan Om Drian berbalik kemudian menyatukan kedua tangan di depan d**a. Memohon agar Om Drian mengizinkan dan membelikannya tiket konser BTS. Sedangkan Drian, meskipun tidak puas dengan reaksi Rhea. Tapi setidaknya dia lega karena sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi meski pria itu lebih berharap istrinya lah yang ada disini bersamanya dan mendengarkan semua hal yang telah ia katakan pada Rhea versi remaja. >>> Om Drian sudah tidur ketika Rhea keluar dari apartemen dengan tas selempang yang biasanya digunakan untuk membawa pakaian Ale. Ukuran tas tersebut tidak besar sehingga Rhea tidak bisa membawa banyak pakaian. Tapi remaja itu memastikan membawa baju yang baru sampai sore tadi bersamanya. Rhea tidak bisa tinggal lebih lama dengan Om Drian. Bukan karena dirinya cemburu seperti kata pria itu beberapa jam yang lalu tapi karena Rhea tidak suka dengan perkataan Om Drian tentang selamanya yang diberikan pada Rhea padahal dijanjikan pada Manda. Membuatnya terdengar seperti pencuri. Bagaimanapun ia mencoba memahaminya, Rhea tetap tidak bisa mengerti kenapa Om Drian menempatkan Rhea sedemikian rupa dalam kisahnya dan Manda. Dirinya mengejar-ngejar Om Drian meskipun Rhea tau bahwa Om Drian punya pacar? Tidak kah hal ini terdengar gilaa? Atau mungkin di masa depan nanti, Rhea memang kehilangan akalnya. Namun alih-alih gilaa, Rhea justru merasa seolah-olah Rhea yang Om Drian ceritakan adalah Rhea yang sama sekali berbeda dengan dirinya. Seperti dua individu terpisah dan hanya berbagi nama dan rupa yang sama. Terlepas dari benar atau tidaknya semua yang Om Drian ceritakan, sekarang Rhea akan kembali pada Bapaknya. Setidaknya sampai semuanya normal, sampai Rhea kembali ke masa lalu yang sialnya gadis tersebut tidak bisa memastikan kapan. Rhea akan tinggal bersama Bapak dan memperbaiki keadaan dengan memberikan Manda dan Om Drian kesempatan untuk bersama. “Lebih baik Manda yang jadi istri Om Drian.” Rhea menatap pantulan wajahnya di dinding lift. “Masa depan terlalu menyenangkan untuk dilewatkan dan terkurung di dalam apartemen Om Drian sambil mengasuh Ale,” ucapnya yang tidak bisa berhenti mengagumi betapa indah warna rambutnya saat ini. Benar-benar sudah cocok sekali jadi pacarnya Kim Tae Hyung. Oh Rhea punya begitu banyak bias sehingga dia ingin menjadi istri semua cowok tampan Korea Selatan itu. Yang aktor dan idol aja tapinya. “Tapi kasian Rhea ya..” ucapnya seolah Rhea adalah perempuan sebelah rumah yang diselingkuhi suami cuma gara-gara wanita itu kurang perhatian pada Papa dari putrinya. “Kalau suami-suami di dunia ini modelan Om Drian semua, wanita-wanita yang punya anak bayi alamat jadi janda semua. Serem banget dunia rumah tangga.” Waktu sudah menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit ketika Rhea berada di luar gedung apartemen. Keadaan sudah mulai terang dan langit mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa tidak lama lagi matahari akan terbit. Rhea tidak menunggu lama untuk mendapatkan ojek online. Terima kasih pada Bapak Ojol yang serajin ini mencari nafkah untuk keluarga dan terima kasih pada Rhea yang tidak serta merta menghabiskan saldo Gopay nya sehingga bisa untuk membayar ojek online. Yang gadis itu sesali adalah bagaimana ia lupa membawa jaket. Rhea lupa kalau ia kabur di pagi hari yang tentu saja udaranya dingin. Namun begitu pemandangan matahari terbit membuat perjalanan ke rumah Bapak terasa tidak terlalu membosankan meskipun Rhea harus memeluk dirinya sendiri untuk mengusir dingin. Dan yang paling penting, pengalaman naik ojek online pertamanya terasa tidak terlalu buruk. >>> “Sendirian aja nih, boleh ga digodain?” ucap Rhea yang menyamakan langkahnya dengan Bapak. Bapak memang hobi sekali jalan pagi dan Rhea tentu tidak akan melupakan hal itu. “Ya Tuhan, Nak. Kamu ngapain pagi-pagi ngagetin Bapak?” “Kangen Bapak,” ucapnya dan kemudian Rhea tidak lagi mengeluarkan sepatah kata pun. Namun ia memastikan Bapak melihat senyum lebarnya. Andai Rhea tau bahwa seseorang setengah mati ingin melihatnya tersenyum seperti sekarang. Melihatnya dalam kondisi baik-baik saja dan mengatakan dua kata tersebut. Sayang sekali yang bisa orang itu lakukan hanya duduk di ranjang Rhea dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dimanapun putrinya berada, dia sedang baik-baik saja. Jalan pagi selesai meskipun Rhea harus bolak balik. Remaja tersebut berlari menyusuri jalan taman dan ketika menyadari Bapak tertinggal jauh, Rhea kembali ke belakang, menyamakan langkahnya dengan beliau. Sebelum pulang, Rhea mengajak Bapaknya untuk makan bubur ayam terlebih dahulu. Rhea remaja begitu menyukai aktivitas mereka pagi ini. Ia baru menyadari begitu banyak hal yang bisa ia dan Bapak lakukan yang selama ini terhalang karena Rhea harus sekolah. Untung sekarang Rhea tidak harus sekolah. Sayang sekali keceriaan tersebut hanya berlangsung beberapa saat. Karena begitu memasuki rumah yang terasa begitu dingin, begitu kosong, Rhea harus menerima kenyataan bahwa tidak ada lagi Ibuk dan Tante di dunia ini. Untuk meredakan detak tidak mengenakkan di dadanya, Rhea terus menekankan pada dirinya bahwa ia akan bertemu dengan Ibuk dan Tante lagi. Dia tidak akan berada di sini selamanya. Semuanya akan segera kembali seperti semula. Rhea yang harus menjalani rutinitas bangun pagi untuk sekolah, Rhea yang berkumpul dengan Bapak, Ibuk dan Tante dan dia juga akan membuktikan pada Om Drian bahwa dirinya bukan tipe yang mengejar-ngejar seorang cowok tanpa rasa malu. “Aku pengen pulang secepatnya,” ucap Rhea menatap foto keluarganya. Di foto itu ada dirinya dan semua anggota keluarga. Meskipun foto tersebut terlihat diambil di umur Rhea yang sekarang tapi remaja itu tidak ingat kapan tepatnya mereka mengambil foto keluarga tersebut. Apa aku lupa, ya? tanya nya dalam hati. Atau mungkin foto ini belum bisa diambil karena aku terlanjut ada disini, tambahnya. “Baru ketemu Bapak beberapa menit udah pengen pulang? Sudah minta jemput suamimu?” “Ih aku ga mau pulang kesana. Maksudku..” Rhea menggantung kalimatnya karena menyadari apa yang selanjutnya akan keluar dari mulutnya pasti terdengar gila. “Aku mau tinggal sama Bapak mulai sekarang.” Dan Rhea tau bahwa dirinya dalam masalah karena Bapak yang awalnya sama-sama melihat foto keluarga menjadi menghadap padanya dengan kedua tangan dilipat di d**a. “Kamu bertengkar sama menantu Bapak?” “Menantu Bapak?” Rhea tidak suka mendengarnya. Menantu Bapak, dua kata itu seharusnya tidak ditujukan pada Drian. Setidaknya biarkan Rhea menjalani hidupnya sendiri, mengenal seorang pria yang kemudian bisa menjadi pacarnya untuk kemudian menjadi menantu Bapak. Hidupnya masih panjang dan Rhea bahkan masih berumur belasan tahun. Jangan diburu dong, paham ga sih? Ini mentok-mentok Rhea tidak punya pilihan lain selain Adrian Russel. “Atau kamu lebih suka sebutannya ‘suami kamu’ alih-alih ‘menantu Bapak’?” kekeh Dito. “Dan yang paling bikin Bapak penasaran adalah kenapa kamu masih belum ngasih tau Bapak kalo Bapak bakal dapat cucu kedua? Ya, meskipun Bapak udah tau sih. Tapi Bapak butuh berita resminya.” Rhea melotot. Tidak pernah dalam sejarah hidupnya ia melotot pada Bapak tapi Bapak kesayangannya yang menginginkan Rhea hamil anaknya Om Drian adalah hal paling horor yang pernah ada. Remaja itu sudah menganga, berniat memberikan klarifikasi bahwa ia tidak hamil dan tidak akan pernah hamil anaknya Om Drian meskipun satu dunia mengatakan bahwa Alesha adalah anak yang lahir dari perutnya, tapi tidak jadi. Karena dimata Bapak Rhea adalah anak perempuan beliau yang menikah dengan Adrian Russel. Pria yang dengan bangga beliau panggil menantunya. “Bapak ga jelas banget ih, geli tau Pak dengar Bapak ngomong begini. Bukannya kemaren Bapak mau aku pulang dan tinggal sama Bapak? Nah, sekarang Bapak tinggal minta Om- maksudku Drian buat anterin Ale ke rumah kita. Main deh tuh Bapak sampe puas sama Ale.” “Itu, ‘kan, gertakan aja.” Dito menggertak menantunya agar Ayah dari cucunya itu tidak berani membuat Rhea sedih. “Pulang, Rhe. Kalau dulu Kakek kamu masih hidup dan beliau minta kamu sama Ibu untuk dipulangkan ke rumahnya, Bapak ga akan mau. Anak dan istri Bapak ya harus selalu sama Bapak. Begitu juga dengan Drian.” Rhea tidak menyahut karena baginya pembicaraan tersebut cukup dan berakhir sampai di sana. Ia sedang menonton acara V LIVE nya Suga ketika Om Drian dengan Ale yang berada di gendongannya masuk ke dalam kamar Rhea di rumah Bapak. Membuat Rhea yang sedang tiduran langsung bangkit dan menyatukan kedua tangan di belakang tubuhnya. Posisi istirahat ditempat dengan kepala menunduk seperti hal yang selalu dilakukan Rhea ketika Guru di sekolah siap memarahinya karena datang terlambat atau ketiduran ditengah-tengah pelajaran. “Sial!” bisik Rhea pada dirinya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN