Rhea 31

2091 Kata
Adrian Russel benci pada wanita itu. Pada Rhea Davina yang membuat Drian terbiasa dengan kehadirannya kemudian wanita itu menghilang. Pada dia yang membuat Drian kembali merasa memiliki keluarga. Drian bukan yang jadi benar-benar menganggap Rhea kakaknya. Rhea sama sekali bukan seorang Kakak karena hanya dengan memasak dan mengurus rumah, seseorang tidak serta merta menjadi kakak. Arti keluaga yang Drian maksud adalah karena Rhea membuatnya perlu pulang ke rumah. Setor wajah begitu kira-kira. Karena kalau ia tidak pulang, seseorang akan sangat cemas dengan keadaannya. Drian tidak merasa melakukan sesuatu yang menyinggung Rhea tapi tiba-tiba saja dia tidak ada dimana-mana. Jujur saja, Drian sudah tidak sekasar, secuek dan sedingin awal-awal ketika Rhea tinggal di rumahnya. Drian sudah jauh lebih baik dari yang pernah ada. Dia bahkan menjadi publik figur demi Rhea. Kira-kira tiga tahun sejak Drian mengenal Rhea, wanita itu sakit. Orang terakhir yang sakit di sekitar Drian adalah mendiang Mama. Makanya ketika Rhea sakit, Drian langsung melarikan Rhea ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Karena Drian sudah tidak ingin menemukan tubuh orang terdekatnya dalam keadaan dingin, kaku dan tak bernyawa. Pria itu ingat betul kejadiannya. Dia yang baru pulang dari acara kampus pukul sepuluh lewat menemukan Rhea dengan peluh membasahi sekujur tubuhnya. Rhea punya ponsel tapi dia tidak menghubungi Drian sama sekali untuk memberitahu keadaannya. Bagaimana menurutmu respon Drian saat menemukan wanita itu yang bahkan menyahut perkataannya saja tidak bisa? Drian mengumpat. Namun begitu ia tetap menggendong Rhea di punggungnya. Adrian Russel, pada akhirnya, berhasil membawa Rhea ke rumah sakit meski harus mengikatkan wanita itu pada tubuhnya dengan menggunakan dasi SMAnya dulu. Kenapa diikat? Karena Rhea tidak bisa memeluknya. Tiap kali Drian melingkarkan tangan Rhea di sekeliling perutnya, tangan sialan wanita itu kembali terkulai ke bawah. Hari itu sekali lagi Manda menjadi penyelamat Drian. Mahasiswa tahun awal yang sama sekali tidak bekerja dan hanya mengandalkan uang tabungan mendiang Mama untuk bertahan hidup itu bisa membayar tagihan rumah sakit dengan bantuan Manda yang dengan baik hati mau meminjamkan uang padanya. Secara teknik, Manda pun meminjam uang Mamanya untuk dipinjami pada Drian. Ngomong-ngomong soal Manda, hubungan mereka sudah kembali seperti yang seharusnya meski kata pacaran tidak lagi tersemat di antara keduanya. Drian dan Manda merasa bahwa diri mereka adalah milik satu sama lain sehingga status sudah tidak terlalu penting. Selama Manda selalu ada untuk Drian dan Drian pun hanya memberikan perhatiannya pada Manda seorang, keduanya merasa hal tersebut sudah lebih dari cukup. Toh semua orang tau bahwa pria tampan itu adalah milik Manda dan sebaliknya. Malam itu Drian tidak berhenti menatap wajah Rhea. Dia tidak pernah menatap Rhea selama itu selama mereka saling kenal dan berpura-pura menjadi sepasang kakak dan adik. Dan mungkin karena malam itu juga, Drian jadi bisa mematri bayangan Rhea dalam benaknya. Baik dengan mata terpejam atau pun tidak, kepala Drian bisa memvisualisasikan sosok wanita yang hilang ditelan bumi tersebut. Keesokan harinya, ketika dirinya yang sedang berjalan kaki dari rektorat ke fakultasnya lagi-lagi dihentikan oleh orang dari agensi dunia hiburan ternama tanah air, kemudian ditawarkan untuk menjadi publik figur, Drian tidak bisa menolak. Karena ia sadar bahwa untuk hidup bersama kakak palsunya, mereka benar-benar butuh banyak uang. Begitulah sejarahnya sehingga semua orang bisa mengenalnya saat ini. “Jadi masih ada seleksi?” tanya Drian skeptis. “Kamu hanya perlu berdiri di depan juri dan tersenyum.” Demikian jawab perempuan yang sampai sekarang menjadi menejernya. Awalnya memang Drian harus mengorbankan banyak waktu kuliah. Satu semester dengan pertemuan wajib enam belas kali untuk masing-masing mata kuliah hanya diharisi empat kali paling banyak olehnya. Drian juga harus menerima peran apapun. Tapi beberapa bulan kemudian dia bisa memilih dan melakukan segala sesuatunya sesuai prioritas. Menjadi brand ambassador untuk beerapa produk menurut Drian peribadi jauh lebih menguntungkan. Dia hanya perlu berada di depan kamera beberapa kali tapi wajahnya akan muncul di tiap saluran tivi sekali beberapa menit. Drian menolak melakukan hal-hal ribet seperti shooting untuk sinetron yang tayang dari Senin sampai Jumat. Belum lagi karena Drian pada akhirnya berhasil menamatkan pendidikan meski tiga tahun lebih lama dari Zaki dan bergabung dengan perusahaan tempat sang sahabat bekerja. Tempat yang lebih Rhea sukai untuk Drian mencari uang alih-alih dunia hiburan. Entahlah, sejak wanita itu tidak lagi ada dalam kesehariannya, Drian jadi ingin melakukan semua yang Rhea inginkan. Sama seperti Rhea yang menentang keras keputusannya, Aslan Russel juga berada di pihak yang sama dengannya. Drian tidak peduli pada kemarahan Papanya karena jalan yang Drian pilih. “Aku butuh uang, Pa,” jawab Drian ketika Aslan Russel, si Pria berpendidikan menanyakan modusnya. “Itu makanya jangan keras kepala kalau orang tua mau ngasih uang!” “Uang Papa.. kasih ke istri baru Papa aja. Aku punya uangku sendiri sekarang.” Meskipun selalu mengucapkan betapa bencinya Drian pada Rhea, pria itu tetap menelusuri seluruh jalanan untuk menemukannya. Alasan kenapa dia tidak berhenti dari dunia hiburan sebenarnya juga karena Rhea. Agar saat nanti wanita itu memutuskan kembali, ia tau kemana harus pergi untuk menemukan Drian dengan mudah. Jika saja Rhea pergi dengan membawa semua yang dia butuhkan seperti uang atau apa pun, Drian mungkin tidak akan berada di jalanan selama ini. Dan juga, kenapa Rhea pergi sebelum mendapatkan dua cincinnya yang Drian sita? Drian kembali dengan kebiasaannya. Berkendara atau yang tidak akan pernah ia akui sampai kapan pun yaitu mencari Rhea. Dia akan melakukan kebiasaannya ini sampai kedua matanya tidak sanggup lagi untuk terbuka. Dan saat kantuk sudah memberati matanya, saat itu pula Drian melihat seseorang yang selama ini ia cari. Drian sedang melihat apartemen yang Rhea katakan akan menjadi tempat tinggalnya di masa depan ketika melihat Rhea bersama seseorang. Bukankah sudah pria itu katakan bahwa ia jadi cenderung melakukan semua yang Rhea ucapkan? Namun begitu Drian menolak mengakui bahwa Rhea memang bisa melihat masa depan. Karena jika wanita itu benar-benar bisa melihat masa depan, dia tidak akan salah pada beberapa hal seperti Drian yang menjadi publik figur dan Drian yang tidak menikah muda. Tiga puluh tiga tahun umurnya dan Drian bahkan tidak punya niat untuk menikah sampai detik ini meskipun pria itu memiliki wanita yang ia sayangi. Oh dan yang paling penting adalah tidak ada satu perempuan pun yang terobsesi padanya seperti yang Rhea katakan yang katanya akan menjadi istri Drian yang juga akan pria itu sesali. Wanita yang sampai Rhea kabur pun, dia tidak pernah memberi tahu Drian namanya. Yang benar dari keadaan ini adalah Drian yang memutuskan untuk mewujudkan tiap kata-kata wanita keras kepala itu. Meski wanita yang dihela masuk ke gedung apartemen baru tersebut ditutup matanya, Drian tetap tau bahwa dia adalah Rhea Davina. Makanya Drian sengaja menghentikan mobilnya dan menunggu sampai kedua orang tersebut keluar. “Dia bukan suami Rhea, ‘kan?” “Rhea pergi dari gue gara-gara nikah sama cowok ini?” “Siapa cowok ini?” tanya Drian yang menjadi sering bicara sendiri sambil menunggu. “Padahal tinggal bilang aja kalo lo mau nikah. Gue ga bakal halang-halangin kali.. sok cantik lo!” decak Drian yang sangat tidak sabar untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah lihat padahal dua orang tadi baru pergi selama lima belas menit. >>> Lama menunggu ternyata membuat Drian ketiduran. Entah kenapa pria itu merasa tidurnya begitu nyenyak sejak sepuluh tahun terakhir. Apakah karena dia tau bahwa Rhea masih ada di dunia ini? Entahlah, karena Drian tidak sempat memikirkan jawaban pertanyaan tersebut karena kaca mobilnya sedang diketuk oleh pria yang sengaja diintainya. Drian harusnya takut karena ketahuan menguntit orang asing tapi rasa takutnya kalah oleh perasaan yang lain. Cepat-cepat Drian menurunkan kaca mobilnya. “Oh, Gue ga nyangka bisa ketemu Adrian Russel di sini di jam seperti ini. Lo tinggal di apartemen ini juga?” “Iya, ngapain lo nanya-nanya? Kenapa lo kenal sama gue tapi gue ga kenal siapa elo?” tanya Drian sewot. Dia terlalu kesal karena pria tersebut menggendong Rhea di depan. Keterlaluan! Bukan kah pemandangan tidak senonoh ini terlalu usang untuk pasangan yang kawin lari darinya sepuluh tahun yang lalu? begitu pikir Drian. “Gue boleh minta tolong bukain pintu mobil, ga? Adek gue ketiduran, nih. Please..” “Adek lo?” tanya Drian melongo. Bukankah Rhea Davina terlalu tua untuk menjadi adik pria yang terlihat seumuran dengannya ini? Seumuran dengan Drian maksudnya, bukan dengan Rhea. “Iya. Dan adek gue terlalu berat dan lagi pulas banget tidurnya untuk gue kenalin ke elo. Kalian tinggal di gedung yang sama dan lo gue izinin nyapa dia sesekali. Nyapa doang tapinya.” Meskipun pria yang sedang dihadapinya adalah seorang Adrian Russel, Shaqeel tetap memberikan peringatan dini padanya. Di sisi lain, Drian tidak punya alasan untuk menolak permintaan tolong pria asing tersebut karena dia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat seseorang yang hati kecilnya katakan sebagai Rhea lebih dekat lagi. Drian sengaja berjalan di belakang pria itu dan mengkonfirmasi bahwa perempuan yang sedang tidur dalam gendongan seorang pria tersebut adalah Rhea. Drian sudah membukakan pintu mobil sesuai dengan yang diinginkan pria itu. Pintu belakang kemudi lebih tepatnya. Namun pria itu mendecih keras saat sang pria menjatuhkan tubuh Rhea beserta tubuhnya sendiri pada jok mobil. “Apa-apaan lo?” tanya nya tidak sabaran. Drian menarik bahu pria itu ke belakang agar menjauh dari Rhea yang menyebabkan kepala bagian belakang pria tersebut terbentur pada bagian dalam pintu mobil yang rendah. “Awh!” Shaqeel mengusap-usap belakang kepalanya dengan kedua tangan dan tidak melakukan apapun sampai sakitnya terasa reda. Setelahnya barulah dia mengamuk. “Elo yang apa-apaan?!” “Gue cuma bukain pintu mobil dan elo yang nindih cewek yang lo kata adek lo. Elo yang apa-apaan?!” “Badannya berat sialan! Lo ga tau seberat apa adek gue karena dia adek gue. Paham ga lo? Lo ga pernah gendong adek gue.” Shaqeel masih ingin menjelaskan bahwa ia sudah menggendong Rhea sejak beberapa jam yang lalu. Pinggangnya bahkan terasa hampir putus karena harus berdiri dari posisi duduknya dengan Rhea yang berada di atas tubuhnya. Tapi Dokter Sonia mengganggu. Mama memang selalu mengganggu Shaqeel di saat-saat penting seperti sekarang. “Iya, Ma.” “..” “Iya, Mama.. kita udah mau pulang. Kasih aku satu jam dan aku akan antarkan anak gadis Mama tepat waktu.” Saat Shaqeel meminta satu jam, Dokter Sonia justru semakin berceloteh karena katanya Shaqeel bahkan sudah memakai satu jam miliknya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas dan beliau tidak mau tau. Rhea sudah harus ada di kamarnya dalam waktu lima belas menit. ‘Gue jadi ragu siapa yang anak siapa disini,” ucap Shaqeel membatin. Menutup pintu mobilnya setelah memastikan kaki Rhea tidak akan terbentur pintu, pria itu berlari mengelilingi badan mobil untuk segera tancap gas menuju Dokter Sonia. Point negatif memiliki beliau sebagai Mama adalah tidak ada yang namanya terlambat. Semua harus tepat waktu. Karena waktu sangat berharga dalam pekerjaan beliau. Terlambat sedikit saja bisa membuat nyawa pasien melayang. Drian bisa mendengar omelan wanita yang sepertinya adalah Mama dari pria ini dan juga Rhea. Meskipun banyak pertanyaan dalam benaknya, Drian tau ia bisa kehilangan Rhea lagi. Dan dia tiak menginginkan hal tersebut. “Nama lo siapa?” “Maksud lo?” tanya Shaqeel yang sedang terburu-buru. “Gue tanya siapa nama lo! Gue harus tau semua orang yang punya hutang budi sama gue,” ucap Drian pada pria yang menatapnya aneh padahal akan lebih aneh lagi kalau Drian bertanya, ‘Itu adek lo namanya Rhea Davina, ‘kan?’ “Utang budi bukain pintu? Next time kita ketemu gue pasti bukain pintu mobil lo. Nama gue Shaqeel. Tapi sorry, nomor ponsel gue ga bisa dibagiin ke semua orang sekalipun itu Adrian Russel.” Sedangkan Drian yang sudah ditinggalkan oleh Shaqeel menyugar rambutnya dengan kedua tangan. Jantungnya berdetak terlalu cepat sekarang. Drian berjalan cepat kembali ke mobilnya dan menelfon sang menejer. “Ini malam banget Adrian,” ucap wanita di seberang sana. “Cari tau siapa Shaqeel dan gue ga mau tau pokoknya gue harus punya satu apartemen tepat di samping apartemennya Rhea.” Setelahnya Drian memutuskan sambungan tanpa menjelaskan dua poin penting bagi menejernya untuk melaksanakan tugas. Apartemen di daerah mana? Dan siapa Rhea? >>> ADKV2489 (1000 bonus expired Feb 2023) * Silahkan coba pake, siapa cepat dia dapat * Kalo ga bisa langsung chat aku di insetageram. Gimana tandanya aku tau siapa yang pertama nyoba tapi ga berhasil? gampang, siapa yang paling pertama DM aku berarti dia orangnya. Tapi ini hanya jika kodenya ga bisa2 dipake. >>> Kenapa waktu yang Rhea perawan dan Rhea Davina Russel lalui bisa beda? Yang satu cuma beberapa bulan tapi yang satu tahunan? Karena gini, sehari di bumi kita aja beda sama sehari di merkurius dan ini masih satu pusat tatasurya. Karena ini kosepnya ala-ala multiverse, pusat tatasurnya beda2 dan acuan waktunya juga pasti beda2. Sekian dan terima kasih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN