Andra masuk kedalm kamarnya dengan kepala menunduk dan wajah yang memerah, ya...dia marah saat itu, bukan dari perkataan pedas kedua orang tuanya atau usiran yang mamanya lakukan padanya, melainkan marah dengan dirinya sendiri yang sudah memilih jalan itu...memilih untuk merasakan semua penderitaan yang Luna alami, membalas semua ketidak setiaannya dan ketidak percayaannya pada Luna, meski ia tahu di hatinya ada Natasya saat itu, detik itu juga. Andra tahu yang bisa menenangkannya hanya Natasya, tapi Andra sudah janji untuk tidak minum-minum lagi atau mabuk-mabukan lagi. Hatinya sakit saat itu, hancur...Andra ambruk di lantai, dengan kedua lutut yang membentur lantai dan sakit yang kian menjadi. "Andra...kamu harus merasakan ini semua...kamu harus! karena dengan ini kamu menjadi tahu...ka