POV BARA Aku mengernyit mendapati caller id di layar ponselku, manampilkan nama Papa. Untuk apa malam-malam begini papa meneleponku. Padahal aku baru saja sampai di rumah. Belum mandi juga, meski waktu menunjukkan hampir jam delapan malam. "Hallo, malam Pa!" sapaku kala panggilan telepon itu kuangkat. "Bara! Kamu di mana?" tanya Papa dengan nada tajam. Seolah papa sedang marah. Ah, mungkin hanya perasaanku saja. "Ada apa, Pa? Aku di apartemen." "Datang segera ke rumah Papa sekarang. Bawa juga Sifa," pinta beliau padaku. Aku kebingungan. Untuk apa memintaku membawa Sifa. Gawat, aku harus segera menelepon Sifa dan membawanya bertemu papa. Tapi, ada apa sebenarnya? "Pa, ada apa sebenarnya? Kenapa papa memintaku datang malam-malam begini. Bahkan aku baru saja pulang dan papa sudah memin