POV BEN Melihat Sifa yang mendiamkanku seperti ini rasanya sangat menyiksa hatiku. Lihatlah, bagaimana dia yang menatapku dingin tanpa ekspresi. Bahkan semalaman aku menunggunya pulang, tapi Sifa tak kunjung datang. Paman Ridwan yang terus memberikan aku kabar, membuat malamku sangat tidak tenang. Ingin rasanya aku berlari menyusul Sifa. Yang aku tahu di mana Sifa dan Bara tengah di sidang oleh Om Bastian dan juga mamanya Sifa. "Si... Kau mau ke mana?" tanyaku melihat Sifa melewatiku dalam diam. Tapi Sifa hanya menoleh sekilas padaku lalu menjawab, "Aku pergi ke kantor dulu," jawabnya singkat. "Setidaknya kau sarapan dulu. Jangan biarkan perutmu dalam keadaan kosong." "Aku akan sarapan di kantor." Sifa sudah kembali melangkah, tapi aku lagi-lagi memanggilnya. "Si ... tunggu!" Wanit