“ Apakah kita bisa pergi ke klan Auriga?? Aku tahu seseorang yang mungkin saja bisa membantu kita”
Nael telah melakukan banyak misi di hutan mistis sebelumnya. Ini bukan pertama kalinya dia datang ke sini. Karena itu pula dia tahu sedikit orang yang tinggal di sini.
Termasuk salah satu temannya dari klan Auriga. Dia sudah mengenalnya sejak lama, dan mengembangkan hubungan pertemanan. Terutama karena misinya, mereka selalu saling membantu selama ini.
“Apakah kamu mengenal klan Auriga??” Tanya Frenzo dengan heran. Sungguh mengherankan orang dari kementerian bisa saling mengenal dengan klan lain yang jelas saja sangat tertutup.
Frenzo telah tinggal di hutan mistis selama dia lahir. Tentu saja dia sangat akrab dengan Centaurus dari klan lain di hutan mistis.
Biasanya mereka akan mengadakan beberapa pertemuan rutin untuk saling menjaga hubungan pertemanan antar klan.
Namun itu sangat jarang bagi klan Auriga untuk bergabung. Mereka cenderung tersembunyi serta tertutup. Tidak mudah untuk bisa menemukan klan mereka di dalam hutan ini.
Karena itu pula keberadaan mereka dan di mana mereka tinggal itu layaknya sebuah misteri yang tidak mudah dipecahkan. Menurut rumor mengatakan, klan Auriga tinggal di dekat dengan peradaban Morx.
Namun ada juga yang mengatakan mereka tinggal dan menjadi pendukung setia klan Franz. Karena itu mereka jarang terlihat di antara Centaurus yang tinggal di hutan mistis.
Pada dasarnya Centaurus bukanlah sosok yang ramah. Mereka hanya ramah pada sesama jenisnya saja. Terutama manusia, mereka sangat tidak menyukai manusia yang memiliki hobi untuk meninggalkan nilai-nilai luhur sejak Underworld ada.
Namun siapa Nael ini?? Hingga bisa mengenal klan Auriga yang keberadaannya saja tidak mudah ditemukan. Apalagi Nael masih seseorang dari kementerian. Kementerian yang sangat dibenci oleh kebanyakan Centaurus!
“Aku mengenal satu orang saja, tidak sengaja bertemu dia saat itu”
Nael tidak mengatakan lebih banyak. Alasan lainnya ialah dia merasa itu bukanlah sesuatu yang mesti diberitahukan pada orang luar.
Lagi pula dia tahu diri. Jika klan Auriga tergolong sangat rahasia, dia tidak akan mengatakan sesuatu terkait mereka pada orang luar, pelanggaran privasi merupakan kasus serius diantara pertemanan dua orang berbeda jenis.
Frenzo seakan tahu kalau Nael tidak ingin mengatakan lebih banyak tentang temannya itu. Jadi dia tidak melanjutkan percakapan itu.
“Mereka di mana saja aku tidak tahu, tempat mereka tersembunyi. Itu akan menyusahkan jika kita justru membawa musuh ke tempat mereka”
Orang-orang ini tidak tahu apakah mereka masih akan mengejar atau berhenti di sini saja. Tapi siapa tahu??
“Kita harus segera pergi dari sini segera” Ucapnya dengan khawatir. Jarak dari atas menuju ke sungai, meski jauh itu bukan jarak yang sulit untuk mencapai sini.
Jika orang-orang itu mau, mereka bisa saja berniat mencapai ke sini dengan mudah. Jangan lupakan hewan peliharaan mereka yang jelas bukan hewan biasa.
“Kita akan pergi ke mana?? Apakah jarak dari sini menuju pintu keluar hutan mistis itu dekat?” Tanya Julian, seketika dia mengingat tentang yelow minibus mereka yang masih terparkir di luar dengan aman.
Supir mereka pasti tidak peduli bagaimana kondisi mereka! Julian sudah menebak, elf kecil itu pasti sedang berkunjung ke tempat teman-temannya dengan berteleportasi langsung dari hutan mistis!
Jika mereka ingin memanggil supir itu, yang harus mereka lakukan ialah memencet tombol ‘back' yang terletak di dekat kemudi supir.
Yang jadi masalah ialah, bagaimana mereka bisa keluar dari sini segera?? Keluar tanpa perlu berurusan dengan sekelompok orang itu?
“Butuh waktu lama untuk sampai ke pintu keluar hutan” Frenzo menunjuk tangannya ke arah kiri.
“Kamu masih harus berjalan kaki selama 3 jam setidaknya”
Tiga jam! Itu waktu yang singkat jika orang- orang bertopeng itu ingin, mereka bisa mengejar tim mereka dengan cepat. Atau tidak perlu waktu lama untuk menangkap mereka!
“Apakah ini benar-benar tidak ada jalan keluar?? Apakah ada tempat rahasia untuk menghindari orang-orang itu Frenzo?” Julian bertanya dengan lesu. Mereka seakan tidak punya lagi harapan untuk pulang.
Frenzo berpikir sejenak, dia memang tidak tahu apakah semua tempat rahasia klan mereka telah diketahui orang bertopeng perak itu atau belum.
Jika jalan rahasia itu saja sudah diketahui, apalagi dengan jalan lain? Dia bahkan sedikit skeptis, musuh begitu hebat, bukan masalah besar untuk mengetahui sejumlah tempat lainnya yang mungkin saja menjadi tempat bersembunyi mereka!
“Sedikit sulit sejujurnya” Ungkap Frenzo jujur.
Daripada membahayakan banyak orang, bukankah lebih baik berkata jujur sejak awal bukan? Meski Frenzo sedikit khawatir tentang nasib anggota klan lainnya ada secercah harapan bahwa mereka sebenarnya baik-baik saja. Mungkin saja sedang bersembunyi di tempat yang tidak terdeteksi! Pikirnya positif.
“Kalau begitu apa yang akan kita lakukan?? Tidak mungkin berdiam diri saja bukan?
Ketujuh orang itu kini sedang mengambil banyak persediaan yang mereka temukan di tepi sungai. Karena sudah hampir malam saat ini, dan perut mereka yang sudah keroncongan setelah adegan berlari-lari itu mereka memutuskan untuk mencari beberapa makanan yang mungkin saja berguna untuk perjalanan yang tidak tahu kapan akan berakhir ini.
Arcturus, Noya dan Justin memilih untuk menangkap ikan di pinggir sungai. Air sungai yang jernih dan segar sedikit memudahkan pencairan mereka. Justin akan memasukan hasil tangkapan mereka ke keranjang rotan yang diberikan oleh Frenzo tadi.
Entah keberuntungan apa yang menghinggapi mereka, intinya ialah tidak ada kesulitan sama sekali untuk menangkap ikan itu! Dalam beberapa menit setidaknya mereka bisa mendapatkan 20 ikan segar.
Karena hutan mistis yang masih alami dan terhindar dari jajahan manusia, ikan-ikan di sungai ini pun tampak sehat-sehat dan besar-besar ukurannya.
Justin bahkan begitu bersemangat menangkap ikan-ikan itu sebagai bahan makanan mereka ke depannya!
Sementara Frenzo dan Nael memutuskan untuk mencari beberapa tanaman untuk bahan-bahan memasak mereka nanti. Detensi mengajarkan bagaimana cara hidup di alam liar. Nael bahkan tidak kesusahan dalam mengidentifikasi beberapa tanaman itu.
Dia juga mengambil beberapa rumput liar yang berfungsi sebagai bahan obat dan penambah stamina untuk mereka, kejadian hari ini pasti memberi dampak besar bagi tim mereka. Nael berencana membuat beberapa obat untuk mengembalikan stamina mereka.
Tentu saja semua ilmunya tidak terpisah dari ajaran teman baiknya!
Frenzo di satu sisi dia sedang mengambil banyak buah-buahan yang bisa dimakan. Umumnya semakin cantik buah, semakin berbahaya pula kandungannya. Jadi Frenzo hanya memetik beberapa buah yang dia anggap biasa.
Buah-buah di hutan mistis ini tampak lebih besar daripada buah biasanya. Rasanya pun akan lebih manis lagi, sayangnya itu sangat susah untuk mencari buah yang ‘benar’
Karena kebanyakan buah di sini beracun!
“Wow kamu tampak mengenal seluruh tempat dengan baik” Puji Frenzo ketika melihat Nael
“Aku selalu mendapat detensi sebelumnya, jadi tahu banyak tentang tanaman di sini”
Nael mengingat lagi detensi yang diberikan oleh Argus selama 99 tahun ini! Sedikit menyebalkan, tapi setidaknya itu berguna bagi dirinya sekarang!
Tapi yang membuat Nael heran kenapa selama 99 tahun tugasnya, dia tidak pernah menjumpai sekelompok orang itu?? Bukankah selama dia mengunjungi hutan mistis seluruh tempat tergolong aman-aman saja?
Siapa yang akan menduga itu tidak seaman yang dia bayangkan!
Penyerangan berkelompok seperti ini, ini pasti bukan pertama kalinya terjadi! Mungkin tanpa sepengetahuan dirinya, itu sudah pernah terjadi sebelumnya?
“Frenzo apakah penyerangan ini baru-baru ini terjadi??” Tanyanya dengan hati-hati. Dia melirik pelan ke arah Frenzo yang tampak membeku. Reaksinya kenapa terasa janggal?
“Ohh... Uhh ini sudah lumayan lama terjadi sebenarnya” Ucap Frenzo setelah lama terdiam.
“Apakah pernah terjadi sebelumnya?! Kenapa aku tidak pernah menemukan mereka sebelumnya “ Herannya dengan rasa syukur. Bersyukur karena selama dia menjalani detensi, dia belum pernah menemukan mereka!
Jika tidak, mungkin nasibnya tidak sebaik itu.
Frenzo memungut buah lalu menatap mata Nael dengan dingin.
“Sudah terjadi sebenarnya, lebih dari 10 tahun. Tapi mereka baru lebih terang-terangan selama satu atau dua tahu ini”
Ungkap Frenzo, dia lalu mengambil buah berwarna delima itu dan memakannya dengan lahap. Dia juga mengambil satu buah lagi dan melemparkannya ke arah Nael.
Nael dengan sigap langsung mengambilnya, “Buah di sini sangat manis-manis” Ungkapnya dengan jujur.
Frenzo mengangguk menyetujui, selama dia tinggal di hutan mistis ini dirinya sudah pernah mencoba beraneka rasa buah yang beragam! Tidak hanya manis, namun juga asam hingga pahit.
“Aku sedikit heran saja, kenapa aku justru tidak pernah menemukan sesuatu yang mencurigakan ya, saat pergi ke hutan mistis selama ini”
Frenzo tertawa kecil, dalam hatinya dia sedikit miris. Siapa yang mengira orang-orang itu akan waspada? Jika tidak mengapa sosok luar seperti Nael tidak pernah menemukannya?
“Hidup bertahun-tahun di hutan mistis, menghadapi bermacam-macam orang jahat, aku sudah mengalami banyak trik mengerikan orang-orang sejenis itu” Senyumnya dengan miris.
Sementara itu Delian dan Elena mereka bersiap mengisi botol air mereka dengan air sungai. Air sungai sangat jernih dan menyegarkan, itu bukan masalah besar untuk meminumnya secara langsung.
Mereka berdua mengumpulkan seluruh wadah milik tim mereka dan memasukkan air sebanyak-banyaknya ke wadah itu.
40 menit kemudian semua orang berkumpul di tempat semula. Pertama-tama sebelum meninggalkan arena ini, akan lebih baik jika tidak ada sedikit pun jejak yang ditinggalkan.
Jadi ketujuh orang itu sibuk kembali untuk membuat area dekat sungai ini seperti belum pernah tersentuh sekalipun. Termasuk membersihkan sisa api unggun serta jejak-jejak yang memungkinkan untuk dicium oleh kuda hitam itu.
"Apakah ini sudah terlihat seperti sebelumnya?" Tanya Justin sembari melihat keseluruhan tempat.
Noya melirik semua area dengan teliti, "Kurasa ini sudah pas. Mungkin ada satu yang kurang" Jawab Noya.
"Apa itu?"
Noya mengambil ranselnya lalu mengeluarkan salah satu bubuk dengan santai. Bubuk itu berwarna putih, teksturnya sangat halus dan terlihat seperti kapur putih yang dihaluskan.
Noya segera meniup seluruh bubuk agar memenuhi seluruh tempat. Bubuk ini berfungsi sebagai pelebur aroma mereka. Dengan bubuk ini, setidaknya aroma mereka di sini bisa hilang tanpa menimbulkan bekas.
"Sudah sempurna!" Noya tersenyum bahagia.
Awalnya Noya berpikir telalu berlebihan untuk membawa barang yang biasanya mereka bawa ketika mendapatkan misi ke tempat perkara penting. Siapa yang mengira itu akan berguna saat ini?
"Wow aku tidak menyangka kamu membawa barang-barang seperti ini" Puji Justin tidak habis pikir, pandangan matanya mengarah ke arah ranselnya sendiri yang hanya dipenuhi beberapa barang tidak penting.
Noya tersenyum bangga, "Jelas saja. Aku selalu bersiap-siap secara totalitas!"
"Halo teman-teman, di mana kita akan berhenti untuk makan malam nanti?" Ucap Arcturus tiba-tiba. Dia mengulurkan keranjang ikan yang baru saja mereka tangkap, ikan-ikan dengan jumlah yang banyak memasuki pandangan semua orang.
Seketika bunyi perut yang lapar terdengar keras di telinga semua orang. Mata mereka menatap ke arah ikan itu dengan pandangan lapar. Lagi pula mereka sudah sangat lapar sejak adegan kejar-kejaran itu berlangsung.
"Kenapa kamu menangkap ikan begitu banyak!" Ujar Delian dengan pandangan lapar.
"Yah! Lalu bisakah kita berhenti sebentar untuk uhm makan?" Elena bertanya dan menatap seluruh orang di tim dengan pandangan memohon.
Nael mengerutkan kening tidak suka. Bukannya dirinya ingin membuat semua orang kelaparan, tapi di situasi seperti ini bukankah lebih baik untuk melanjutkan perjalanan segera?
"Kita harus segera pergi!" Ucap Nael dengan datar" Dia melanjutkan " Aku akan meninggalkan kalian di tempat jika kalian memang ingin berhenti untuk makan terlebih dahulu?"
"Kenapa kamu begitu egois?"
***
"Ada apa? Apakah ada sesuatu yang serius?" Tanya seseorang di sebuah ruangan yang gelap tanpa ada cahaya sedikitpin.
Ruangan ini luas, bahkan berbentuk seperti aula dengan tangga spiral di kedua sisinya. Ada lampu gantung bertatahkan kristal berwarna-warni putih memenuhi seluruh langit-langit aula.
Tirai-tirai besar dengan warna yang sudah kusam menutupi seluruh jendela aula ini, warnanya mungkin dulu berwarna emas. Namun kini yang tersisa bukan lagi emas.
Namun sebuah warna berbeda dengan debu memenuhi seluruh kain itu. Dan jangan lupakan seluruh perabotan yang berantakan di sekitar mereka. Kertas-kertas yang beterbangan memenuhi seluruh lantai, jejak darah yang sudah mengering sedari lama dan ada pula bekas jejak kaki yang timbul karena ruangan ini tidak pernah dibersihkan!
Tempat ini bukanlah sebuah tempat yang mudah dikunjungi. Dari awal tempat ini dibentuk karena kekuasaan tinggi yang menguasai hutan mistis kala itu, tapi siapa yang mengira beratus-ratus tahun kemudian tidak ada lagi bangunan megah dan kuat itu mengalami masa keruntuhan? Yang tersisa hanyalah bekas bangunan yang kecantikannya sudah tertutupi oleh lapisan debu yang mengendap.
Tidak ada lagi keindahan kini yang tersisa ialah bangunan dengan aura kesuraman mengerikan melingkupi seluruh bangunan, membuat bangunan ini tampak tidak memiliki nyawa sama sekali.
Dahulu kala sebelum kekacauan besar datang, ada sebuah wilayah yang tumbuh dengan subur. Warganya sangat ceria dan penuh dengan senyuman lembut. Semua orang sangat suka menyanyi atau menari.
Terkadang di tempat yang ramai, banyak penjual yang bersahut-sahutan. Mereka akan menjual dagangan mereka dengan semangat tinggi, seluruh tempat memiliki aura yang baik dan positif. Semuanya penuh dengan kesenangan. Wangi-wangi bunga tidak lupa membuat semua wilayah merasakan rasa harum yang menyenangkan, pantas saja wilayah ini disebut sebagai tempat indah bagai surga.
Tapi itu dulu sebelum teriakan setiap orang lah yang terdengar keras di telinga. Lalu tidak ada lagi kebahagiaan. Semua tempat berubah menjadi suram seketika. Daun-daun yang biasanya berguguran dengan cantik kini berubah menjadi daun yang berguguran dengan suram, membuat beberapa orang yang melewatinya terkena kutukan seketika.
Semua tempat berubah menjadi kota mati seketika. Tidak ada lagi kehidupan, tidak ada lagi aura bahagia, dan yang tersisa membuat bayangan dibenak semua orang. Bayangan mengerikan sebenarnya, bukan sesuatu yang pantas untuk diperlihatkan.
Semua tempat berubah seketika.
Hanya dalam waktu satu jam dua puluh lima menit sanggup membuat kota indah ini berubah menjadi api penyucian.
Tumbuhan layu karena sebuah kutukan yang melingkupi seluruh sudut istana ini dahulu kala.
Istana ini layaknya seperti istana hantu.
"Aku hanya memikirkan tempat ini beratus-ratus tahun sebelumnya" Pria itu tersenyum dengan raut wajah penuh kerinduan.
"Mr. Kita akan mencabut seluruh kutukan. Setelah itu tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan! Semuanya akan baik-baik saja seperti semula" Pria itu mengatakan dengan nada hormat pada suaranya.
"Kutukan ya hahahahahha" Pria yang duduk di kursi besar tampak tertawa dengan nada suram yang mengerikan. Tidak ada orang yang suka melihat wilayah besar yang makmur berubah menjadi kota mati! Tidak akan ada yang suka.
"Aku bersumpah akan membunuh orang yang berani melakukan itu. Bahkan jika orang itu sudah terkubur di bawah tanah sekalipun"
Dia segera menyeringai memperlihatkan wajahnya yang terluka karena cakaran.
"Perintahkan mereka untuk menyerang sesegera mungkin, aku ingin melihat bagaimana orang-orang itu bertanggungjawab atas apa yang mereka lakukan!"