Bagian 31 - Mengajak Pergi Melihat Opera

1227 Kata
Amfiaraus dan Empusa bertemu lagi dengan Erebus. Mereka memang teman yang baik. Erebus sangat senang bergaul dengan mereka berdua. Amfiaraus dan Empusa sedang bersantai di tempat Empusa mengajar. Mereka sedang menceritakan tentang Erebus yang dipanggil oleh Matton karena ia memberikan lima muridnya sekaligus. Empusa tak sengaja melihat Erebus dipanggil oleh Aporia. Ia ingin menguping, tapi tidak berani. Ia tidak mau diketahui oleh Matton dan akhirnya mendapat masalah. Amfiaraus menatap Empusa dengan serius. Ia sudah tidak sabar memberikan pendapatnya. Ia menunggu Empusa selesai berbicara. Saat ada kesempatan untuk berbicara, Amfiaraus langsung berbicara dengan menggebu-gebu. “Benar yang aku bilang, ia akan terkena masalah!” Kata Amfiaraus. Empusa tersenyum. Ia merasa perkataan Amfiaraus benar, tapi hati kecilnya menolak bahwa Erebus tidak akan baik-baik saja. “Kita tidak tahu hasilnya! Cobalah lihat, dia itu anak kesayangan para juri dan juga pembuat s*****a!” Kata Empusa menangkis Amfiaraus. “Dia dipanggil, sudah pasti bermasalah!” Kata Amfiaraus. “Tidak,” kata Empusa menatap Amfiaraus. Ia ingin melanjutkan perkataannya, tapi Erebus mengganggu. Ia mengejutkan mereka. “Apa yang sedang kalian bicarakan? Kalian bicara sesuatu yang buruk di belakangku, bukan?” Kata Erebus. Empusa menggelengkan kepala. “Apa kau baik-baik saja?” Ia menyilangkan tangan. “Empusa melihatmu dipanggil oleh Matton karena kau memberikan lima murid sekaligus. Apa yang kubilang benar bukan? Kau pasti dapat masalah!” Kata Amfiaraus menunjuk-nunjuknya.  “Aku?” Kata Erebus tertawa.  “Kami akan menerimamu tetap menjadi teman, meski kau dikeluarkan menjadi penguji s*****a!” Kata Empusa mengelusnya. Erebus langsung terdiam. Ia menatap Empusa. Ia tidak senang Empusa berkata seperti itu.  “Kau keterlaluan! Aku tidak apa-apa!” Katanya. “Maksudmu? Kau tidak diberikan hukuman?” Kata Empusa memastikan. “Tidak, ia menyukai murid-murid yang direkomendasikan. Semua rekomendasiku diterimanya!” Jelas Erebus santai. “Kau sudah gila!” Kata Amfiaraus. Lalu ia melihat Empusa yang mulutnya menganga lebar. “Mulutmu menganga!” Katanya lagi sambil menutup mulutnya. “Aku tidak percaya dia menerima semua muridmu!” Kata Amfiaraus. “Bagaimana jika kau membantuku memeriksa murid-murid milikku yang memiliki bibit-bibit anti gagal?” Kata Empusa seperti bercanda. “Aku tidak bisa melakukannya! Aku hanya mengamati muridku. Cara kita berbeda memperlakukan murid, maka tanggapan dan prediksi kita juga berbeda. Kau lebih tahu muridmu dibanding semua yang ada di sini!” Kata Erebus. Amfiaraus tepuk tangan. “Kau sangat hebat! Kata-kata mu bagaikan bidadari langit yang bijaksana. “Tentu! Aku mencoba menumbuhkan otakku dengan bahan-bahan berguna dan juga kata-kata kehidupan!” Kata Erebus menyambut pujian yang datang padanya. “Ternyata dia berhasil!” Kata Amfiaraus yang kesal karena prediksinya tidak tepat. Erebus tidak mau membicarakan lagi itu. “Aku datang kesini untuk mengajak kalian ke sebuah tempat!” Kata Erebus agar percakapan mereka lebih terarah dan dia juga bisa langsung melakukannya. “Apa?” “Bagaimana jika kita menonton opera di surga bagian ke 3?” Erebus memberikan tawaran. “Benarkah?” Kata Amfiaraus senang. Empusa menolaknya. Ia merasa tubuhnya tidak sehat. “Aku rasa kau tidak setia teman!” Empusa tidak jadi pulang. Ia balik lagi karena ucapan tersebut. “Baiklah, aku mau ikut!” Nadanya begitu datar. YEAY “Aku baru mendengar tentang Opera! Apa itu?” Tanya Amfiaraus. “Kau kurang update!” Kata Empusa kesal. “Itu adalah pilihan hobby baru bagi penghuni rumah jika mereka tidak suka penguji s*****a!” Jelas Empusa. “Aku penasaran!” Kata Amfiaraus. Empusa menarik dampak baiknya. “Kita bisa beli buah terlezat sekaligus di sana!” Ia tampak senang. Mereka pun berjalan kaki menuju surga bagian ke dua. Mereka berada di surga bagian ke tiga. Jadi surga bagian kedua adalah batas barat dari surga bagian ke tiga. Surga bagian ke dua tidaklah jauh dari tempat mereka berada.  “Kita bisa menemukan gadismu juga disana! Itu misi yang penting saat berada disana!” Kata Amfiaraus dengan senangnya.  “Itu ide yang bagus! Aku baru ingat ternyata wanita yang diceritakannya ada di daerah itu!” Kata Empusa.  Erebus tidak menjawab. Ia hanya diam saja melihat kedua temannya begitu bersemangat. Mereka tidak tahu apa yang ada di pikiran oleh Erebus. Mereka melewati pasar buah saat berada di sana. Ada banyak gadis cantik yang mereka lewati. Amfiaraus dan Empusa tidak bisa fokus. Erebus harus membimbing mereka agar berjalan dengan benar.  “Kalian harus fokus! Kita tidak akan singgah-singgah! Ingat tujuan kita adalah untuk melihat opera! Kalian kan tidak pernah melihat hal-hal seperti itu?” Kata Erebus menyadarkan mereka. “Kau terlalu keras! Kau sudah memiliki sesuatu di hatimu. Tapi, kami belum mendapatkannya! Ini tidak fair!” Kata Amfiaraus. “Matamu seperti akan memangsa mereka!” Kata Erebus kesal. “Kau tidak memperhatikan kesejahteraan hati kami!” Kata Empusa. “Kalian mendapat banyak karangan bunga dari banyak wanita! Tapi, tak satupun yang bisa meluluhkan hati kalian! Untuk apa capek-capek mencarinya kalau mereka pasti akan datang. Kalian tinggal menunggu saja!” Kata Erebus kesal. Ia berjalan di depan mereka. Ia melihat ke kanan dan kirinya, tapi kedua temannya tidak ada lagi. Ia melihat ke belakang untuk memastikan mereka mengikutinya.  Ia lega. Ia melihat mereka mengikutinya dengan kaki diseret. Tak ada semangat.  “Aku pikir kalian pergi meninggalkan aku demi cewek-cewek cantik itu!” Kata Erebus. “Kau jahat!” Kata Amfiaraus. Erebus mendatangi kedua temannya lalu merangkul mereka. “Ayolah, aku akan membantu kalian mencari wanita disini. Tapi, kita akan mencarinya setelah menonton opera ini!”  Mendengar ucapan Erebus, mereka seperti anak kecil bisa dibujuk dengan permen. Mereka kembali bersemangat lagi.  Sudah jauh berjalan melewati pasar buah, mereka sampai di tempat opera akan berlangsung. Mereka berdiri di luar karena gedung opera tersebut belum selesai dibuat.  “Ini belum dimulai?” Tanya Amfiaraus kesal yang melihat tenda untuk opera belum selesai. Banyak pekerja yang berlalu lalang membangun tempat tersebut. “Bukankah ini terlalu cepat?” Kata Empusa kesal. Ia ingin sekali mengeluarkannya air liurnya. “Maaf... sebenarnya aku tidak ingin terlambat. Aku tidak tahu jam acara ini dimulai. Lebih baik duluan datang dibanding terlambat bukan?” Kata Erebus dengan senyuman bersalah menatap mereka berdua.  “Apa yang salah denganmu?” Tanya Empusa. “Aku yakin dia menyembunyikan sesuatu!” Kata Amfiaraus. “Tidak ada! Ayolah..” Kata Erebus. Sekelompok wanita pemeran opera nanti berjalan di depan mereka. Mereka bercerita dengan kompak dan tertawa. Empusa dan Amfiaraus menatap wanita-wanita cantik tersebut. Mereka tak bisa melepaskan tatapan kepada wanita-wanita itu. Mata mereka seperti akan keluar. Erebus ternyata melihat salah satu dari wanita-wanita yang berjalan itu. Ia melihat Hemera ada di antara kelompok itu. Jantungnya berdegup kencang. Ia sangat senang melihat Hemera. Ia ingin melompat setinggi-tingginya dan berteriak sekeras-kerasnya. Ia memukul apapun itu untuk menyalurkan kebahagiaannya, meski tampak sedikit brutal. Tubuhnya tak bergerak hingga kumpulan wanita itu menjauh.  “Dia diam saja! Dia lebih parah daripada kita!” Kata Amfiaraus menggelengkan kepalanya melihat Erebus. “Kau benar! Dia hanya menahannya saja tadi saat di pasar!” Kata Empusa kesal.  Mereka berdua melihat Erebus. Mereka tidak menyadarkannya. Mereka melihatnya dari samping, menatapnya hingga ia sadar sendiri dan tahu bahwa kedua temannya sedang mengamatinya. Erebus sadar dan merasa malu kepada mereka berdua. “Tatapan mu lebih parah dari tatapan Amfiaraus!” Kata Empusa sambil tertawa. “Mengapa kau membandingkannya padaku?” Kata Amfiaraus kesal karena sikap merendahkan Empusa. “Aku hanya bercanda!” “Sudahlah! Aku hanya…” Kata Erebus. “Kau tahu! Tidak usah dikatakan lagi!” Kata Empusa dan mengajaknya duduk di tanah. Mereka menunggu hingga bangunan opera tersebut selesai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN