Bagian 80 - Rapat Seleksi s*****a

1187 Kata
Matton dan juri-jurinya mulai sibuk dengan s*****a yang harus dipilih untuk lanjut ke level selanjutnya hingga babak final. Mereka setiap waktu harus membahas s*****a yang harus dipilih. Ada banyak jenis s*****a yang harus mereka periksa satu persatu. Kadang mereka harus menyaksikan sendiri s*****a itu digunakan secara langsung agar yakin dengan pilihan mereka.  Matton dan kelima juri bertemu di ruangan mereka. Mereka membawa gambar-gambar dari juri administrasi yang selesai mereka seleksi. Sekarang tinggal satu juta s*****a yang harus diseleksi oleh ketua juri bersama dengan pengawasnya. Dari satu juta s*****a itu, akan dipilih delapan s*****a yang akan bertanding langsung di babak final.  “Kita akan mulai rapatnya dan tolong tidak berteriak saat pengujian ini terjadi!” Kata Matton memulai. “Kau yang akan mulai itu!” Kata Poine langsung. Mereka langsung menggelengkan kepala. “Baiklah, untuk kali ini aku akan mengalah! Kita mulai dari jenis s*****a yang menurut kalian kuat!” Kata Matton.   “Aku tentu memilih s*****a milik Bia, Mace Blast Stick.” Kata Proioxis menunjuk tangan.  “Baiklah, aku juga setuju. s*****a itu memang bagus sekali!” Kata Matton.  “Tapi jangan salah, ada s*****a lain yang juga tak kalah dengan s*****a milik Bia. Itu adalah Uzi g*n. s*****a ini akan menyerang dengan cepat dan dapat berganti peluru yang berbeda. Peluru yang keluar bisa berupa peluru biasa, bom kecil, semburan api dan juga jaring.” Kata Praxidike. “Itu sangat biasa. Kau tidak melihat Flying Bracelet. s*****a ini melayang di udara, bisa pergi kemana saja. Ada delapan s*****a yang terbang mengitari flying bracelet tersebut. Tak ada tempat untuk bersembunyi ketika s*****a ini beraksi. Bahkan penggunanya hanya berdiri tegak tanpa perlu bergerak. Hebat bukan?” Kata Soter. “Itu menarik, mana gambarnya? Bisa dipisahkan untuk diperiksa lagi nanti!” Kata Matton. Soter memberikan gambarnya dan Matton memisahkannya.  “Untuk Uzi g*n mu, aku belum menemukan titik kehebatannya!” Kata Matton kepada Praxidike. “Apakah ada yang lain?” Kata Matton. “Ada yang lain,” kata Poine yang memberikan gambarnya kepada Matton. Ia melihat gambar milik Poine. Ia tidak bisa mengetahui seberapa besar s*****a itu. “Ini sebesar apa?” Tanya Matton. “Ini sekitar dua meter s*****a yang panjang. s*****a ini dinamakan Jr. Nuclear Weapons. s*****a ini hanya sekitar dua meter, tapi serangan yang dihasilkan begitu kuat. Kemarin ruangan juri administrasi hancur karena tembakan maksimal dasi s*****a ini. Memang s*****a ini agak sulit untuk digerakkan, tapi serangannya sangat kuat.” Kata Poine. “Menarik! Kecepatan s*****a ini bisa tergantung dari penguji senjatanya! Aku akan masukkan ini sebagai s*****a yang patut dipertimbangkan!” Kata Matton. “Aku juga melihat s*****a yang bagus. s*****a itu sangat kecil. Namanya Dust g*n. s*****a ini seperti sebuah abu yang diterbangkan. Abu-abu itu keluar dan menjadi ledakan-ledakan yang besar. Saat musuh datang dari jarak dekat, ia bisa menembakkan lem yang sangat lengket yang bisa menahan musuh. Dust g*n ini juga bisa berubah menjadi tombak dengan mata yang bisa ditembakkan. s*****a ini sangat ringan dan cocok pagi penguji s*****a yang agresif dalam bertarung!” Kata Porus. Porus memperlihatkan gambarnya dan Matton tampak suka, karena warnanya yang lucu. Warna s*****a itu kombinasi dari orange dan kuning yang cerah. “Meski s*****a ini kuat, tapi, s*****a ini menunjukkan sisi imutnya!” Komentar Matton sambil tersenyum. Ia menyisihkan gambar tersebut sebagai s*****a yang cocok untuk menjadi bahan pertimbangan.  “s*****a yang lain lagi ada. Ini s*****a yang bisa menggunakan lima elemen. Yaitu, air, angin, tanah, api, dan juga listrik.” Kata Proioxis. “Agak aneh!” Kata Matton setelah melihat gambarnya. “Apa yang menjadi keunggulannya?” “Bentuknya seperti sarung tangan. Disebut Dragon Gloves. Ini lebih ringan lagi dari semua yang ada disini. Semua yang menggunakannya hanya memakai sarung dan seluruh nya bergantung pada penggunaan penguji senjata.” Kata Proioxis. “s*****a itu terlalu bergantung pada pengujinya!” Kata Matton. “Tapi, s*****a itu sangat ringan!” Kata Proioxis. “Bagaimana dengan yang lain?” Tanya Matton. “Aku merasa itu s*****a yang cukup bagus.” Kata Poine. “Kita vote dulu!” Kata Matton.  Mereka mulai memilih. Matton memilih tidak, Poine iya, Praxidike tidak, Soter iya, dan Porus iya. “Hanya dua yang tidak. Baiklah, ini termasuk!” Kata Matton. Lagian mereka juga akan mengeliminasi s*****a-s*****a pilihan itu lagi.  Porus menunjukkan s*****a pilihannya kepada Matton. “Ini adalah Culverin yang bisa ditunggangi. Jadi culverin ini memiliki laras yang besar. Laras yang besar ini akan mengeluarkan bola api yang bisa menghancurkan satu rumah hingga menjadi abu hanya dengan satu tembakan.” Kata Porus. “Apakah itu sulit digerakkan?” “Karena bagian kaki dari penguji tertutupi, gerakan yang lambat tidak begitu perlu bukan?” Tanya Porus balik.  “Bagaimana dengan yang lain?” Tanya Matton kepada yang lain. “Aku rasa itu bisa dimasukkan ke dalam list.” Kata Praxidike. “Aku juga setuju!” Kata Proioxis.  “Baiklah, kalau begitu ini kita masukkan juga!” Kata Matton.  Poine mengangkat tangannya. “Aku juga punya yang lain. Masih dengan s*****a yang menggunakan nuklir. Tapi, kali ini nuklir yang ditembakkan seperti peluru, bisa bertubi-tubi.” “Bentuknya seperti apa?” Tanya Matton. “Seperti handgun saja. Tanpa nama yang spesifik. Pembuatnya hanya membuat handgun saja!” Kata Poine. “Oke. Ini s*****a yang bagus!” Kata Matton.  Yang lain mencari s*****a yang ingin mereka rekomendasikan kepada Matton. Agak lama untuk mencarinya, karena bingung dengan banyaknya s*****a yang harus mereka pilih. “Kepalaku hampir copot dari leher!” Kata Proioxis. “Tenang saja, kami akan lem kepalamu jika itu terjadi!” Kata Poine sambil tertawa terbahak-bahak. Semua menatap Poine. Tak ada yang tertawa seperti dirinya.  “Maaf, sepertinya kalian sedang sibuk! Aku sudah merekomendasikan dua s*****a. Apalagi coba?” Ponos memberikan gambar kepada Matton. “s*****a ini juga hebat. Ini hanya tongkat saja. Ada sepasang tongkat yang dipegang di tangan kanan dan kiri penguji s*****a. Tapi, gesekan yang dihasilkan oleh tongkat ini membuat percikan api dan juga bom yang pasti kena langsung kepada musuhnya. Kekurangannya hanyalah, jarak p*********n nya. s*****a ini hanya bisa digunakan dari jarak dekat saja!” “s*****a itu cocok untuk Kerberos!” Kata Matton. Kerberos ahli dalam bela diri. Ia bisa menggunakan alat itu dengan mudah. “Ya, dia bisa pakai!” Kata Poine yang ikut memberikan pendapat.  “Bagaimana efektivitasnya?” Tanya Matton. “Kekuatan gesekan dari tongkat ini tidak bisa diragukan. Satu pukulan sudah seperti tembakan bertubi-tubi. Ini adalah s*****a dengan accuracy 100 persen. Karena pukulan harus dilakukan agar serangan berfungsi. Kalau tidak ada pukulan, maka tongkat itu seperti tongkat biasa.” Jelas Ponos.  “Apakah satu gesekan dari tongkat ini bisa menghancurkan dinding batu?” Tanya Matton. “Aku belum tahu itu. Kita bisa sama-sama uji. Tapi, satu lagi keunggulan dari s*****a ini. Tongkat ini bisa dilempar dan akan kembali kepada pemiliknya secara otomatis. Ini bisa dipakai untuk memancing musuh saat bertarung, apalagi kalau musuhnya memakai s*****a jarak jauh.” Kata Ponos lagi. “Menarik sekali!” Kata Matton. Ia cukup puas dengan s*****a itu. “Membayangkannya saja cukup membuatku kagum!” Katanya lagi.  “Benar bukan?” “Baiklah, itu bisa dimasukkan ke dalam list. Kita sampai sini dulu. Kita akan lanjut lagi nanti!” Kata Matton. Rapat pun bubar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN