Bagian 19 - Keuthonimos si Defence

1052 Kata
Seseorang datang, salah satu dari murid Kerberos yang menantang murid Hekate. Ia bernama Epifron. Murid ini jarang sekali mau diperintah oleh Kerberos. Ia lebih sering menyendiri dan terlihat murung setiap hari. Kerberos sama sekali tidak menganggapnya sebagai murid karena ia tidak mau dilatih. Ia hanya diam saja saat semua orang sibuk dengan latihan yang diberikan oleh Kerberos. Saat tahu ia mengajukan diri untuk bertarung, Kerberos sangat senang. Ia juga penasaran, apa yang bisa dilakukan muridnya itu. Kerberos hanya tahu bahwa kekuatannya adalah hanya mengamati.  Hedone diperbolehkan untuk bertanding dengan murid Kerberos karena ia tidak lulus dalam seleksi untuk dikirim kepada penguji s*****a.  Hekate mendekati Kerberos. Ia tampak sangat marah. “Mengapa jadinya begini? Kau tidak menghentikan muridmu! Mereka menyepelekan muridku!” “Aku tidak tahu itu terjadi!” Kata Kerberos dengan senyuman tak tulus di wajahnya. Ia lebih terlihat senang dibandingkan cemas. “Jika ada apa-apa, kau mau bertanggung jawab? Mereka terlihat sangat emosi!” Kata Hekate yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya ingin seseorang datang dan menghentikan pertarungan itu. Tapi, terlambat. Siapa yang bisa melakukannya? Keuthonimos melihat ke tempat Kerberos. Ia bertubuh kecil dan kurus. Keunggulannya adalah Defence atau pertahanan. Ia sangat suka s*****a yang kecil dan ringan, meski sebenarnya ia juga bisa mengangkat s*****a apapun. Ia bisa mengeluarkan shield di sekitar tubuhnya, meski shield itu dibatasi untuk digunakan. Shield yang digunakannya dalam pertandingan hanya bisa dilakukan lima kali saja. Jika ia menggunakannya lebih, ia bisa di diskualifikasi. Keuthonimos salah satu dari penguji s*****a elit. Ia sering bekerja sama dengan ke tujuh penguji s*****a lainnya.  Keuthonimos juga punya banyak murid. Murid-murid yang masuk ke dalam pengajarannya bukanlah murid-murid yang pendek, dan kurus. Ia malah selalu mendapat murid-murid dengan tubuh yang besar dan berotot. Ketika disejajarkan dengan murid-muridnya, ia seperti batu kerikil di antara gunung batu. Sama sekali tak terlihat. Keuthonimos mengunjungi teman nya itu karena melihat dari pintu ruangan, bahwa Hekate berada di ruangan Kerberos. Ia penasaran mengapa Hekate bisa berada satu ruangan dengan Kerberos. “Apa yang kalian lakukan? Tak biasanya kalian bersama!” Kata Keuthonimos yang berdiri di belakang Hekate dan Kerberos. “Hei.. Kau disini? Kami sedang menonton pertandingan muridku melawan muridnya!” Kata Kerberos. “Tak seperti biasanya! Kalian terlihat lebih kompak!” Kata Keuthonimos. “Tenang saja, sebentar lagi kami juga akan berantem!” Kata Hekate berbisik. “Hei, tenanglah! Aku hanya heran! Tidak bermaksud kalian terus-terus melakukan hal itu!” Kata Keuthonimos. “Diamlah! Kita lihat dulu pertandingan mereka!” Kata Kerberos. Arena sudah dibersihkan dan bisa dipakai lagi. Mereka sudah bisa mulai bertanding. Epifron adalah murid dari Kerberos yang akan melawan Hedone murid dari Hekate. Mereka diberikan s*****a yang berbeda. Epifron diberi s*****a Nifo’oti. s*****a tersebut terbuat dari kayu yang keras dengan gigi tajam seperti gigi hiu di satu sisi, sedangkan di sisi lainnya seperti ombak laut yang berjarak. Panjang s*****a itu hanya sekitar lima puluh centimeter dengan bagian pegangan yang semakin membesar ke atas dan tumpul. Bagian yang runcing merupakan bagian yang menjadi keunggulannya. Sedangkan Hedone mendapat s*****a Gata yang lebih kecil. Panjangnya hanya sekitar satu setengah jengkal tangan. Gata terbuat dari kayu merah tua yang bernama koa. Di bagian ujungnya terdapat bentuk gigi runcing. Mereka menyebutnya gigi Megalodon. Bagian runcing tersebut sangat tajam dan bisa merobek apa saja. Di bagian pegangan, ada tali unik yang dibuat sebagai tempat menggantung s*****a itu. Sebelum bertanding, Kerberos berkata kepada mereka berdua. “Meski s*****a itu tampak kecil dan tak berguna. Tapi, ada rahasia di dalam s*****a tersebut. Kalian harus menemukan keunggulan s*****a itu sendiri. Caranya? Dengan menyatu bersama s*****a dan mengeluarkan kekuatannya secara natural!” Lalu ia memerintahkan murid-muridnya yang mengurus arena untuk tidak mengaktifkan angin dan juga tanah ranjau. Pertandingan mereka hanyalah murni bertarung menggunakan s*****a tanpa menambah beban. Epifron dan Hedone masuk ke dalam arena. Mereka bersiap-siap mendengarkan bunyi terompet tanda pertandingan dimulai.  Keuthonimos penasaran dengan ucapan temannya itu. Ia berbicara kepada Kerberos. “Apakah kau tahu kekuatan rahasia dari s*****a yang kau berikan kepada mereka?” Kerberos melihat Keuthonimos dengan senyuman lalu mengangguk. Hekate mendengar dan melihat mereka. Ia terkejut.  “Kau tidak tahu? Tapi, kau bilang s*****a itu punya kekuatan istimewa!” Kata Hekate. “Aku hanya mendengarnya saja! Aku tidak tahu persisnya! Lagian s*****a itu tidaklah berbahaya! Itu hanya s*****a dasar saja!” Jelas Kerberos kepada mereka berdua. Keuthonimos menjadi penengah. “Tenanglah, mereka murid-murid yang terlatih! Tapi memang, s*****a yang terbuat dari kayu memiliki misteri sendiri yang hanya bisa dipecahkan oleh penguji yang menyatu dengannya!”  Hekate menjadi cemas karena sebelumnya ia melihat s*****a yang bisa digesek dan menghasilkan ledakan yang luar biasa hebat. Padahal itu hanyalah gesekan saja. Apa yang terjadi dengan s*****a-s*****a itu ketika pengujinya menyatu? Hekate tak bisa membayangkan, jika s*****a itu bisa berdampak pada kesehatan Hedone. Suara terompet terdengar. Pertarungan dimulai, tapi mereka belum menyerang. Hedone masih melihat senjatanya. Ia bingung menggunakannya, karena lawannya memiliki s*****a tiga kali lipat besarnya. Epifron juga seperti itu. Ia melihat sisi-sisi tajam dari s*****a nya. Ia merasa s*****a itu tumpul dan tidak tajam ketika dipukul. Ia mencoba mengayun nya, dan s*****a tersebut ternyata ringan sekali dipakai. Ia tidak bisa diam saja. Semua orang sudah menunggu mereka untuk menyerang. “Mereka bingung dengan s*****a mereka sendiri!” Kata Keuthonimos tertawa. “Kau seperti tidak tahu saja! Kita juga akan bingung ketika pertama kali pembuat s*****a memberikan senjatanya. Kita juga harus berlatih lama untuk menguasainya! Apalagi mereka yang hanyalah seorang pemula dan baru melihat s*****a yang mereka pakai!” Kata Hekate yang mematahkan ucapan Keuthonimos. Epifron tahu bahwa ia harus mendekat sehingga bisa menyerang Hedone. Ia maju ke depan lalu mengayunkan senjatanya ke arah Hedone. s*****a tersebut sangat kuat. Meski ringan saat di ayunkan, tapi tenaganya bisa lima kali lebih kuat menghantam target. Hedone mencoba melawan s*****a itu. Dengan kecepatan yang dimilikinya, ia bisa menangkis serangan Epifron, tapi ia harus terseret dan kakinya masuk ke dalam tanah. Ia melihat kakinya dan sadar bahwa hantaman Epifron sangat kuat.  Hedone mencoba menyerang. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan s*****a kecilnya. Tapi, ia mengingat ucapan Kerberos bahwa ia harus menyatu dengan s*****a. Ia membayangkan s*****a itu sebagai bagian dari tangannya. Ia memanfaatkan kecepatannya. Ia bergerak cepat lalu memukul dengan s*****a Gata-nya. Ia menyerang bagian pipi Epifron, dan ia tampak kesulitan untuk menangkis serangan itu dengan senjatanya. Ia akhirnya harus menghindar dan memukul tangan Hedone.  Hedone mengambil jarak lalu mencoba menyerangnya lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN