Rencana yang Berhasil

1089 Kata
Reno terkejut, ia melompat keluar dari ruangan dan melihat Sonia sudah meronta-ronta sambil menjerit ketakutan. Reno langsung mengetahui jika pria itu adalah seorang Vampir. Reno dengan cepat merebut Sonia dari vampir itu dan menatapnya tajam. “Berani-beraninya kau mengganggu pasanganku!”ucap Reno penuh emosi. “Oh, aku pikir wanita ini kesepian dan butuh teman, aku melihat dia berlari sambil menangis,” ucap pria itu sambil menyeringai. “Sekarang pergilah, jangan mengganggu kami,” usir Reno. “Tunggu sebentar, sepertinya kalian sedang dalam pertengkaran. Itu berarti dia sedang tidak menyukaimu sekarang. Jadi aku ingin mendengar pilihan wanita ini. Apakah dia ingin bersamaku atau bersamamu,” ucap pria itu. “Hei Nona, apakah kau ingin mengusirku atau kau ingin aku menyembuhkan kesedihan hatimu?” ucap pria itu membuat emosi Reno semakin menjadi. “b*****t… aku bilang pergilah dari hadapanku!” Reno menyerbu dengan melayangkan pukulan ke arah wajah hingga pria itu tersungkur. Tidak berhenti sampai di situ, Reno kembali mengarahkan tangannya ke leher pria itu dan mencekiknya dengan kuat. Tubuh pria itu terangkat ke udara. “Ahkkk…akkk.akkk…” pria itu tersengal. “Aku bisa dengan mudah mematahkan lehermu sekarang juga jika kau tidak segera menghilang dari hadapanku, dan ingat, jangan pernah menampakkan wujudmu yang menjijikkan itu di hadapanku atau pasanganku, mengerti!” ucap Reno dengan tajam. “Apa yang kalian berdua lakukan…!” Reno melepas pria itu, dan langsung membungkuk hormat saat melihat seorang pria tinggi berdiri di hadapannya. Pria tadi melakukan hal serupa. “Salam hormat ketua,” ucap Reno kepada pria itu. Tatapan pria itu sangat tajam menatap Reno dan pria itu bergantian. “Apa yang membuat kalian bertarung? kalian perlu tahu bahwa mulai sekarang kalian akan bekerja sama mengumpulkan orang-orang sebanyak mungkin di wilayah yang sudah di tentukan. Jadi masalah seperti tadi sebaiknya kalian hindari kecuali jika ingin tubuh kalian berakhir di dalam bara api.” “Mengerti ketua…” jawan Reno dan pria itu hampir bersamaan. “Kalau begitu saya harus mempersiapkan semuanya ketua,” ucap Reno sambil membungkuk dan dengan cepat meraih tangan Sonia yang sejak tadi hanya mematung menatap ketiganya. “Tunggu dulu…!” Langkah Reno terhenti. Ia semakin memegang erat tangan Sonia. “Sepertinya wanita itu yang menyebabkan kalian bertengkar, apakah sebaiknya aku mengamankannya dulu?” Reno dengan cepat membalik tubuhnya. “Saya pikir itu tidak perlu, ketua. Saya bisa menanganinya. Tadi itu hanya salah paham saja. Dia adalah pasangan saya, dan selama tugas, dia akan kembali ke orang tuanya,” bantah Reno. “Hmm, baiklah. Aku tidak ingin tugas kalian jadi terhambat karena seorang pengganggu,” ucap pria itu. “Dia bukan pengganggu, tapi pasangan saya, ketua…” Reno tidak terima jika Sonia di anggap sebagai pengganggu. Mendengar bantahan Reno, pria itu menatap Reno dengan seksama. “Oh, sepertinya perempuan ini sangat berharga bagimu.” Pria itu melangkah menghampiri Sonia. Sonia gemetar ketakutan. “Hmm..ahh, wangi darahnya juga sangat nikmat. Kau pasti sudah bersenang-senang dengan wanita ini.” Pria itu ingin meraih helaian rambut Sonia tap dengan cepat Reno menjauhkan Sonia dari pria itu. “Izinkan kami pergi ketua, aku akan segera bersiap-siap.” Tanpa menunggu persetujuan pria itu, Reno langsung membawa Sonia pergi dari tempat itu. Pria itu hanya menatap keduanya sambil menyeringai, lidahnya terjulur menjilat bibirnya lalu menghilang di kegelapan malam. Sesampainya di dalam rumah, Reno menatap Sonia dengan tatapan serius. “Sonia, dengarkan aku. Pria tadi sepertinya tertarik padamu. Dia adalah ketua kelompok sekaligus atasanku. Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini padanya, aku tidak suka caranya menatapmu. Dan karena ingin melindungimu, aku terpaksa melakukannya. Aku khawatir pria itu akan semakin penasaran denganmu karena sikapku tadi. Kau harus mencari Nayya dan meminta perlindungan dengannya. Kau tahu, dia juga memiliki seseorang seperti diriku. Nayya mempunyai pasangan vampir, tapi vampir Nayya jauh lebih kuat dari vampir lain. Vampir itu sepertinya yang terkuat. Kau bisa mendapatkan perlindungan darinya saat aku tidak ada, kau mengerti?” ucap Reno. Ia tahu jika ketuanya itu tertarik dengan Sonia dan pria itu pasti akan berusaha agar Sonia bisa ia miliki. Reno semakin tidak tenang karena ia akan pergi meninggalkan Sonia. “Ba..baik, Reno aku takut…” ucap Sonia. Ia memeluk Reno dengan erat. “Ya, aku tahu, untuk itu kau harus ingat pesanku baik-baik. Sekarang tidurlah, besok pagi aku akan mengantarmu ke rumah orang tuamu. Oke?” ucap Reno sembari mengelus kepala Sonia dengan penuh kelembutan. “Peluk aku Reno, jangan pernah meninggalkanku saat aku tertidur nanti,” rengek Sonia dengan manja. “Tidak akan,”ucap Reno sambil mendekatkan tubuhnya dan memeluk Sonia dengan penuh kehangatan. *** Semua berjalan sesuai rencana, Riftan baru saja melepas puluhan prajurit beserta orang-orang kepercayaannya untuk menjaga area-area tertentu. Puluhan serigala andalannya telah berjaga di setiap tempat di seluruh area kastil dan hutan kekuasaannya. Dengan kekuatan bintangnya, ia juga telah menyalurkan kekuatan untuk setiap prajurit sebagai tambahan kekuatan. Begitu juga dengan para serigala. Sehingga mau tidak mau energi dalam tubuhnya berkurang. Apalagi sudah lama ia tidak meminum darah Nayya, ia hanya meminum darah yang di sediakan Asyaq untuknya dan itu tidak cukup untuk mengembalikan kekuatannya yang terkuras. Ia butuh beberapa hari untuk memulihkan kekuatan, padahal ia harus keluar dan memantau semua perkembangan situasi. Riftan membutuhkan darah Nayya untuk cepat memulihkan kondisi. Ia pun berjalan menuju ruangan Ganna, sebenarnya masih butuh seminggu lagi untuk menemuinya, akan tetapi ia harus menghisap darah Nayya sekarang juga. Ia mengetuk pintu sebelum membukanya. Tapi alangkah terkejutnya saat melihat kondisi Nayya yang lemas tak berdaya. “Nayya…!!” teriaknya terkejut. “Apa yang sedang terjadi di sini, Ganna?” ucapnya menahan kesal. Ia tidak pernah mengira jika Nayya akan menjadi tidak berdaya seperti sekarang. “Aku tidak mengerti, Tuan. Selama di sini ia tidak pernah mau makan dengan benar. Dia juga tidak mau bicara padaku. Jadi apa yang harus aku lakukan? Aku kan tidak mungkin keluar dari tempat ini, sementara anda, tidak pernah sekalipun datang melihatnya.” Ganna menjelaskan dengan penuh kesungguhan. “Aku pikir kau bisa menanganinya sepeti kau menangani Adelia!” “Dia berbeda dengan nona Adelia. Dia keras kepala, makanya aku biarkan saja dia seperti itu.” Riftan hanya menghembuskan nafasnya gusar lalu membawa tubuh Nayya keluar dari ruangan itu. Riftan meletakkan tubuh Nayya di kasur dan membelai kepalanya yang basah karena keringat. Tubuhnya demam dan nafasnya tersengal. “Apa yang terjadi padamu, Nayya?” guman Riftan penuh penyesalan. Dalan hati Nayya merasa sangat berterima kasih degan rencana Ganna yang telah membuatnya seolah sakit dan lemas. Serigala itu ternyata memiliki kemampuan seperti ini. Dan berhasil. ‘Awas saja Riftan, akan aku buat kau menyesali semua perbuatan jahatmu kepadaku,’ ucapnya dalam hati dengan penuh kemenangan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN