Prahara 7

1215 Kata
Ketika sampai di kantor, Felina langsung duduk seperti biasa tak seorang pun yang datang saat ini, kantor masih begitu sepi hanya ada Arnold seperti biasa di ruangannya sedang bekerja tanpa menoleh ke sekeliling, Felina merasakan damai dalam hatinya ketika ia melihat mantan suaminya itu tengah bekerja dan terlihat seperti seseorang yang sudah move on dari cinta pertamanya. “Apa hanya aku yang belum melupakanmu? Apa hanya aku yang merasakan perasaan ini kembali menguasaiku? Apa hanya aku yang harusnya mengharapkanmu?” Felina membatin. Felina lalu duduk di kursi kerjanya dan seperti biasa kursinya memang harus menghadap ruangan Arnold, dan mereka sering kali bertemu muka tanpa di sadari. Felina menunduk lalu kembali melirik ke arah ruangan Arnold, tiba-tiba seorang wanita masuk ke ruangan Arnold, membawa dua cangkir kopi di tangannya, Arnold beranjak dari duduknya dan menghampiri wanita itu yang tengah duduk di sofa, merek terlihat sedang mengobrol dan wanita itu tidak pernah Felina lihat sebelumnnya. Felina sesekali mencuri pandang, ia sangat penasaran siapa wanita itu, terlihat sangat akrab dengan Arnold, dan senyum Arnold sesekali menghiasi wajah tampannya, senyum yang sudah lama tidak pernah Felina lihat, sesaat kemudian semua orang di kantor sudah datang. Arnold melihat semua karyawan sudah datang dan ia keluar dari ruangannya, bersama Wanda, tiba-tiba Arnold meminta perhatian semua orang termaksud Felina, mereka semua pun berdiri dan mendengarkan arahan atasan mereka. "Sebelumnya saya ucapkan selamat pagi. Saya perkenalkan wanita yang ada di sebelah saya namanya adalah Wanda, dia karyawan baru di departemen investasi karena di departemen investasi belum ada tempat yang kosong dan ruangannya banyak yang di renovasi, jadi untuk sementara waktu, saya tempatkan Wanda di departemen keuangan, seperti yang kita tau di sini ada kursi koson. Berarti karyawan di departemen keuangan kurang 1," kata Arnold memperkenalkan Wanda kepada semua karyawan di departemen keuangan. Felina menatap senyum Arnold yang sesekali membuatnya terlihat sangat tampan. “Silahkan perkenalkan dirimu,” kata Arnold, terlihat sangat akrab dengan Wanda. "Salam kenal semuanya, nama saya Wanda, mhon kerja sama kalian, ya." kata Wanda memperkenalkan dirinya, terdengar suara bisik-bisik karena penasaran, ada hubungan apa antara Arnold dan Wanda, terlihat sangat akrab dan sering kali tersenyum ketika bertatap muka. “Baiklah. Kalian bisa bubar dan kerja pekerjaan kalian masing-masing,” kata Arnold.   Setelah selesai memperkenalkan diri, Wanda lalu duduk di meja paling ujung mengisi posisi yang kosong saat ini. Wanda tersenyum kepada Felina dengan santun begitu pun Felina membalas senyuman rekan kerjanya dengan santun. Semuanya kembali duduk di kursi kerja masing-masing. Dan  sesekali melihat ke arah Wanda yang tengah mengatur barang-barangnya. "Dia siapa, sih?" tanya Lena kesal seraya menatap Wanda. "Kamu ‘kan tadi udah denger namanya Wanda, apa kurang jelas?" kata Devi polos. "Aku nanya dia siapanya Pak Arnold, sepertinya mereka deket banget ya, sampai Pak Arnold sendiri yang memperkenalkannya, aku jadi penasaran tentang hubungan mereka," kata Lena menjelaskan maksud pertanyaannya dengan berbisik. "Mungkin dia pacarnya pak Arnold kali," jawab Soli agak kecewa, karena harus melihat wanita yang begitu cantik, dan sangat dekat dengan Arnold. "Udah kita gosipnya bentar aja di kantin, kalau Pak Arnold tahu kita bisa di marahin," kata Devi menyudahi percakapannya. Jam menunjukkan pukul 12 siang itu tandanya jam makan siang, seperti biasa Felina tidak keluar bersama teman-temannya dan hanya di ruangan memakan bekal yang dia bawa dari kost. "Hai, kamu gak makan siang di luar?" Felina di sapa seseorang yang belum pernah di temuinya sebelumnya. "Kamu siapa?" tanya Felina keheranan. "Kenalkan namaku Danil," kata Danil sembari menyodorkan tangannya untuk berkenalan. Felina sejenak melihat Danil dan menatapnya, tampan sekali. "Aku … Felina," jawab Felina masih keheranan. "Kamu pasti heran ya dan bertanya-tanya aku siapa, aku baru bekerja hari ini aku dari departemen investasi di sebelah sana," kata Danil sembari menunjuk meja kerjanya, Arnold melihat Danil sedang mengobrol bersama mantan istrinya. "Oh iya, salam kenal," kata Felina singkat. "Ayo kita makan siang, aku yang traktir deh sebagai awal perkenalan kita, kamu juga gak usah takut, aku bukan orang jahat," kata Danil mengajak Felina. "Gak perlu, aku makan di sini saja kebetulan aku sudah biasa bawa bekal," jawab Felina menolak ajakan Danil. "Coba ku lihat menu makan siangmu," kata Danil sembari memajukan wajahnya lalu melihat makanan yang di bawa Felina di kotak makanan. "Ini bukan makanan sehat. Kamu bisa sakit kalau makan ini setiap hari. Ini hanya menu sarapan loh," kata Danil. "Gak apa-apa ini makanan favoritku," jawab Felina seraya tersenyum. "Baiklah, aku akan makan siang sendiri, lain kali kalau aku mengajakmu, kamu harus mau ikut bersamaku, ya, tenang saja aku hanya mencari teman kok di sini," kata Danil sembari berlalu dari hadapan Felina yang sedang menikmati makan siangnya. Beberapa saat kemudian, ketika sedang menikmati makanannya. Felina melihat Arnold keluar dari ruangannya tanpa mengatakan apa pun Arnold langsung berlalu pergi begitu saja dari hadapannya. **** Felina berjalan memasuki  kost barunya yang terletak dekat kost Soli dan Lena, mereka tetanggaan, Felina melihat Resta tengah berbaring di sofa seraya memainkan ponselnya. “Kenapa rumah ini terlihat berantakan, Res? Aku pikir aku salah masuk ke kandang ayam,” kata Felina. “Aku lagi bete, Fel, aku gak ada kerjaan,” jawab Resta. “Kalau kamu gak ada kerjaan kenapa gak kerjain rumah aja? Beresin kek atau apa gitu, bukan malah santai kayak gitu,” kata Felina, seraya membereskan semua pakaian yang berserakan di lantai. “Kok jadi wanita hanya tahu dandan aja sih?” Felina menggeleng. “Aku lagi males, Fel, aku lagi bete dan lagi galau aja,” kata Resta. “Kamu emangnya kenapa? Lagi berantem sama Andri?” “Iya. Aku berantem dan dia ke Jogja tanpa mengatakan apa pun kepadaku, aku tuh sepertinya curiga deh dia ada main sama wanita lain,” kata Resta dengan bibir yang manyun. “Jangan selalu curiga terhadap Andri, dia kan juga ada kerjaan, teman kerjanya gak mungkin hanya cowok, ‘kan, pasti ada cewek juga, jadi kamu gak usah terus curiga sama Andri, entar apa yang kamu curigai jadi kenyataan loh,” Felina menggelengkan kepala. “Ih jangan, kamu kok doanya seperti itu? Kalau begitu gak usah di bahas deh. Sekarang giliran kamu, gimana hubunganmu sama Arnold?” tanya Resta, bangun dari pembaringannya. “Hubungan apa? Aku gak ada hubungan apa-apa lagi sama Arnold, kamu kok pertanyaannya jadi gak masuk akal?” “Maksud dari pertanyaanku, gimana sama pertemuanmu? Bukannya kamu mau bertemu dengan Arnold? Sudah, ‘kan? Apa yang kalian putuskan bersama?” tanya Resta. “Kami gak memutuskan apa-apa dan Arnold tidak ingin lagi berhubungan denganku, jadi ku putuskan untuk melupakannya, lagian dia sudah memiliki kekasih sepertinya.” “Kamu tahu darimana dia udah punya kekasih?” “Seorang wanita cantik baru datang di kantor hari ini dan dia bekerja bersama kami, dia terlihat sangat akrab dengan Arnold, mereka sering ketawa bersama dan sesekali berbisik seperti ada sesuatu yang mereka bahagiakan,” kata Felina penuh rasa kecewa. “Jadi, karena mereka akrab, kamu jadi memutuskan bahwa mereka ada hubungan? Kan gak segampang itu, Felina, kamu tuh ya, belum tentu mereka akrab lalu pacaran, kamu jangan menilai seseorang dari penampilannya saja dan jangan pernah meyakini sesuatu sebelum memberi pembuktian,” kata Resta menggelengkan kepalanya. “Aku mau mandi dulu, capek ngebahas Arnold terus, dia udah bagian dari masa laluku, untuk sekarang dan seterusnya aku sudah tidak mau memikirkan Arnold lagi.” Felina berjalan masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang lelah. Resta tersenyum melihat Felina yang selalu menghindari pembahasan tentang Arnold.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN