Liona menatap pada Arka yang mengantar dirinya pulang sampai selamat ke rumah. Dan melihat rumahnya yang sepi dan tidak nampak kehidupan sama sekali. Padahal ini baru jam Sembilan malam. Liona yakin, ada sesuatu dengan orangtuanya. Liona mengambil ponselnya dan menghubungi orangtuanya. Dan apa yang dia dapat? Orangtuanya tadi sore pulang ke kampong halaman ayahnya dan akan kembali seminggu lagi. Liona mau menangis saja rasanya. Dia tidak mau sendirian di rumah! Liona itu paling anti sendirian di rumah kalau lama-lama. Kalau seharian atau dua hari. Mungkin dia masih nerima. Tapi, ini selama seminggu? Liona takut. “Kenapa Dek?” tanya Arka melihat wajah Liona yang tampak akan menangis. Dia khawatir dengan calon istrinya ini. Walau belum dilamar. Tetap saja dia harus mengakui Liona sebagai