Liona menggigit kuku jarinya. Dia dari tadi jalan mondar mandir di dalam kamarnya. Tidak tahu bagaimana caranya bilang pada Arka, kalau orangtuanya menyuruh Liona untuk membawa Arka dan Delvin ke sini. Padahal Liona belum siap untuk membawa keduanya ke sini. Jadi, apa yang harus dilakukan oleh dirinya? Mana mungkin dirinya bilang pada Arka. ‘Mas, orangtua Adek nyuruh Mas ke sini dan bawa bontot Mas, ya,’ NGGAK! Liona nggak akan bilang kayak gitu. Geli dirinya. “Lo nape?” Mata Liona melirik sinis pada Riva yang masuk ke dalam kamarnya. Ini sahabatnya sudah selesaikah memberikan racun pada neneknya? “Lo bukannya ke rumah sakit?” tanya Liona. Riva mendengarnya tertawa pelan. “Iya. Pas sampai situ Nenek gue nggak ada tanda-tanda pengen bangun. Ya udah, gue pergi lagi.” jawab Riva yang s