Arka masuk ke dalam rumahnya, dan mencari keberadaan putranya yang tidak terlihat sama sekali. Di mana putranya itu? Tidak mungkin Delvin tidur jam sekarang. Ini baru jam setengah sepuluh malam. Dan putranya itu sering tidur lewat jam sebelas malam. Putranya itu titisa vampire sukanya tidur tengah malam. Sampai-sampai Arka pernah marah pada putranya, dan mengatakna untuk tidak melewati batas jam tidur.
“DELVIN! DELVIN! DI MANA KAMU SAYANG?!” teriak Arka memanggil nama putranya.
Delvin yang dari tadi duduk di sofa ruang tengah menatap malas pada ayahnya yang suka berteriak. Ini rumah! Bukan hutan! Ayahnya melebihi ibu-ibu kompleks di perumahan ini yang suka sekali berteriak di pagi hari saat marathon.
“Pa! jangan berteriak! Ini rumah mewah bukan rumah pohon!” ucap Delvin memutar bola matanya.
Arka melihat ke arah anaknya dan langsung tersenyum. “Delvin sayang. Papa mau tanya. Kamu itu, ‘kan itu anak gaul gitu loh!” kata Arka dengan bibirnya tak biasa dan sedikit lebay mengatakannya.
“Apaan?! Mau minta diajarin jadi jamet?” tanya Delvin taka da akhlak.
Arka memutar bola matanya. “Tidak sayang! Papa mau bertanya sesuatu hal penting. Ini menyangkut masa depan Papa dan calon Mama kamu,” ucap Arka yang menatap Delvin dengan tatapan penuh binaran matanya.
“Dasar lebay!” ucap Delvin lelah melihat kelakuan ayahnya ini.
“Delvin, kamu tahu mereka siapa?” tanya Arka, dan melihatkan buku catatannya pada sang anak.
Delvin mengambil buku catatan itu dan membacanya satu persatu. Tentu Delvin tahu mereka semuanya. Sorry aja. Delvin itu selalu update tentang grup-grup asal Korea Selatan dan tidak jarang Delvin nyanyi-nyanyi sendiri di depan cermin dan berjoget.
“Tahulah! Papa kolot banget nggak tahu mereka!” ucap Delvin menatap mengejek pada ayahnya.
Arka yang mendengar itu terkejut. Anaknya tidak salah mengatakan itu? Mengatakan dirinya kolot? Arka mana tahu mereka itu semuanya siapa. Dia tidak pernah mencari tahu tentang mereka semuanya. Arka lebih suka mencari informasi tentang saham dan hal-hal yang menguntungkan lainnya.
“Kamu ini! Papa mana tahu mereka. Lagian Papa tidak tertarik dengan hal-hal tidak jelas!” kata Arka menegur putranya.
Delvin yang mendengar itu tertawa pelan. “Maaf, Pa. Ini itu boygrup asal Korea Selatan. Papa cari di youtube dan lihat semua video-video mereka semuanya. Mama wajar suka mereka. Mereka itu tampan Pa! TAMPAN!” ucap Delvin berteriak di depan wajah ayahnya.
Arka memundurkan tubuhnya, dan mencari tentang NCT terlebih dahulu di youtube. Arka terkejut melihatnya. Ini banyak sekali pria. Seperti sekampung. Ini mau joget india ramai-ramaikah?
“Delvin, ini kok banyak banget? Mereka mau joget india?” tanya Arka melihatkan ponselnya pada sang putra.
Delvin yang mendengar pertanyaan ayahnya tertawa pelan. “Ini jumlah anggotanya ada dua puluh tiga orang. Dan dibagi beberapa unit. Way V, NCT Dream, NCT 127, dan NCT U.” jawab Delvin memberitahu ayahnya.
Arka mengangguk. Berarti NCT Dream dan NCT 127 itu sama dengan NCT? Dan Way V itu juga? Merepotkan sekali belajar tentang mereka ini. Tapi, demi calon istri tidak masalah. Demi ayang akan Arka lakukan apa pun itu. Termasuk mendatangkan mereka ke depan rumah Liona nantinya.
“Oh! Sama toh! Kirain beda. Ini Papa mau cari tentang Enhypen dulu. Ini kok orang-orang masih anak-anak, ya, Delvin? Cakep-cakep lagi. Mau Papa angkat jadi anak satu rasanya. Yang ini nih, yang mau Papa angkat jadi anak,” tunjuk Arka dan menunjukkan ponselnya kembali pada putranya.
Delvin melihatnya. Papa mau angkat Sunoo jadi anak? Nggak bisa Pa! Sunoo nggak boleh diangkat jadi anak!” ucap Delvin menggelengkan kepalanya.
Arka yang mendengar itu langsung menaikkan sebelah alisnya. “Memangnya kenapa nggak boleh? Sunoo masih punya keluarga ya?” tanya Arka.
Delvin menghela napasnya panjang. Ayahnya ini sungguh pengusaha kaya rayakah? Kok, meragukan sekali. Melihat ayahnya tampak polos mengatakan Sunoo masih punya keluarga. Ya jelas. Sunoo masih punya keluarga! Mengada-ngada saja ayahnya ini!
“Masilah Pa!” kata Delvin gemas dengan kelakuan ayahnya.
Arka tertawa pelan. “Maaf. Oh iya, terus beli segala printilan mereka ini di mana?” tanya Arka pada putranya.
Delvin mengangkat sebelah alisnya. “Maksud Papa album dan yang lainnya?” tanya Delvin.
Arka mengangguk. “Iya, beli di mana?” tanya Arka.
Delvin tertawa kecil. “PAK JONAS!!!” teriak Delvin keras, membuat pria yang berumur sekitar empat puluhan langsung berlari mendekati tuan mudanya yang sedang memanggil dirinya. Pak Jonas membungkuk melihat Arka juga ada di situ.
“Iya, Tuan Muda. Ada yang bisa Bapak bantu?” tanya Pak Jonas.
“Ini Papa mau beli album dan yang lainnya. Bapak yang belikan. Dan beli semuanya, dan termasuk barang-barang keluaran terbaru seperti piyama dari BTS, Tas, dan lainnya,” kata Delvin diangguki oleh Pak Jonas.
Namun, Pak Jonas penasaran, kenapa Tuan besarnya mau beli itu semua? Untuk apa? Bukankah itu kebanyakan anak muda yang suka dengan kpop? Seperti Tuan mudanya ini, hobi sekali dengan bau-bau kpop dan biasnya berganti-ganti setiap harinya. Dan sering bilang semua yang ada di situ adalah biasnya.
“Tuan besar untuk apa semua itu? Maaf, saya bertanya lancang,” kata Pak Jonas membungkuk di depan Arka.
Arka mengibaskan tangannya dan menggeleng. “Tidak apa Pak. Ini demi masa depan saya. Calon istri saya suka dengan mereka semua,” ucap Arka memberikan buku catatan kecil itu pada Pak Jonas. Pak Jonas mengambilnya dan melihat nama-nama grup di situ. Dia selalu update tentang mereka, karena demi Tuan mudanya yang suka dengan mereka semuanya.
“Baik Tuan besar. Saya akan membelinya. Ini mah, saya tahu semua. Dan bahkan saya juga hapal nama-namanya,” kata Pak Jonas dengan senyuman lebarnya.
Keseringan menemani Tuan mudanya, Pak Jonas jadi hapal. Apalagi kalau girlgrup yang namanya Blackpink. Aduh! Itu Pak Jonas paling hapal lagunya. Sayangnya sampai sekarang nggak comeback-comeback.
Arka mendengar itu terkejut. Pak Jonas tahu mereka semuanya? Dibanding dirinya. Arka merasa ketinggalan zaman sekali. Dia tidak tahu mereka semua, dan malah menuduh mereka itu tukang jualan seblak. Kalau Liona dengar ini, mungkin dia akan semakin membenci Arka. Karena telah mengatakan pria-pria itu tukang jual seblak. Tapi, kalau mereka jualan seblak, pasti laku nggak sih? Secara wajah mereka tampan seperti itu. Banyak cewek-cewek mengantri itu kalau mereka jualan seblak. Tapi, mana mau mereka. Penghasilan mereka bernyanyi dan berjoget seperti itu saja, pasti gajinya sangat besar sekali. Dan membuat cewek-cewek semakin klepek. Kebanyakan halu itu cewek-cewek!
Tunggu dulu!
Apakah Liona juga suka menghalukan laki-laki itu semuanya?
Arka tidak bisa membayangkan, kalau Liona sungguh menghalukan mereka semuanya. Dan membuat Liona pasti heboh berteriak menghalukan mereka semuanya? Arka menggeleng pelan membayangkan itu. Tak bisa dibayangkan sama sekali.
“Pak, itu kalau bisa beli semuanya. Dan nanti saya akan kasih alamatnya, dan kirim ke alamata Liona, kalau sudah dipesan semuanya. Eh, lebih baik ke sini dulu. Nanti kalau sudah tiba semuanya di sini, baru antar pakai mobil ke rumah calon istri saya,” kata Arka dengan senyuman manisnya.
Calon istri?
Dirinya masih ditolak sampai sekarang oleh Liona. Melihat wajah Arka saja, Liona sudah tidak sudi. Bagaimana menjadi calon istri Arka? Tapi, Arka harus percaya diri. Mana mungkin Liona terus menolak dirinya. Nanti ada masanya Liona mau menerima Arka dan mencintai Arka. Harus optimis! Demi cintanya Liona!
Arka tertawa-tertawa kecil, membuat Delvin dan Pak Jonas yang melihat itu langsung mengedik ngeri. Delvin meletakkan pungung tangannya di kening ayahnya. Normal. Tidak sakit sama sekali. Kenapa ayahnya bertingkah menakutkan seperti sekarang. Atau jangan-jangan ayahnya kerasukan lagi! Delvin mengedik ngeri. Apakah benar di dalam rumah ini ada hantu? Mana ada, ‘kan? Delvin tidak percaya dengan hal-hal seperti itu.
“Pa! jangan ketawa-ketawa!” ucap Delvin menegur ayahnya.
Arka yang mendengar itu langsung tersadar dan cemberut pada putranya ini. Sial. Delvin malah menganggu khayalannya yang membayangkan Liona jatuh cinta padanya, dan mau menerima dirinya. Kan walaupun khayalan, mana tahu nanti jadi kenyataan.
Arka yang akan memarahi putranya, langsung diam ketika merasakan ponselnya bergetar dan mendapatkan pesan dari Riva. Oke, mari langsung buka ada info apakah dari Riva? Kalau ada info bagus, Arka tidak akan segan-segan membelikan Riva apa pun yang dimaukan oleh gadis itu, yang terpenting dirinya bisa dekat dengan Liona.
‘OM! Besok pagi jam Sembilan pagi di restoran Rose Gold. Aku dan rekan-rekan lain ada acara di situ. Dan Liona juga ada di situ!’
Arka yang mendapatkan pesan itu melebarkan senyumannya. Dia akan tampak tampan besok pagi di depan Liona dan teman-teman gadis itu. Agar orang-orang terdekat Liona menyuruh Liona untuk menerima dirin ya. Dan Arka juga akan mencari tahu tentang keluarga Liona, dan siapa orangtua gadis itu. Apakah dirinya mengenalnya atau tidak. Kalau Arka mengenal orangtua Liona, lebih mudah untuk mendapatkan Liona tentunya.
Otak Arka memang sangat licik sekali. Mendapatkan apa yang diinginkan olehnya, harus pakai taktik licik. Arka tidak akan membiarkan Liona melajang lebih lama lagi, apalagi Liona secantik itu pasti banyak yang menginginkan Liona untuk dijadikan kekasih. Arka tidak rela Liona bersama pria lain!
“Pa! Papa kenapa bertingkah aneh?” tanya Delvin, semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada ayahnya ini.
Arka melirik pada putranya, dan mencibir. “Kamu diam deh Delvin! Katanya mau Mama tinggal bersama kita. Ini Papa lagi mikirin rencana, supaya Mama kamu luluh sama Papa. Mama kamu itu galaknya minta ampun. Lebih galak dari singa betina!” kata Arka dramtis.
Pak Jonas yang mendengarnya mengerutkan keningnya. “Maksud anda calon istri anda?” tanya Pak Jonas. Mana mungkin Mama kandung Delvin yang dikatakan oleh Tuan besarnya. Mama kandung Delvin sudah lama menghilang dan tidak pernah datang ke sini menengok Delvin.
Arka mengangguk. “Iya Pak! Memangnya siapa lagi?!” tanya Arka.
Pak Jonas menggeleng. “Tidak ada Pak. Oh iya, Tuan besar mau makan malam? Saya akan menyuruh pelayan untuk menyiapkannya. Tuan muda sudah makan terlebih dahulu tadi,” kata Pak Jonas.
Arka menggeleng. Dia sudah makan di luar tadi. “Tidak usah Pak. Bapak harus membeli semuanya ya!” pesan Arka diangguki oleh Pak Jonas.
Pak Jonas tidak akan melanggarnya. Sesuai perinta Tuan besarnya ini, dia akan membeli semua printilan kpop itu untuk calon istri Tuan besarnya. Tak peduli berapa uang yang akan dikeluarkan. Uang tidak menjadi masalah untuk Arka selama ini, yang penting apa pun keinginannya terwujud dan tidak ada kendala sama sekali.
“Kalau begitu saya permisi dulu Tuan besar,” ucap Pak Jonas menunduk dan pergi dari situ. Arka mengangguk dan menatap ke putranya kembali.
“Delvin, memangnya benar, kalau cewek-cewek suka kpop itu suka halu? Berarti Mama kamu sukka halu dong?!” tanya Arka pada putranya.
Delvin mendengarnya tertawa kecil. “Bukan suka halu Pa! Cuman suka ngakuin kalau itu suaminya!” kata Delvin, tertawa melihat berbagai komentar kalau dirinya menonton video tentang kpop.
Delvin mengambil ponsel ayahnya, dan mencari tentang video kpop. Dan mengklik salah satunya. Saat mereka live di Vlive. Delvin memberikan ponsel itu pada ayahnya, yang langsung diambil oleh Arka dan melihatnya.
“Ini Papa baca komentar di sini.” Ucap Delvin menyuruh ayahnya untuk membaca komentar-komentar di sini.
Arka mulai membaca komentar-komentar di sini. Dan mengerjapkan matanya beberapa kali, membaca komentar-komentar di sana yang didominasi oleh kaum hawa semuanya. Dan tak jarang diantara mereka mengajak pria yang sedang live itu untuk menikah.
“Jaehyun will you marry me!” ucap Arka membaca salah satu komentar di sana, yang mana kaum hawa mengajak Jaehyun untuk menikah.
Nama Jaehyun yang mana? Ini ada tiga pria. Dan Arka tidak tahu yang mana nama Jaehyun.
“Nama Jaehyun yang mana?” tanya Arka pada putranya.
Delvin menunjuk pria yang bernama Jaehyun. Arka yang melihat itu terbelalak. Cakep! Eh, dirinya bilang cakep seperti ini pada laki-laki nggak dikatai homokan? Kan Arka tidak menyukainya dan hanya memujinya saja. Kalau pria bernama Jaehyun itu tampan.
“Nah, bisa jadi Mama suka haluin Jaehyun. Soalnya banyak banget yang suka ngajak Jaehyun nikah dan haluin Jaehyun sebagai suami mereka. Karena ketampanan Jaehyun yang tiada tara itu,” kata Delvin ikut juga memuji Jaehyun.
“Ya. Yang kamu bilang memang benar. Tapi, nanti Papa beliin foto Jaehyun yang banyak untuk Mama kamu, nanti dia bakalan luluh nggak?” tanya Arka pada putranya.
“Nanti Papa belikan saja photocard Jaehyun sekitar dua puluhan. Dan selebihnya beli photocard member NCT lainnya. Terutama Lucas. Soalnya banyak juga yang suka haluin Lucas ini,” kata Delvin tahu seluk beluk kpop.
Arka yang mendengar itu berdecak kagum dan bertepuk tangan. Putranya benar-benar gaul ternyata! Tahu semuanya. Dan Lucas itu siapa? Yang main di Twilight? Eh, benar nggak sih, ada nama Lucas di film Twilight?
“Lucas siapa? Aktor barat?” tanya Arka.
Delvin berdecak! Aktor barat apaan?! Dia itu member NCT! Udah Delvin mau tidur dulu. Kalau Papa mau kepoin mereka, cari aja di ponsel Papa. Kan itu ponsel Papa cangih. Percuma ponsel bagus dan mahal kalau nggak digunain!” decak Delvin, dan turun dari sofa lalu berjalan menuju kamarnya.
Arka yang mendengar itu langsung terbengong. Putranya memang luar biasa. Luar biasa menyebalkan!