Kebenaran

1030 Kata

"Abah...." Umi yang baru sadar memanggil suaminya, meneteskan air mata dan memeluk suaminya. Baru saja ia bangun, ucapan Bintang yang mengatakan dirinya hamil langsung menyerangnya. Membuat hati dan hidupnya terguncang. Bagaimana tidak? Dia telah banyak mengurus anak-anak di pondok persantren hingga mereka menjadi anak yang baik dan sukses. Namun sayang, dia malah gagal mendidik anak kandungnya sendiri. Umi menangis, sesegukan di pelukan suaminya. "Abah anak kita hiksss...." Haji Abdulillah membuang wajah. Tidak ingin menampakkan kesedihannya. Karena bagaimanapun juga dia laki-laki, ringan atau beratnya masalah, semua ada di atas pundaknya. "Tenanglah. Saya sudah memutuskan Arka untuk menikahi Bintang." Umi membeku, menatap suaminya. "Lalu bagaimana dengan Bulan?" tanya Umi lirih.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN