Tanggung jawab

1190 Kata

Plak! Tamparan keras mendarat tepat di sebuah pipi berahang kokoh dan tegas. Setelah membawa Umi ke rumah sakit dan memastikan ia baik-baik saja, Haji Abdullah memanggil menantunya itu ke ruangannya. Kecewa Haji Abdullah sudah tidak terbendung lagi tatkala wajah Arka sudah berada tepat di depan matanya. Bagaimana tidak? Baru saja dia hendak memaafkan Arka, ternyata hal yang selama ini ia takutkan itu akhirnya terjadi juga. Bintang hamil, anak Arka. Sedang Arka hanya diam menunduk, menikmati ngilu di pipinya. Arka sadar, juga mengerti. Abah tidak mungkin semudah itu memaafkannya, apalagi dengan tambahan masalah seperti ini. Setelah cukup lama mereka bungkam, abah akhirnya bicara. "Saya tidak mau tahu kamu harus menikahi Bintang!" Duar! Seperti ditimpah bongkahan batu besar Arka menat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN