Teo menatap Btari, ”Apa bisa? Tapi kamu harus pergi lagi ya?” Btari menatap Teo, ia bingung. Sebetulnya ia tidak ada acara apapun lagi, tadi hanya kebohongannya untuk menghindar dari Genta. Tapi sekarang, mau tidak mau Genta sudah ada di hadapannya. Ia tidak lagi perlu menghindar.
“Mmm.. Kalau harus sekarang, tidak apa-apa..” Btari akhirnya menyanggupi. Genta mengajaknya duduk di sofa, mereka diam bertiga di ruang tengah itu. Btari duduk di sebelah Genta, dengan Teo di kursi seberangnya.
Teo menyerahkan naskah ke tangan Btari, “Kamu tinggal membalas dialog Genta saja ok?” Btari mengangguk.
“Kita mulai dari scene awal..” Teo memberikan aba-aba, “Action!”
Ia memperhatikan, Genta menarik nafas panjang dan masuk ke dalam perannya lalu mulai mengucapkan dialognya. Btari menatap wajah Genta yang serius dan ia terlihat tampan sekali.
“Kita harus melakukan ini bersama-sama! Aku akan membantumu dengan segala hal yang aku miliki,” Genta menyentuh bahunya dan menatapnya tajam. Btari tahu ini hanya dialog drama, tapi hatinya tersentuh.
Ia kemudian membaca dialog balasannya, “Aku tidak mau kamu terluka!” Genta kembali menatapnya dengan lembut, “Aku akan terluka kalau kamu tidak membiarkanku membantumu..”
Btari kembali membaca kelanjutan dialognya, “Apa kamu berjanji untuk menjaga dirimu dengan baik?” Mata Genta seperti menusuk langsung ke matanya, “Tentu saja.. Berikan keyakinanmu padaku!”
Dalam naskah tersebut, adegan selanjutnya adalah tokoh utama saling berpelukan. Tapi, Teo mengucapkan kata, “Cut!”
Genta mengambil naskah di tangannya dan diam membaca isi naskah di adegan selanjutnya. Btari hanya diam. Jantungnya berdebar kencang, jarak tubuhnya dan Genta tidak lebih dari setengah meter.
Ini tidak mungkin kalau tidak membuat jantungnya berdegup kencang! Dua minggu seperti ini?? Apa yang akan terjadi pada hatinya?
***
Dayana mulai merasa marah tak terkendali! Genta sama sekali tidak meneleponnya kembali. Apa ucapannya serius soal hubungan mereka yang berakhir? Hal ini membuatnya kesal luar biasa! Ia sungguh-sungguh menyukai Genta. Dari awal, memang dirinya yang mendekati lebih dulu. Apa karena hal itu sehingga membuat Genta menyepelekannya?
Pertemuannya di gym bukanlah sesuatu yang tidak disengaja. Dayana merencanakan untuk bisa mendekati Genta. Ia melihatnya pertama kali secara langsung di acara fashion show. Genta ada di baris paling depan dan lelaki itu sangat seksi dimatanya.
Dayana mencari tahu dimana ia sekiranya bisa menemui Genta secara natural. Akhirnya, setelah menyelidiki, ternyata Genta biasa workout di Rock Gym & Fitness Center, sedangkan ia biasa berolah raga di Quads Fitness Center. Akhirnya, Dayana memilih untuk mendatangi Rock Gym & Fitness Center. Bahkan ia mendapatkan jadwal latihan Genta dari orang dalam.
Pagi itu, ia melihatnya! Genta sedang berlatih treadmill. Dan, seperti yang ia lihat saat fashion show, lelaki itu memang memesona. Rasanya hanya Genta yang membuatnya bisa tergila-gila sampai bisa membuatnya mengejarnya dan bahkan mencari tahu segala aktivitasnya.
Satu bulan hubungan mereka, ternyata Genta kembali dekat dengan mantan kekasihnya Ishana Jasmine. Bagi Dayana, Ishana terlarang kembali dalam kehidupan Genta. Tidak ada lagi komunikasi apapun dengan Ishana! Tapi, betapa kagetnya saat tahu kalau dalam drama terbaru Genta ternyata lawan mainnya adalah Ishana.
Rasa cemburunya tak tertahankan! Ia luar biasa kesal pada Ishana. Ya, Dayana mengakui kalau ia terintimidasi oleh Ishana. Perempuan mana yang tidak? Ishana memiliki penampilan luar biasa menawan. Bahkan mendapatkan julukan the most beautiful celebrity.
Dan, perasaannya mengatakan kalau Genta pun masih memiliki rasa pada Ishana. Ia memutuskan ingin membalas dendam pada Genta dengan menunjukkan kalau ada laki-laki lain yang mau bersamanya! Dayana menelepon rekannya sesama model yang bernama Dylan Xavi dan memintanya datang ke apartemennya.
Dayana dan Dylan memang sempat menjalin hubungan. Mereka on dan off. Dan Dylan cukup tahu artinya kalau Dayana menghubunginya.
Tak berapa lama, bel apartemennya berbunyi, Dayana pun membukanya. Dylan muncul di hadapannya. Tidak lagi memikirkan apapun, Dayana langsung mencium Dylan dan melucuti pakaiannya hingga Dylan bertelanjang d**a.
Dylan perlahan membuka celananya dan menarik robe yang menutupi tubuh Dayana. Tubuh yang mulus tanpa noda sedikitpun. Dayana memang memiliki kulit mulus yang memikat.
Di balik robe itu, Dayana hanya mengenakan celana dalam dan bra berwarna hitam. Dylan langsung menyentuhnya. Bra itu ia tarik hingga terlepas. Lidahnya menelusuri kedua bukit indah milik Dayana.
Dayana mengerang dan merintih tiada henti.. “Aku mau lebih.. Dylan!” Dylan berlutut melepas celana dalam Dayana dan menyentuh apa yang tertutup di baliknya. Ia mulai memainkan lidahnya dan membuat Dayana terus mendesah merasakan kenikmatan yang ia ciptakan.
“Masuk sekarang! Ohh..” Dayana tidak lagi sabar. Dylan melepaskan penutup terakhir di tubuhnya. Hingga keduanya polos tanpa apapun yang melekat.
Dayana menyentuh milik Dylan dan memasang pelapis pada batang yang semakin membesar dan menguat itu. Ia begitu berhasrat tidak lagi bisa menahan gairahhnya. Dylan langsung menusuk miliknya dengan sekali hentakan.
“Ahhh..” Dayana berteriak tak tertahan dan menggerakkan pinggulnya terus menerus. Dylan membalasnya dengan ikut menghentakkan tubuhnya keluar masuk.
Dayana tahu, tubuhnya basah.. Ia merasakan kenikmatan itu berulang kali. Tak lama, ia merasakan tubuh Dylan yang menegang. Dayana mendorong pinggulnya menekan tubuh Dylan.
Hingga akhirnya, keduanya mendapatkan pelepasan yang memuaskan hasrat mereka. Dayana menghembuskan nafas berulang kali.
Dylan menatapnya, ia memanggul tubuh Dayana memasuki kamar tidurnya, “Kita belum berakhir!”
***
Genta terdiam di atas tempat tidurnya. Setelah latihan dialog tadi siang, pikirannya melayang pada Ishana. Hmm.. Telepon Ishana membuatnya kembali mengingatnya. Ishana dan segala pesonanya telah kembali menyentuh hatinya.
Mata indahnya, senyumnya yang menawan dan tubuhnya yang seksi.. Hmm.. Apakah ia berani menarik kembali kata-katanya dan mengajak Ishana untuk kembali menjalani hubungan dengannya? Apa harga dirinya siap untuk itu?
Ahh.. Ini membingungkan. Genta tidak ingin drama ini hancur karena apa yang ia rasakan. Akhirnya ia menekan apa yang ia rasakan pada Ishana dan memejamkan mata. Pikirannya ia alihkan pada hal lain.
Genta mengingat kucing-kucing kecil di luar sana, lalu membayangkan soal Teo dan dialog-dialognya. Pikirannya secara acak mengingat banyak hal.. Sampai memori seorang perempuan masuk dalam benaknya. Perempuan berkulit bersih dengan mata indah dan berhidung bangir..
Ia langsung terduduk di tempat tidur.. Kenapa tiba-tiba ia mengingat asisten Taqi? Ah ini sungguh random.. Mungkin gara-gara latihan dialog tadi..
Genta mencoba mengabaikannya, ia pun kembali berbaring dan memejamkan matanya. Hingga akhirnya tertidur.
***