Btari membelalakkan matanya dengan kaget. Tapi Genta tak peduli apapun, tangannya merangkul pinggangnya dengan erat, bibirnya terus bergerak memagut bibir Btari. Akhirnya Btari memejamkan mata dan membalas ciuman Genta. Ia mencoba merasakan dengan dalam setiap kali bibir Genta melekat di bibirnya. Bibir Genta terasa hangat dan dengan ahli terus menerus menerus memagutnya dengan perlahan namun terasa kuat. Jantungnya berdebar, perasaannya tak menentu, bahkan ada desiran tak biasa dalam aliran darahnya. Ciuman kali ini terus berbalasan tak berhenti. Rasa rindu berbuah gelora yang menggetarkan tubuhnya. Genta mengelus punggungnya berulang kali. Btari mulai membalasnya dengan menyentuh bahu Genta. Tangannya bahkan merangkul leher Genta mendekat. Kulit Genta terasa lembut namun kenca