Btari kaget luar biasa, tapi ia mencoba mengendalikan diri, dan tersenyum pada Ishana. Namun, Ishana tidak membalas senyumannya. Ia tidak bisa menutupi kekagetannya dan tidak berkata-kata, hanya membalik dan pergi menjauh. Genta menatapnya dan tersenyum, “Terima kasih.. Dan, mmm.. Maafkan aku.” Btari mengatupkan bibirnya dengan rapat, “Ok.” “Ka-kamu kemana? Kenapa lama sekali?” Genta mendekatinya. Secara reflek, Btari menghindar dan mundur hingga tubuhnya tertahan tembok di lorong itu, “La-lama kenapa?” “Bukannya kamu bilang tadi mau ke toilet. Tapi, lebih dari 20 menit aku menunggu, kamu tidak juga kembali. Mmm.. Jangan seperti itu,” Genta menatapnya tajam. “Jangan seperti itu apa?” Btari gugup sekali rasanya. “Menghilang,” Genta menjawabnya dengan tegas. “A-aku tidak mengh