Dering ponsel mengganggu tidurnya. Genta langsung mencari dimana ponselnya. Semalam ia terlalu mengantuk, sehingga langsung naik ke tempat tidur.
Setelah mencarinya, ia menemukan ponselnya ada di meja ruang tengah. Namun dering ponsel itu berhenti. Ia melihat ada 12 miss call dan itu Dayana. Lalu ada 1 miss call dari Teo.
Ia memilih untuk menghubungi balik Teo terlebih dulu.
Genta, “Ada apa tadi meneleponku?”
Teo, “Dayana, dia berulang kali meneleponku! Kenapa kamu tidak mengangkatnya?”
Genta, “Aku tidur. Baru bangun. Ada apa?”
Teo, “Ini jam 10, kamu baru bangun?? Soal Dayana, tanya saja sendiri. Dia histeris. I give up!”
Genta, “Ok..”
Ia menutup teleponnya sambil menggelengkan kepala, satu hal soal Dayana yang mengganggunya adalah sifat histerisnya. Biasanya kalau histeris, artinya dia cemburu. Dan, kali ini, Genta yakin kalau ada hal yang membuat Dayana cemburu! Ahh mengesalkan rasanya, tapi ia harus menyelesaikan persoalan ini. Ia pun memencet nomor Dayana.
Genta, “Ada apa denganmu?”
Dayana berteriak, “Aku meneleponmu berulang kali dan tidak kamu angkat! KAMU YANG ADA APA?”
Genta, “Stop! Aku tidur dan baru bangun..”
Dayana, “APA? KAMU TIDUR SAMA SIAPA? Bilang padaku..” Tiba-tiba saja Dayana menangis.
Genta, “Kamu gila? Hentikan semua ini..”
Dayana, “Kamu! Kamu! Apa kamu janjian dengan Ishana mengenakan baju putih itu?”
Genta, “Apa yang kamu bicarakan?”
Dayana, “Baca pesanku!”
Genta membuka aplikasi pesan di ponselnya. Dayana mengirimkan foto pemberitaan kalau ia dan Ishana menjadi pemeran utama serial drama karya Taqi Saskara dengan Sutradara Abhimanyu. Dan dalam foto tersebut, ia dan Ishana mengenakan kemeja putih berfoto berdua. Keduanya terlihat menonjol dengan baju warna putih yang mereka kenakan. Dan, itu hanya kebetulan. Saat itu, ia mengenakan jaket hitam, tapi ia lepas.
Hhh.. Genta menarik nafas panjang. Ini semua kebetulan, tidak pernah ada komunikasi antara dirinya dan Ishana. Tapi, Dayana berpikir terlalu jauh. Hubungan ini harus berakhir! Tidak akan bisa seperti ini..
Dayana emosional dan terus menangis, “Kamu lihat, yang lain mengenakan pakaian berwarna. Kamu dan Ishana mengenakan kemeja putih, apa kalian couple atau apa?”
Genta, “Kamu ngaco! Itu semua hanya kebetulan! Jangan mencari-cari masalah! Aku tidak mau seperti ini..”
Dayana, “Kalau kamu tidak jujur, aku tidak mau melanjutkan hubungan ini!”
Genta, “Sesukamu saja! Aku sudah jujur, ini semua kebetulan! Kalau kamu tidak percaya, aku juga tidak ingin terjebak dalam hubungan ini! Kita berakhir!” Lalu menutup teleponnya..
Ya, ini keputusan terbaik! Ia tidak ingin hubungan penuh gejolak seperti ini. Dayana terlalu banyak bermain dengan pikirannya sendiri.. Bagaimana mungkin berpacaran dengan seorang aktor kalau tidak paham industri hiburan seperti apa?
Genta heran sendiri, Dayana adalah seorang model ternama tanah air yang harusnya paham bagaimana cara kerja industri hiburan. Ia melangkah ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya. Air dingin bisa melupakannya dari segala luapan emosi Dayana yang tidak jelas.
Selesai mandi, ia membaca ada pesan dari Teo.
Teo : Bro, sori.. Hari ini naskah revisi untuk episode 1 akan dikirimkan. Asisten Taqi akan mengantarkannya. Aku ini stuck macet jadi mungkin akan telat sampai rumahmu.
Genta : Ok. Aku di rumah. Nanti aku terima langsung. Soal Dayana, jangan hiraukan lagi! Hubunganku sudah berakhir..
Tak lama, ponselnya kembali berbunyi, ada pesan masuk.
Dayana : Aku tahu kamu ada hubungan dengan Ishana! Dia sudah jadi orang ketiga dalam hubungan kita! Kamu tega!
Genta membacanya, tapi lalu mengabaikannya. Ia tidak akan merespon hal yang tidak masuk akal seperti ini!
***
Btari tiba di depan rumah Genta. Hai Genta, aku datang lagi!
Selama drama ini berlangsung, setiap kali naskah baru selesai, Taqi akan memintanya mengantarkan pada Genta dan Ishana secara langsung. Hal itu penting untuk menjaga kerahasiaan naskah. Ya, naskah sebuah produksi film atau drama harus terlindungi dengan baik. Mengirimkan lewat email atau pesan akan riskan tersebar. Apalagi lewat kurir yang tidak mereka percaya. Tidak boleh ada copy yang beredar kecuali melalui Taqi langsung.
Sudah pernah terjadi naskah sebuah drama tersebar begitu saja di dunia maya. Bahkan, sebelum serial itu masuk produksi. Akibatnya, proses produksi terhambat karena naskah yang bocor identik dengan pelanggaran hak cipta terhadap konten kreatif penulis naskah. Selain itu juga menjadi hambatan moral bagi staf dan penonton yang mengganggu hak para penggemar drama tersebut.
Tidak hanya itu, rasa penasaran dan ingin tahu para penggemar juga bisa hilang. Akhirnya, mungkin saja tidak tertarik untuk menonton. Dan, itu jadi kerugian untuk rumah produksi dan semua pihak yang terlibat.
Jadi, mengantarkan naskah ini sama artinya dengan menjaga kelangsungan produksi drama tersebut. Btari bangga rasanya. Ia memencet bel rumah Genta, di tangannya ada dua jinjingan. Satu berisi naskah lengkap episode satu, satu lagi berisi jaket Genta yang telah ia cuci dan dua susuvanila kesukaannya dalam kemasan botol. Hal itu sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.
Btari menunggu Teo membuka pintu pagar. Namun betapa kagetnya, ternyata Genta langsung yang membuka pagar itu!
“Hai, saya mengantarkan naskah,” Btari mencoba tersenyum senormal mungkin. “Masuk,” Genta berbalik dan melangkah masuk ke rumahnya. Btari menutup pagar itu. Ia memastikan kalau pagar terkunci lalu masuk ke dalam rumah.
Btari cukup kaget melihat penampilan Genta hari itu. Rambutnya basah dan tercium harum sabun yang begitu segar sekali... Genta mengenakan kaos putih dan celana training berwarna biru. Bahkan, hanya dengan baju rumah pun, Genta terlihat effortless handsome!
Setibanya di dalam rumah, Btari menyodorkan jinjingan di tangannya, “Ini naskahnya!” Genta mengambilnya dan membuka naskah itu, “Ok, terima kasih.”
“Dan, mmm.. Satu lagi.. Ini jaketmu!” Btari menyodorkan satu jinjingan lain. Genta mengerutkan keningnya, “Jaket mana?”
“Mmm.. Kemarin, di tempat pembacaan skrip, tidak sengaja membuka pintu dan membuat bajuku basah. A-a-apa ingat?” Btari mencoba bicara dengan tenang.
“Oh, itu kamu?” Genta tersenyum. Oh tidak! Senyumnya luar biasa menggoda.. Dia manusia atau bukan? Kenapa bisa ada lelaki setampan ini? Btari langsung gugup, ketenangannya seakan hilang.
“I-iya. I-itu a-aku.. Te-terima kasih banyak,” Btari menjawabnya sambil mengangguk. Genta kembali menyunggingkan lengkungan dari mulutnya, “Sama-sama.. Aku juga salah.”
“A-aku pergi..” Btari berpamitan, lalu berbalik menuju gerbang. Genta mengikutinya dan mengantarkannya ke depan karena ia harus membuka kode kunci gerbang.
“Btari, tenang, tenang, tarik nafas, tarik nafas,” Btari bicara pada dirinya sendiri, tidak menyadari kalau Genta ada di belakangnya mendengar semua gumaman itu dan tersenyum.
Saat hendak membuka pagar, Btari menyadari kalau pagarnya terkunci. Namun tiba-tiba saja, sebuah tangan kekar melewati bahunya dan membuka kode kunci di pagar itu.
“Silahkan..” Genta mendorong pagar itu dan terdengar seperti menahan tawanya. Btari merasa mukanya merah padam. Apa Genta mendengar gumamannya tadi???
Ia pun segera melangkah keluar tanpa mau membalik melihat ke arah Genta. Malu rasanya!
***