Hancurnya Hati Ana

1144 Kata
Senyum Ana merekah ketika melihat James datang dengan senyuman tersungging di bibirnya, namun tak lama kemudian senyumannya luntur seketika tergantikan dengan raut wajah bingung melihat kedatangan Casey bersama James. Terlebih saat melihat tangan Casey merangkul lengan James, Ana langsung berdiri dari posisi duduknya. Ia menghampiri James, “Apa yang terjadi James? Dan apa yang kau lakukan disini Casey?” cecar Ana seketika saat melihat rangkulan tersebut tak kujung terlepas. “Duduklah terlebih dahulu Ana. Aku akan menjelaskan sesuatu padamu, dan tenanglah,”  jawab James berusaha menenangkan Ana agar permasalahan ini terselesaikan dengan baik. Sedangkan Casey hanya menatap dingin Ana dengan senyum ejekan tercetak di bibirnya. ‘Apa yang terjadi? Apa yang akan James jelaskan padaku? Kenapa perasaanku berubah menjadi buruk seperti ini?’ batin Ana ketika melihat raut wajah James yang seperti menyembunyikan sesuatu yang sangat besar. Ana hanya menuruti James untuk duduk di salah satu kursi meja makan yang terdapat di sana, sekarang dia mengetahui untuk apa disediakan tiga kursi di sana. Suasana pun menjadi canggung saat semuanya telah duduk di kursi massing masing.   “Ekhem.... Ana aku akan menjelaskan sesuatu padamu dan kuharap kau bisa tenang dan menerimanya,” ujar James mencoba memecahkan kecanggungan yang terjadi diantara mereka. Ana hanya mengerutkan alisnya menunjukan raut wajah bingung yang kentara. Melihat raut wajah Ana, James menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan “Ana sebelumnya aku meminta maaf padamu, aku tak bisa melanjutkan lagi hubungan kita selama ini.” Seketika Ana terkejut mendengar perkataan James raut wajahnya pun berubah menjadi tidak percaya dan kecewa secara bersamaan. “Apa kau bercanda James? Apa maksudmu? Apa kau sadar akan ucapanmu barusan?” cecar Ana pada James karena merasa sangat terkejut. “Tidak Ana aku serius, aku benar benar ingin mengakhiri hubungan ini karena Casey sedang mengandung anakku. Buah cinta kami,” ujar James menjelaskan sambil meraih tangan kiri Casey dan menggenggamnya erat. Sedangkan Casey mengusap perut ratanya dengan tangan kanannya sambil tersenyum mengejek pada Ana Deg Ana mematung mendengarnya, melihat James yang juga turut mengusap perut rata Casey semakin membuat hati Ana hancur, bahkan lidahnya pun menjadi kelu untuk mengucapkan kata kata. “Bohong! Kau berbohong padaku kan James?! Kau hanya membuat kejutan untukku kan?! Kau hanya bercanda padaku kan?!”, seru Ana sambil mencoba menahan air matanya yang membendung dikelopak matanya. “Tidak Ana ini semua nyata, aku sama sekali tak berbohong, ini bukti untukmu kuharap kau bisa menerima ini semua,” ujar James seraya menyerahkan hasil testpack dan surat pernyataan positif hamil. Mata Ana membulat tak percaya seketika air matanya luruh tak dapat ditahan lagi, dia tertunduk, kakinya lemas bahkan dia hampir terjatuh jika dia tidak bertopang pada meja makan yang berada di sana. Sesaat suasana menjadi hening, hanya terdengar samar isakan kecil dari bibir tipis Ana, hingga Ana kembali mendongkak menatap James. “Ke kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku James? Bukankah sebelumnya kita baik baik saja? Bukankah kita saling mencintai? Kenapa kau tega melakukan ini padaku?” cecar Ana tak percaya dengan air mata yang terus mengalir. “Karena kau tak pernah bisa memberikan apa yang James butuhkan kak, kau hanya selalu mengandalkan cinta yang sama sekali tidak memiliki bukti!. Dan sekarang James lebih memilihku yang bisa memberikan segalanya termasuk buah hati kepadanya daripada kau yang tak bisa memberikan apapun selain masalah dan beban! “ hardik Casey dengan penuh penekanan. Ana yang mendengarkannya pun langsung emosi, menatap tajam Casey, “Jaga bicaramu baik baik Casey! –“ sentak ana dengan ucapan yang terpotong. “Hentikan!!!!!!!” suara menggelegar James seketika menghentikan ucapan Ana. “Sungguh Ana aku meminta maaf atas semua kesalahanku aku sudah mengajakmu berbicara baik baik dengan kepala dingin tapi kau tak bisa menerimanya, aku sungguh sudah sangat lelah denganmu, jadi hentikan semua kekacauan ini,” seru James pada Ana dengan penuh penekanan. James menghela nafas panjang sebelum kembali melanjutkan perkatannya. “Sudah tiada cinta  yang tersisa untukmu lagi Ana semuanya sudah hilang semenjak kau selalu menolak permintaanku yang berakhir aku melampiaskannya pada para p*****r di bar, aku dengan Casey sudah menjalin hubungan semenjak 10 bulan yang lalu, cintaku sudah menjadi milik Casey seutuhnya, jadi kuharap kau bisa menerimanya, terima kasih atas semua waktu dan pengorbannmu selama ini demi aku, dan jangan pernah lagi kau menggangguku dan Casey!”  jelas James seraya melangkahkan kaki untuk beranjak dari tempat tersebut dan menggenggam erat tangan Casey untuk ikut bersamanya, meninggalkan Ana seorang diri yang terduduk lemas di kursi meja dinner dengan tangis pilu dan perasaan hancur. Ana sadar semuanya telah hancur, hatinya hancur, kehidupan indah yang dia rencanakan dengan James hancur, tidak ada gunanya lagi dia menangis. Ana pun bangkit dari duduknya dia meraih tas nya , mengambil kunci mobil dari dalam tasnya. Bergegas pergi dari restoran itu dengan langkah lemas, dia masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya tanpa arah. Beruntung jalanan sudah tidak terlalu padat karena ini sudah masuk larut malam, walaupun kota ini terkenal dengan kota tak pernah mati yang artinya saat di malam hari pun jalanan tetap ramai walaupun tidak padat seperti pada jam aktif kerja di siang hari. Jadi cukup terdapat jalan yang luas untuk Ana lewati dengan mobilnya yang melaju kencang karena perasaan Ana yang hancur. Hingga tibalah Ana di suatu bar yang cukup mewah, Ana sendiri tidak tau bar seperti apa yang dia kunjungi, karena dia jarang menginjakkan kaki di bar manapun. Ana tidak terlalu suka berada di bar karena suasananya yang sangat bising hingga memekakkan telinga, kalau bukan karena teman temannya yang sering memaksanya ke bar dia tak pernah mengunjungi bar. Dia mengamati keadaan sekitar yang cukup sepi di luar bar, Ana pun lantas turun dari mobil dan masuk ke dalam bar. Dia duduk di depan meja bartender dan memesan sebotol wine dengan kadar alkohol yang cukup tinggi. “Hey, kau, berikan aku sebotol wine dengan kadar alkohol yang tinggi!” seru Ana pada salah satu pelayan bartender pria di sana dengan suara parau yang terkesan menyiratkan frustasi karena luka hati. Bartender itu mengamati Ana, dia merasa belum pernah meihat wanita ini, tampilannya sangat manis. Dia tau wanita ini tidak terbiasa berada di bar karena Ana terlihat sangat  terganggu dengan dentuman suara musik di lantai dansa. Dan lagi bibir Ana, itu bibir alami yang terlihat kalau Ana jarang mengkonsumsi alkohol. Memang benar Ana tidak pernah mengkonsumsi alkohol saat berada di bar dengan teman temannya dia hanya merilekskan tubuhnya saja dari padatnya kegiatan Ana sehari hari. Hal itu membuat pelayan di meja bartender yang dimintai Ana wine dengan kadar alkohol tinggi pun ragu untuk memberikannya pada Ana. Hingga dia memutuskan untuk memberikan wine dengan kadar alkohol yang tidak telalu tinggi walaupun itu termasuk bukan wine dengan kadar akohol rendah. akhirnya bartender itu memberikan wine dengan kadar alkohol sedang pada Ana. “Ini wine pesanan anda nona, silahkan” ucap sang bartender menyodorkan wine pesanan Ana. Hayooo dah pada kepo yaa?? Cerita ini akan terus author update yaaa jadi tunggu up nya.... salam sayang dari Jeje Brown..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN