Pertemuan Ana dengan Kevin

1144 Kata
Ana yang disodorkan sebotol wine itu dengan gelasnya pun langsung menuangkan wine tersebut pada gelasnya dan langsung menengguknya. Dan benar saja, Ana pun langsung merasa tak nyaman saat pertama kali meneguknya. Awalnya Ana merasa tenggorokannya seperti panas dan kering tapi lama kelamaan dia ketagihan dengan wine tersebut, hingga tanpa sadar dia sudah mabuk berat. Ana membayar wine tersebut dan segera beranjak pergi dari bar itu, tapi karena dia dalam kedaan mabuk dia malah berjalan ke arah yang berlawanan. Dia terus berjalan sempoyongan melewati lorong  tanpa sadar, bukannya keluar dari bar dia malah semakin masuk ke dalam bar. Hingga langkahnya berhenti di sebuah pintu ruang VVIP yang diperuntukan untuk orang orang yang memesan ruangan privasi di bar. Ana yang semakin lama semakin mabuk pun mengira dia sudah sampai di pintu apartemennya, dan akhirnya dia membuka pintu tersebut yang tak terkunci dan masuk ke dalamnya. Tanpa tau siapa pemilik ruangan tersebut Ana masuk ke dalam dan seketika menjadi pusat perhatian oleh orang yang berada di dalam sana. Seseorang yang berada di dalam terkejut saat ruangannya dibuka oleh orang asing, dia memang tidak memberikan penjagaan di luar pintu karena dia tak mengira akan ada orang lain yang masuk tanpa izin. Dahinya mengkerut saat melihat seorang wanita lah yang masuk ke ruangannya tanpa izin, ia sangat tak suka apabila ada orang asing yang mengganggu ketenangannya Bahkan dia tak segan segan untuk menghabisi nyawa siapapun yang mengusik ketenangannya. Yeah dia adalah Kevin Rodriguez seorang CEO di RG company, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, properti, dan jasa terbesar di wilayah Amerika, Australia, dan sebagian Asia. Dia sekaligus seorang ketua klan mafia berbahaya di dunia yaitu Vortex of Darkness. Dan dia juga pemilik bar tersebut. Para penjaga di sana pun langsung menghadang wanita tersebut untuk tidak mendekat ke arah tuan mereka. Tapi wanita itu malah memberontak. “Sialan! siapa lagi kalian?! lepaskan aku! Aku mau istirahat!” bentak Ana saat salah satu dari mereka menyeret tangannya untuk dibawa keluar. “Lepaskan dia!” ujar Kevin dingin. Mereka pun melepaskan Ana, saat dilepaskan Ana pun langsung berjalan sempoyongan ke arah Kevin yang tengah duduk di shofa lebar. Ketika sudah sampai di depan Kevin, ia langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelah Kevin. Melihat hal itu Kevin menatap wanita tersebut dengan alis terangkat sebelah. Yang kemudian menoleh ke arah tangan kanannya dan para sahabatnya disana, Ben, Axton, dan Victor. “Apa kalian yang memesan wanita ini?” tanya Kevin pada ketiganya. “Tidak, aku dan Victor tak memesan wanita malam ini,” sahut Axton acuh. Mata Kevin beralih menatap Ben. Ben yang ditatap tuannya yang seakan menanyakan siapa wanita yang berada di sebelahnya pun mengatakan kalau dia tak tau siapa wanita tersebut. “Saya tidak mengetahui siapa wanita tersebut tuan” sahut Ben sopan. Kevin yang sudah lama tak menuntaskan hasratnya terhadap wanita karena sibuk mengurus berbagai bisnisnya pun merasa tertarik untuk mencicipinya, akhirnya Kevin menggendong Ana ke ruangan yang terdapat di sebelahnya ala bridal style. Meninggalkan kedua sahabat dan tangan kanannya beserta para anak buahnya yang berada di dalam ruangan tersebut. Ana yang masih tidak sadar dalam keadaan mabuk pun melingkarkan tangannya ke leher Kevin. “Hey bruh, kau akan mencicipinya?” tanya Victor pada Kevin. “Yeah, jadi kalian jangan menggangguku. Dan kau Ben, suruh anak buahmu untuk berjaga di depan pintu ruanganku agar tak ada yang masuk sembarangan.” Ucap  perintah Kevin pada Ben. “Baik tuan,” sahut Ben.   Kevin membawa keluar Ana yang berada di gendongannya dari ruangan VVIP tersebut dan berjalan ke arah ruangannya yang selalu ia gunakan untuk istirahat ketika berada di bar. Sesampainya Kevin di depan ruangannya ia langsung dibukakan pintu oleh anak buahnya yang ia suruh untuk berjaga di depan. “Silahkan tuan,” ujar anak buahnya mempersilahkan Kevin masuk. Seperti biasa Kevin yang dingin hanya menghiraukannya dan lantas masuk kedalam ruangannya, membawa Ana ke kamar.  Biasanya Kevin tak pernah sekalipun membawa wanita wanita yang bercinta dengannya ke dalam ruangan tersebut. Ia hanya melakukan adegan dewasa tersebut dengan mereka di kamar ruangan VVIP yang biasa dijadikan Kevin dan para sahabatnya bersantai. Kevin membaringkan Ana di ranjang kingsize nya, membuat dress Ana tersibak ke atas hingga menampilkan paha mulusnya. Darah Kevin berdesir melihat hal itu, tanpa menunggu lagi ia langsung mengecup berkali kali bibir ranum Ana yang lama kelamaan berubah menjadi lumatan yang begitu sensual. Mencium Ana dengan lembut, Kevin menggigit kecil bibir Ana agar mulut Ana terbuka dan lidahnya bisa dengan leluasa masuk ke dalam mulut wanita tersebut mengabsen jumlah gigi Ana serta merasakan setiap inci rongga mulut Ana. Ia melepaskan ciumannya setelah dirasa Ana dan dirinya kehabisan nafas, menyeringai sambil memandang ke dalam manik mata hazel milik Ana. Ana yang kehabisan pasokan udara pun langsung mengambil nafas sebanyak banyaknya, masih dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar, ia menatap sayu pria yang berada di atas tubuhnya. Dirinya tersenyum saat salah mengira pria yang mengkungkung tubuhnya adalah James. “Sudah kuduga kejadian tadi hanya mimpi, bahkan sekarang kau berada di atasku, jangan pernah kau meninggalkanku lagi James, aku mencintaimu.” Ujar Ana dalam keadaan tidak sadar sambil menarik tengkuk Kevin untuk menciumnya. Senyum Kevin memudar tergantikan dengan rahang yang mengeras saat sadar dirinya dikira orang lain yang dicintai wanita itu. Dia membalas ciuman Ana dengan sangat kasar karena emosi wanita itu membayangkan berciuman dengan orang lain saat sedang dengan dirinya. Ana yang merasa ciuman yang ia dapatkan berbeda dengan ciuman sebelumya berusaha untuk mengimbanginya hingga ia merasakan perih dan anyir di bibirnya karena digigit dengan kuat oleh Kevin. Ana berusaha untuk melepaskan ciuman tersebut, tapi tenaganya tak cukup kuat untuk mendorong Kevin menjauh. Kevin terus mencium kasar Ana dan sengaja menggigit bibir wanita itu hingga berdarah. Setelah dirinya merasa puas dia pun melepaskan ciumannya. Ia menyeringai melihat wajah Ana yang benar benar sudah kehabisan nafas. “Kau akan mendapatkan hukuman karena berani membayangkan orang lain saat sedang berciuman denganku nona cantik.” Bisik Kevin sensual tepat di telinga Ana sambil menjilat cuping telinga wanita tersebut, akan tetapi bisikan itu terdengar begitu mengerikan.   Ia pun membuka semua kancing kemejanya dan melempar kemeja itu hingga menampilkan perut six pack pria bermata hijau tenang.Tanpa menunggu lama Kevin langsung merobek dress yang Ana kenakan. Ssrrraaakk... Dan terjadilah adegan dewasa antara Ana dan Kevin dengan begitu kasar, namun hal tersebut berubah melembut begitu Kevin mengetahui Ana yang masih perawan hingga mencapai puncak kenikmatan mereka. Kevin terkulai lemas di atas tubuh Ana dan memeluk wanita tersebut.  “Maafkan aku telah merebut mahkota berhargamu, tapi aku tak akan pernah menyesalinya, dan itu artinya mulai sekarang kau adalah milikku.” Kevin berkata sambil berkali kali mengecup puncak kepala Ana. “Tidurlah,” ucap Kevin dengan nada memerintah Kevin kemudian mengecup kedua mata indah Ana, hingga tak lama kemudian dengkuran halus terdengar dari mulut wanita berparas cantik tersebut dan Kevin pun ikut terlelap bersama Ana. Wah wah wah... abis ini apa yang bakalan terjadi antara Ana dengan Kevin ya? nantikan terus update dari Jeje ya...

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN