BAB 10. PAGI YANG MEMALUKAN!!

1610 Kata
Kanaya membuka matanya perlahan , mencoba menyesuaikan dengan cahaya matahari pagi yang terpancar dari jendela kamarnya . " Untunglah aku ada dikamar " gumamnya . Ia menyibak selimutnya , bergegas untuk mandi kerena ia merasa tubuhnya begitu lengket . Ia terus berjalan menuju kamar mandi walau hanya memakai bra dan celana dalam , mungkin karena kebiasaannya . Tepat saat Kanaya hendak membuka pintu kamar mandinya , tiba-tiba pintu itu terbuka dari dalam . Rey keluar dari kamar mandi dan ia pun sama terkejutnya dengan Kanaya . Jika Kanaya terkejut karena kemunculan Rey , maka lain halnya dengan Rey , ia terkejut atau lebih tepatnya menegang karena melihat Kanaya yang sedang berdiri tanpa busana . " Aaaa.... " teriak Kanaya dan ia pun reflek berjongkok karena malu . " Lo ngapain disini ?! " tanya Kanaya dengan marah. Sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Rapat-rapat. Kanaya tadi sempat melihat sekilas tubuh Rey yang hanya berbalut handuk sebatas pinggangnya yang hanya membalut tubuh bawahnya. Sedangkan yang bagian atas dibiarkan Shirtless. " Kamu yakin mau denger penjelasanku dengan keadaan kayak gitu ? " tanya Rey sambil terus memperhatikan Kanaya yang sedang berjongkok dibawahnya . " Balik badan , tutup mata ! " perintah Kanaya ketus, ia sudah cukup malu untuk melanjutkan perdebatannya dengan Rey . Dengan berat hati Rey mengikuti perintah Kanaya . Sebenarnya ia masih ingin memandangi lebih lama tubuh mungil tapi sexy milik Kanaya . Hanya dengan membayangkan tubuh sexy itu berada dibawahnya saja sudah membuat 'miliknya' itu makin mengeras. Rey mengikuti perintah Kanaya. Ia membalikkan tubuhnya dan membelakangi Kanaya. Kanaya hanya melirik sedikit dari celah jari-jarinya yang menutupi wajahnya. Hingga dirasa Rey tak lagi Melihatnya. Dengan secepat kilat, Kanaya langsung masuk ke dalam kamar mandi. Dan menutup pintunya keras. Brak!! " s**t! " umpat Rey berbarengan dengan tertutupnya pintu kamar mandi . Setelah hampir setengah jam menunggu , akhirnya pintu kamar mandi pun terbuka . " Rey...! " panggil Kanaya sedikit berteriak dari dalam kamar mandi . " Ya ? " Rey mendekat . " Handukku mana ? " tanyanya dengan nada kesal sekaligus bingung . " Aku pake lah ! " jawab Rey tanpa rasa bersalah yang kemudian dibalas dengan umpatan oleh Kanaya . " Mau berbagi handuk ? " Goda Rey di balik pintu bersama kekehan gelinya. " Ambilin dilemari ku handuk yang satunya lagi , lemari sebelah kiri , paling bawah pojok kanan warna pink " ucap Kanaya tanpa mau berdebat dengan Rey . Rey pun segera mengikuti instruksi yang diberikan oleh Kanaya. Dan sialnya bagi Reynand. Tepat disebelah tumpukan handuk. Terpampang jelas bra dan celana dalam milik Kanaya dengan berbagai warna dan bentuk. Rey terdiam sejenak. Kemudian dia dengan cepat segera mengambil handuk, bra dan celana dalam. Serta baju ganti Kanaya. Dan buru-buru menutup lemarinya lagi. " Nih " ucap Rey sembari menyodorkan handuk kearah pintu kamar mandi yang terbuka sedikit . Kanaya langsung mengambil handuk itu dan dengan segera ia menutup pintu kamar mandi . " Tunggu ! " ucap Rey sambil menahan pintu agar tidak tertutup " Nih " Rey kembali menyodorkan celana dalam , bra , dan pakaian ke dalam kamar mandi . Sebenarnya ia tak rela jika harus melihat tubuh Kanaya kembali tertutup dengan pakaian , tapi apalah daya... ia juga tak ingin menyiksa juniornya . Sudah cukup ia memuaskan matanya semalaman. Sekarang ia sendiri bingung harus memakai apa saat ini. Pasalnya, bajunya semalam terkena muntahan Kanaya dan belum di.cuci. Tidak mungkin ia hanya memakai boxer saja berkeliaran di apartemen Kanaya. Kanaya menerima pakaian yang disodorkan Rey . Seketika pipinya memerah , malu yang semalam saja belum hilang , sekarang malah ditambah lagi . Sebab Kanaya bisa mengingat kembali potongan-potongan kejadian semalam. Hingga berakhir dengan ia yang bangun tanpa pakaian. Namun masih mengenakan pakaian dalamnya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana Rey bisa memilihkan pakaian dengan warna yang begitu serasi . Setelah selesai berpakaian dan mengumpulkan keberanian untuk menghadapi Rey , Kanaya memutuskan untuk membuka pintu kamar mandinya . Ia terkejut mendapati Rey yang sedang duduk di meja riasnya sambil mengeringkan rambutnya dengan menggunakan hairdryer . Dan yang membuatnya makin tercengang adalah Rey hanya mengenakan handuk hello kitty miliknya . " Kamu sudah selesai ? " tanya Rey sambil melirik kearah Kanaya yang sedang menahan tawa . " Ketawa aja , gak usah ditahan " ucap Rey datar dan tanpa disuruh duakali Kanaya pun langsung tertawa sambil memegang perutnya . Entah mengapa bosnya yang satu ini sangat terlihat lucu dengan gaya seperti bencong . " Yah... kalo ketawa bisa buat kamu lupa sama kejadian yang semalam.... " ucap Rey santai dan itu berhasil membuat tawa Kanaya berhenti seketika . " Apa yang lo lakuin dirumah gue ? Siapa yang ngizinin lo ngelepasin baju gue ? Dan siapa juga yang ngijinin lo make barang-barang pribadi gue , hah ?! " cerca Kanaya dengan nada kesal . Rey menghela nafas beratnya , ia meletakkan hairdryer yang ia pegang kembali ketempatnya lalu memandang Kanaya intens . " Kamu semalem mabuk , jadi aku anter kamu pulang . Nah , pas didepan pintu kamu muntahin bajuku , terus kamu ambruk pas didepanku dan akhirnya dress kamu ikutan kotor deh . Jadi aku terpaksa ngelepasin dressnya . Dan juga karena baju kotor dan badan aku bau karena muntahan kamu , aku mandi deh " jelas Rey enteng , seolah ini bukan masalah besar . " Tapi kan lo gak perlu nginep juga disini ! " " Yah mau gimana lagi , aku gak punya baju buat pulang , terus udah terlalu malem juga buat balik . Jadi aku nginep deh . Lagian juga kenapa kamu yang marah-marah ? Harusnya aku dong , karena aku yang paling dirugikan disini " ucap Rey dengan nada sedih . " Maksud lo ? " tanya Kanaya bingung . " Pertama , kamu ngotorin bajuku . Kedua , kamu liat ? Apa yang sudah kamu lakuin ke aku ? " kata Rey sambil menunjuk dadanya yang penuh dengan kissmark . Kanaya yang baru menyadari itupun langsung membungkam mulutnya . Ia tak percaya bahwa ia telah melakukan itu pada Rey . " I... itu bekas ku ? Mak... maksudnya itu aku yang bikin ? " tanya Kanaya bingung . " Ya iyalah Nana , emang bekas siapa lagi ? Gak mungkin kan aku nyesepin d**a sendiri , emang mulutku sepanjang apa ? " kata Rey yang seolah tak terima dengan pertanyaan Kanaya . " A.. aku..mabuk , aku gak tau kalo..itu.." Kanaya bingung ia harus menjelaskan apa . " Sudahlah , aku lapar " ucap Rey sambil memegang perutnya dan itu membuat Kanaya mau tidak mau memperhatikan pergerakan Rey yang menyentuh perutnya . " Rey.. apa kamu mau terus-terusan pake handuk ? " tanya Kanaya sambil memalingkan wajahnya saat ia tak sengaja melihat bagian bawah tubuh Rey . " Apa aku ada pilihan ? " Rey balik bertanya , ia tersenyum saat melihat wajah Kanaya yang mulai memerah 'Astaga... aku makin ingin menerkammu Kanaya ! ' Serunya dalam hati . " Mm.. mau pake bajuku ? Kayaknya aku nyimpen baju yang kebesaran deh , siapa tau muat ? " tawar Kanaya . " Boleh " " Tunggu dulu.. " ucap Kanaya lalu berjalan ke arah lemarinya , ia memperhatikan satu-persatu pakaiannya . " Ketemu ! " serunya kemudian dikuti dengan senyuman seringainya . " Nih , kamu coba aja . Ini baju paling gede yang aku punya , aku mau masak dulu . Kalo udah , nyusul aja ! " ucapnya sambil menyerahkan pakaiannya ke Rey , lalu beranjak pergi meninggalkan kamar . Rey segera memakai pakaian pemberian Kanaya , ia tak punya pilihan . Lebih baik memakainya dari pada harus kedinginan karena cuaca hari ini yang memang tidak bersahabat . Ia berjalan keluar kamar menuju dapur , wangi masakan Kanaya membuat perutnya makin keroncongan . " Na , sudah mateng ? " tanya Rey yang sudah berada dibelakang Kanaya . Kanaya mematikan kompornya , lalu berbalik . Ia terdiam beberapa detik kemudian tawanya pun pecah . " Hahaha... Rey.. kamu lucu.. haha... " Kanaya memegang perutnya , ia tertawa hingga tak mampu untuk tertawa lagi . Perutnya terasa kram akibat tertawa keras. Kanaya hendak menghentikan tawanya tapi ia benar-benar tidak bisa melakukan itu . Ia terus tertawa sambil memandangi Rey yang sudah terlihat kesal . " Apa ? Kamu mau terus ngetawain aku gara-gara aku pake celana pink ketat ? " tanya Rey tak terima . " Kamu kayak fanboynya blackpink , celana pink plus sweater item . Lucu banget... " jelas Kanaya dan itu berhasil membuat Rey makin kesal . " Yaudah ah , nih nasi gorengnya . Aku cuma bisa masak ini sekarang , soalnya aku emang belum belanja " " Hmm.. " Rey tampak tak memperdulikan penjelasan Kanaya , mungkin ia masih kesal . " Enak ? " tanya Kanaya sambil terus memperhatikan Rey yang melahap makanannya antusias . " Lumayan " " Mau nambah ? " " Boleh " Rey menyodorkan piring kosongnya pada Kanaya dan langsung Kanaya isi dengan nasi goreng yang tersisa . " Nih " Kanaya menyerahkan piring Rey lalu beranjak kemar . " Mau kemana ? " tanya Rey yang bingung karena melihat Kanaya sudah berganti pakaian . " Mau belanja " " Aku ikut ! " seru Rey dengan nada seperti anak kecil yang tak ingin ditinggal oleh ibunya . " Terserah , kalo kamu mau keluar pake baju blackpink " ujar Kanaya yang berhasil membuat Rey diam " Aku pergi dulu ! " " Jangan lama-lama ! " Teriak Reynand. " Cerewet ! " Balas Kanaya ketus. " Kanaya !! " teriak Rey mulai kesal . Brak! Kanaya menutup pintu apartemennya kasar . Selama perjalanan menuju pasar yang Kanaya lakukan hanyalah mengumpat Rey.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN