"Ngomongin bisnis apalagi sih, Mam? Udah kaya juga." Ia menyeletuk begitu. Maminya dan Oma Fiandra tertawa lah. Ia sudah capek membungkukan badan tapi jelas percuma lah. Tak akan ada yang bisa ia dengar karena ruangan di dalam memang kedap suara. Pembicaraan itu berlangsung cukup lama. Ya kira-kira hampir dua jam dan akhirnya baru berasa lapar lagi. Maka sudah ada cemilan yang ditawarkan. Dibawa pula untuk duduk di ruang keluarga kedua yang tentunya besar juga dan bagian sebelah kanannya ada pintu yang terhubung langsung dengan kolam renang. Pintu dan dinding ruangan itu berkaca. Pintunya juga sangat lebar. Bisa didorong sehingga tak perlu AC. Angin masuk begitu banyak karena di sekitar kolam renang banyak pohon-pohon. Ya setidaknya untuk kategori rumah di Jakarta, rumah ini begitu teduh.