Ryu memandang kaki langit yang menampakan fajar musim semi dengan muram. Pemandangan itu, tentu tidak mampu menghiburnya. Terutama setelah ia hampir tidak tidur semalaman. Lelah dan penat. Ryu sibuk membuat alasan yang menyebut Hide akan berada di luar negeri selama beberapa saat, untuk memundurkan seluruh jadwal—termasuk sopir yang ditunjuk olehnya, agar tidak membuat Masaki curiga. Menyembunyikan sesuatu dari pria tua berinsting tajam tidaklah mudah. Dan tujuannya untuk mencari udara segar di atap rumah sakit untuk membantu menyegarkan dan menenangkan pikirannya telah gagal. Kepalanya tetap berisi kegelisahan. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ryu, berbalik saat mendengar langkah kaki dari arah belakang punggungnya. Ia memanggil Inoue tadi. “Lebih stabil, sudah tidak lagi ada dalam masa