Dokter yang memeriksa tubuh Hide tentu saja ingin memaki jika bisa. Sayangnya dia tahu benar siapa Hide dan terpaksa menutup mulut, dan hanya terus bekerja mengganti perban Hide. Sebagai ganti, Ryu yang sejak tadi mengomel. Dia tidak habis pikir kenapa Hide terus berdiri dibawah hujan, dengan luka yang belum sembuh dan juga berani mengangkat tubuh Ayu. Dokter yang dibawanya sudah mengatakan luka itu tidak terbuka, dan menyarankan Hide untuk tidak mengangkat beban berat, tapi bagi Ryu teguran itu belum memuaskan. “Aku masih curiga kau ingin menyakiti diri sendiri. Kau yakin tidak ada pilihan lain? Bisa saja…” Ryu diam, karena akhirnya omelan itu mendapat tanggapan. Mata Hide yang menanggapi dengan pandangan yang mungkin bisa membuat salah satu nyawanya kadaluarsa. Ryu akhirnya beralih