Tapi Ayu masih merasa salah saat bibir Hide yang juga terasa hangat menyentuhnya. Ayu tahu jika diamnya adalah salah. Ayu tahu penerimaan itu adalah salah, tapi Ayu tidak tahu bagaimana menolak rasa hangat itu. Ayu tidak tahu bagaimana menolak bibir yang diinginkannya itu. Ayu pernah merasakan bagaimana bibir itu menyentuhnya dengan kasar dan menuntut, tapi yang ada saat ini jauh dari itu. Ayu tidak sedikitpun merasakan paksaan. Bahkan saat tangan Hide yang ada di tengkuknya, menyusup ke atas—di antara rambutnya dan mencengkram lebih kuat, Ayu tidak keberatan. Ayu tidak melawan. Rasa dingin yang dirasakannya karena hujan, tidak lagi penting. Kehangatan yang dibawa bibir itu, cukup mampu untuk membuatnya meleleh. Ayu bisa merasakan banyak hal yang tidak pernah terucap dari sentuhan bibir