Lembah hijau
Steve. Lelaki bertubuh tegap dan kekar itu berjalan melewati hamparan rumput yang begitu luas. Disana dia melihat ada bunga – bunga kecil yang tumbuh dianta rumput dan bebatuan. Sangat cantik, bunga – bunga itu seakan tertata rapi. Hamparan bunga itu membentuk pelangi. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Steve menikmati sejuknya angin semilir dengan melapangkan kedua lengannya.
Langkah steve terhenti ketika ada sebuah batu mendarat dijidatnya.
“Aduh.” Teriak steve.
Lemparan batu itu memang tidak sakit, tapi cukup membuatnya kaget karena dia mengira disana sendirian. Ternyata ada banyak orang lain yang berada disana. Ada anak kecil yang sedang bergulingan di rumput. Ada gadis – gadis yang sedang menyulam bunga menjadi mahkota. Ada pula kakek – kakek yang sedang mencabuti rumput. Dia merasa keheranan, tadi tempat ini begitu sepi. Kenapa setelah dia dilempari batu dan dia membuka matanya, tempat ini begitu ramai. Steve mengucek matanya, seakan tak percaya.
Saat dia fokus memperhatikan sekelilingnya. Tiba – tiba steve tersandung sesuatu hingga tersungkur.
“Kalau jalan lihat – lihat bung.”
Steve melihat asal suara itu. Dia terkejut dan tampak bingung.
“Kenapa? Ganteng kan gue?” ucapnya lagi.
“Nanti setelah 40hari kamu akan mengalami perubahan sepertiku, atau seperti mereka.” Dia menunjuk kesekitar.
Steve melotot. Bingung dan gelisah. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Memangnya ini dimana?” tanyanya.
“Lembah hijau.”
“Lembah hijau?”
“Iya, disini lo akan menunggu balasan kelakukan – kelakuan buruk lo selama hidup.”
“Oh aku sudah mati. Hah? Apa? mati?” Steve semakin kaget, ternyata dia sudah mati.
“Lo kira lo masih hidup? Lo udah metong bung.”
Steve terdiam, dia mencoba mengingat hal terahir yang dia alami. Sedangkan orang itu mengamati steve dengan menaikan sebelah alisnya.
“Percuma lo inget – inget. Ga bakal inget. Intinya kalo lo berada disini. Artinya lo udang metong. Is dead bung.”
“Lalu, kenapa wujudmu kayak gitu? Apa aku juga bakal berubah kayak kamu?”
“Tergantung. Lo baik atau bejat.”
“Kalo kamu?”
“Gue sedang – sedang. Tapi hukuman gue masih belum diumumin. Masih seminggu lagi, gue uda 30hari disini.”
“Kalo aku uda berapa hari ya disini?”
“Dasar pemula. Liat tangan lo, disana ada angka yang nunjukin seberapa lama lo udah ada disini.”
Steve menyingkap lengan bajunya. Tapi tak ada apa – apa disana.
“Tangan kiri lo. Bukan kanan.”
Ditangan kanan Steve terlihat ada angka 3.
“3. Berarti sudah 3 hari aku disini?”
“Yoi. Masih ada 37 hari lagi sampai pengumuman hukuman lo nanti.”
“Terus hari keberapa aku akan mulai berubah?”
“Tiap hari akan ada perubahan dalam wujud lo. Lo aja yang belum nyadar. Nih gue kasih contoh.”
Orang itu mencabut rambut steve. Dan menyerahkan padanya.
“Nih liat.”
“Kok putih sih? Rambut aku udah ubanan dong?”
“Ubanan pala lo pe'a. Itu salah satu perubahan wujud lo. Nikmatin aja, hahahahaha. Oh iya nama gue Deril. Nama lo siapa?”
“Aku Steve.”
“Dih dari tadi ngomong aku kamu kek pacaran aja. Hih jijay.”
“Lah aku selama hidup udah biasa aku kamu. Sejak kapan aku kamu cuma buat sama pacar? Wah kamu orang jekardah ya?”
“Hehe iya sih bener lo, di jekardah emang gitu sih. Jadi kebawa sampe mati. Hahahaha.”
“Der, kamu cowok kan?”
“Kenapa? Cantik ya gue?”
“Dikit.”
“Setelah 29 hari disini. Ingatan – ingatan selama hidup mulai muncul. Dan ada arti dalam setiap perubahan wujud lo, yaitu sesuai kelakuan lo selama hidup. Dulu gue suka jailin adek gue yang cewek. Gara – gara dia tomboy, gue sering beliin dia macem – macem barang cewek. Eh adek gue marah ga terima. Dan dia bilang kenapa ga gue pake sendiri aja biar cantik. Jadilah gue kaya gini, rambut biru panjang ini salah satu wig yang pernah gue beli biat adek gue. Kalo adek gue liat wujud gue kek gini paling dia ngakak puas.”
Ada raut sedih dianta tawa dan penjelasan Deril. Ada penyesalan disorot matanya.
“Terus wujud itu bakal jadi wujud kamu selamanya?”
“Enggalah, nanti setelah 40 hari wujud gue saat bertugas akan berbeda. Kemarin gue liat ada seorang kakek – kakek berubah jadi gadis cantik. Kabarnya dia jadi miss cupid, ituloh yang tugasnya jodoh – jodohin manusia.”
“Kakek jadi gadis cantik? Jadi dia kakek – kakek apa gadis cantik selama hidupnya?”
“Ya gadis lah, haduh susah banget jelasin ke pemula. Dan kenapa gue selalu ketemu sama pemula sih ahir – ahir ini. Capek gue ngeladenin kalian.”
Katanya sambil melirik segerombolan orang yang duduk sambil mengamati obrolan Steve dan Deril.
“Jadi perubahan wujud lo disini itu balesan dari kelakuan lo semasa lo hidup. Gue kayak gini tuh karena adek gue dendam kesumat ga terima gue perlakuin seperti cewek tulen. Nah lo selama hidup bikin kesalahan apa? Aduh lupa gue lo masih 3 hari. Intinya kalo lo selama hidup pernah bikin kesel orang. Dan orang itu sengaja atau tanpa sengaja nyumpahin lo. Maka itulah yang bakal terjadi pada lo.”
“Aku jadi merinding.” Ucap steve.
“Hahaha takut ya lo? Jangan – jangan lo banyak salah sama cewek – cewek seksi ya? Ooops.” Ucap Deril yang kemudian menutup mulutnya.
“Hah kok kamu bilang gitu? Emang apa lagi yang berubah selain rambut?”
“Sory nih ya, bukannya gue napsu liat lo. Tapi p****t lo gede banget kek cewek, semok. Hahahaha” Jawab Deril sambil tertawa. Dia tak lagi bisa menahan tawanya ketika Steve mengecek dengan memegang pantatnya. Orang – orang yang sedang duduk itu pun ikut tertawa.
Mereka memang sudah mati. Tapi hanya kata mati saja perbedaannya. Mereka masih sama merasakan sakit, sedih, bahagia, kecewa. Steve terlihat murung setelah mengetahui pantatnya jadi semok. Dia merebahkan tubuhnya disamping Deril yang masih saja tertawa.
“Kayanya gue banyak salah sama cewek p****t semok ya.” Ucap Steve dan membuat Deril semakin ngakak tak berhenti – berhenti.
“Udalah jangan ketawa terus. Risih tau punya p****t gini.”
“Makanya hidup tuh jangan sembarangan bung.”
“Nah kamu juga gitu kok.”
“Kita senasib lah. Hahaha.”
Steve pun tertawa mendengar ucapan Deril. Meraka ngobrol lebih dalam. Lebih tepatnya Deril menjelaskan hal – hal yang belum diketahui oleh Steve. Seperti jam makan, jam bersih – bersih, jam mandi bahkan jam tidur. Steve bingung, katanya selama dia berada di Lembah hijau itu, dia merasa baru saja berjalan dan kemudian mendapati keanehan – keanehan setelah ada yang melemparinya batu.
Deril pun menjelaskan, bahwa lemparan batu adalah tanda bahwa dia sudah disetujui untuk masuk di Lembah hijau. Semacam tiket masuk lembah hijau. Dulu saat Deril dilempar batu, dia pun sama seperti Steve yang bingung. Dia pun bertemu dengan Gozi yang menjelaskan semuanya. Sekarang Gozi sedang menjalani hukuman sebagai malaikat pencabut nyawa. Karena selama hidupnya Gozi menjadi begal, dia sering menyamar sebagai pocong untuk menakuti korbannya. Jadilah dia bentuknya seperti pocong saat pengumuman tugas. Rambutnya terkuncir ke atas dengan lingkar mata hitam, tapi tangan dan kakinya tak terikat. Hanya saja dia hanya bisa loncat saat menjemput orang yang akan mati.
“Jadi kamu bakal ingat segala hal dalam hidupmu setelah 29 hari. Yaitu hari ke – 30. Kenap kamu mati, kesalahan – kesalahanmu, keluarga, cinta dan semuanya.”
“Waktu disini apa sama dengan di dunia?”
“Ah aku lupa, sekarang sudah jam bersih – bersih. Ayo cepat, sebelum para jaguar keluar sambil bawa pecut.” Ucap Deril sambil menyeret tangan Steve saat berlari.
“Wah uda pake aku kamu, kaya pacaran aja. Hahahaha” Steve membalas perkataan Deril. Tertawalah mereka bersama.
Jam bersih – bersih ditandai dengan berubahnya langit menjadi warna hijau, yang artinya mereka harus segera membersihkan Lembah hijau.