13. Pisah Kamar

1166 Kata

Malik frustasi. Mengusap rambut kasar. “Gila lo!! b******n, lo!! b*****h! b*****t! Dasar p*******a! Anak-anak pun lo kawini. Apa bedanya lo sama gue?” Malik menyumpah-nyumpah sambil menunjuk-nunjuk wajah Ayub. Amarahnya telah membuncah dan matanya semakin memerah. Jika sudah begini, Ayub tidak yakin Malik akan tinggal diam. Kemarahan telah membuat Malik seperti orang kerasukan. Dalam hati Ayub terus mengucap kalimat tahlil dan diselingi kalimat Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Ia ingat doa yang diucapkannya setiap kali akan bepergian. Doa meminta perlindungan pada Allah. Maka manusia mana yang bisa mengganggu orang yang telah berlindung dibalik kekuasaan Tuhan semesta alam? Hanya Dia yang memiliki kuasa membolak-balikkan hati manusia. Hanya Dia yang memiliki keb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN