19. Marah

1094 Kata

Salwa memasuki rumah dan langsung menuju dapur. Tenggorokannya terasa haus sehingga ingin meneguk air mineral yang dingin. Langkah kakinya memelan begitu sampai di ambang pintu dapur dan beradu pandang dengan Ayub yang sedang duduk menghadap meja makan. Pandangan Salwa beralih ke meja yang kosong. Ia sadar Ayub pulang kerja tanpa disambut makanan di meja makan. Dan setelah ini, ceramah sepanjang-panjangnya pasti sudah menantinya. Sekilas Salwa melirik Ayub sambil menuangkan air minum ke gelas yang baru saja diambilnya dari rak. Meneguknya dengan degupan kuat. “Kamu dari mana?” “Dari... banyak tempat. Mol, kafe, sama di rumah temen juga,” jawab Salwa ketus. Sadar dengan kesalahannya yang pergi tanpa tau waktu, tapi tidak mau terlihat salah dan disalahkan sehingga pasang nada k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN