“Halo, pengantin baru!” Zul menyenggol lengan Ayub. “Apa kabar?” Ayub yang sedang berjalan di koridor kampus tidak menghiraukan. Menoleh sebentar ke muka Zul yang tersenyum lebar lalu pandangannya kembali ke depan. “Ce’ileee…. Cuek ni yee. Ditanyain kabarnya gimana kok nggak dijawab?” “Baik,” singkat Ayub. “Baru aja nikah penampilan udah beda banget.” Pandangan Zul menyapu penampilan Ayub dari ujung kaki ke kepala. Ayub tidak menghiraukan. “Itu mukamu kenapa monyong gitu? Nggak sedep banget ditengok. Abis kena tabok setan?” lanjut Zul. Ayub meraba wajahnya sendiri. Kemudian berhenti di depan jendela kaca sebuah ruangan, berkaca sebentar. Zul benar, ia terlihat tidak bahagia. Zul meletakkan siku tangan di pundak Ayub, ikut memperhatikan wajah tampan sahabatnya yang memantu