19. Seperti Menghadapi Gerombolan Serigala

1037 Kata
“Tapi selama aku menjadi menantu di dalam keluarga itu nggak ada satupun di antara orang-orang yang ada di dalam rumah itu yang membicarakan tentang Soni Dirgantara maupu Leonel Dirgantara. Padahal setiap tahunnya mereka selalu memperingati hari kematian Ivander, anak sulung Joni Dirgantara yang telah meninggal tujuh tahun yang lalu. Bahkan Kakek Beni juga nggak pernah menyebut nama-nama mereka berdua.” Farusman mengangguk paham. Dia mengerti ketidaktahuan hingga kebingungan yang dialami oleh Abigail saat ini. Pada saat berita tentang Soni Dirgantara ramai dibicarakan oleh media, Abigail belum mengerti apa pun tentang keluarga konglomerat yang bermasalah saat itu. Ditambah lagi berita-berita tentang Soni Dirgantara dan semua hal yang berkaitan tentang keluarganya dihapus dari peredaran jagat maya. Sehingga membuat masyarakat lupa akan topik panas yang pernah terjadi di masa itu. Tentu saja hal itu tak luput dari campur tangan Joni Dirgantara. Jadi wajar saja jika Abigail tidak tahu apa-apa tentang Soni Dirgantara dan keluarganya. Membuat Abigail menjadi paham akhirnya alasan perceraian dirinya dengan Kenny tidak pernah dibicarakan sedikitpun oleh masyarakat. Jangankan untuk membahas topik perceraian mereka, masyarakat tahu Kenny pernah menikah dengan seorang gadis bernama Abigail saja belum tentu ada yang tahu. Jadi bukan hal sulit bagi seorang Joni Dirgantara untuk menutup mulut semua anggota keluarga Dirgantara ataupun siapa saja yang berada di dalam kediaman keluarga Dirgantara agar tidak pernah membicarakan tentang Soni Dirgantara dan keluarganya, karena menutup mulut hampir seluruh lapisan masyarakat saja bisa dengan mudah dilakukannya. Setidaknya begitulah yang ia tangkap dari penjelasan ringkas Farusman tentang alasan kenapa tidak pernah mendengar tentang Soni Dirgantara dan keluarganya yang disingkirkan dari daftar keluarga Dirgantara. “Jadi sebenarnya Nona Abigail tidak perlu lagi takut berada di tengah-tengah masyarakat pasca perceraian dengan Kenny, karena belum tentu di antara mereka yang tahu bahwa Anda adalah mantan istri Kenny,” ujar Farusman seolah mengerti kegelisahan yang dirasakan oleh Abigail dan alasan perempuan itu menutup diri setelah bercerai dari Kenny. “Tapi aku tetap saja merasa nggak aman berada di luar sana. Nyawaku seolah terancam dan mereka sedang mengintaiku saat ini,” ujar Abigail berterus terang. “Saya yang akan menjamin keselamatan Anda, Nona. Tapi pesan saya sekarang Anda sudah tahu tentang Leonel Dirgantara. Jadi berhati-hatilah dengan laki-laki itu. Tidak menutup kemungkin wataknya sama dengan anggota keluarga Dirgantara yang lainnya,” ujar Farusman menegaskan. “Baik, Pak. Saya pasti akan lebih berhati-hati lagi setelah ini.” Farusman lalu mengajak Abigail kembali ke ruang pesemayaman untuk mengantisipasi mereka menjadi bahan pembicaraan anggota keluarga dan para pelayat yang masih berada di rumah duka. Pada saat Abigail telah kembali dari tempat mengobrol rahasianya dengan Farusman ternyata dia sudah ditunggu oleh beberapa kerabat keluarga Santana yang masih bertahan di rumah duka, padahal mereka sudah tidak ada kepentingan apa pun di tempat ini. Salah satu kerabat yakni Stefani menyeret Abigail ke ruang tunggu VIP. Wanita itu menghina dan merendahkan Abigail bahkan menuduh Abigail berbohong soal pengakuannya saat di ruang pesemayaman tadi. Namun ucapan Stefani dibantah habis-habisan oleh Farusman. Farusman yang merupakan kuasa hukum Santana Group, pengacara pribadi Santana, sahabat dekat sekaligus penasehat keluarga Santana adalah satu-satunya orang dari luar keluarga Santana yang tahu kehidupan Abigail selama 25 tahun terakhir. Orang kepercayaan ayah Abigail itu lalu menyampaikan tentang siapa Abigail dan hak-hak yang akan diterima oleh Abigail setelah seluruh anggota keluarganya telah tiada. “Kamu pikir kami akan percaya pada semua kata-katamu itu, Furasman?” ucap Stefani dengan sengit setelah Furasman menyelesaikan penjelasannya. “Kami akan menempuh jalur hukum jika perempuan nggak jelas itu sampai masuk ke dalam kekeluargaan Santana. Saya adalah satu-satunya saudara kandung yang masih hidup setelah abang saya dan anggota keluarga intinya tiada. Jadi sayalah yang berhak mengatur dan mengambil keputusan setelah ini.” “Silakan kalau Nona Stefani mau menempuh jalur hukum. Saya tidak akan keberatan sama sekali karena saya mengantongi semua bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Nona Abigail adalah benar putri kandung dari Bapak Santana. Saya juga akan menunjukkan bukti bahwa telah terjadi pernikahan yang sah antara Pak Santana dan Nona Yosephine sebelum kelahiran Nona Abigail,” tegas Farusman. “Kalau begitu tunjukkan saja bukti-buktinya di pengadilan.” “Saya tidak perlu menunggu di pengadilan karena saya sudah menyiapkannya saat ini. Saya memang sudah mengantisipasi hal seperti ini akan terjadi ketika hendak memperkenalkan Nona Abigail sebagai putri tunggal Pak Santana yang sah.” Wajah Stefani pucat pasi menghadapi ketegasan Farusman. Wanita berwajah angkuh itu tidak lagi melanjutkan perdebatannya dengan Farusman yang notabene mengerti banyak hal tentang hukum. Kalau semua bukti-bukti yang berada di tangan Farusman adalah benar adanya, maka posisinya sebagai anggota senior Santana Group akan tidak aman kalau dia mencari perkara dengan Farusman. Jadi Stefani memilih diam setelahnya. Namun Stefani tidak akan tinggal diam dan membiarkan Abigail menduduki posisi yang telah dincarnya dari sejak lama. Dia akan mencari tahu tentang kehidupan Abigail sebelum derajatnya terangkat setinggi ini. Dia akan mencari informasi sedetail mungkin latar belakang Abigail di kehidupan yang lalu hingga bisa bisa mendadak menjadi calon pewaris seluruh aset dan harta kekayaan milik keluarga Santana, termasuk di dalamnya Santana Group di dalamnya. Orang-orang yang tadinya berkumpul di ruang tunggu VIP untuk menyaksikan perdebatan sengit itu seketika bubar. Kini tinggal Abigail saja yang bertahan di ruangan itu bersama Farusman tentunya. “Nona Abigail tenang saja. Saya akan selalu menjadi garda terdepan untuk melindungi Nona Abigail,” ujar Farusman. “Terima kasih, Pak. Kalau nggak ada Pak Farusman saya nggak yakin bisa menghadapi situasi sulit seperti ini. Tentunya juga saya akan pilih mundur dan menganggap bahwa diri saya bukan bagian dari keluarga Santana.” “Anda harus mendapatkan hak-hak yang tidak pernah Anda dapatkan selama 25 tahun terakhir. Sudah sewajarnya Anda mempertahankan sesuatu yang memang seharusnya menjadi milik Anda.” “Baik, Pak. Lakukan saja yang terbaik, aku akan menuruti semua kata-kata Pak Farusman.” “Terima kasih atas kepercayaan Nona Abigail kepada saya. Saya akan menjaganya sebaik mungkin sebagaimana saya menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh Ayah Anda kepada saya.” “Pak Farusman orangnya sangat setia ya. Pantas saja Ayah begitu mempercayai Pak Farusman.” “Pak Santana telah banyak memberikan bantuan kepada saya hingga saya bisa berdiri di sini saat ini. Jadi sudah saatnya saya membalas semua kebaikan beliau.” Abigail tersenyum lembut kepada Farusman. Berada di dekat pria yang memang pantas dianggapnya sebagai ayah itu cukup membuatnya tenang dan merasa terlindungi. ~~~ ^vee^
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN