37. Hari Yang Sama Dalam Luka

1968 Kata

Melihat luka bakar itu Xander langsung membimbing Adhisti menuju wastafel, kemudian membasahi luka tersebut dengan air mengalir dari kran. "Tahan ya! Supaya rasa sakit di lukanya mereda!" Adhisti mengepalkan tangan, membenamkan wajah di pundak Xander. "Sakit banget Mas, perih!" "Iya," Xander juga membasahi lap dengan air lalu mengusap-usapkan pada lutut Adhisti. "Makanya ini dibasuh dulu sebelum diobati." "Aduh…," Adhisti menggigit bibirnya. "Sakit sekali, Mas." "Nggak apa-apa, nanti diobati." ujar Xander menenangkan. Luka itu menjadi merah, pada bagian sisi yang membiru. Adhisti terus merintih, sesekali juga melempar pandangan ke arah lain. Demi untuk meredakan rasa sakit yang begitu menyiksa, dia memejamkan mata. "Kenapa bisa begitu Mbak?" Pertanyaan datang dari belakang, Adhisti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN